Keterbelakangan atau retardasi mental adalah cacat perkembangan yang pertama kali muncul pada anak di bawah usia 18 tahun. Ketika fungsi intelektual jauh di bawah rata-rata yang diukur dengan tes kecerdasan standar dan itu juga menyebabkan keterbatasan dalam kehidupan sehari-hari orang atau fungsi adaptif.
Keterbelakangan mental dapat dikategorikan berdasarkan pada tingkat IQ seorang anak dan seberapa baik mereka menyesuaikan dalam masyarakat. Pada dasarnya keterbelakangan mental dibagi menjadi 4 kategori. Hal tersebut antara lai sebagai berikut. (Baca juga mengenai pengaruh pendidikan karakter terhadap jiwa anak).
Retardasi mental atau populer dengan sebutan keterbelakangan mental (Juga disebut cacat kognitif atau cacat intelektual)adalah gangguan perkembangan yang ditandai dengan kecerdasan jauh di bawah rata-rata (intelligence quotient [IQ] di bawah 70) dan ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Keterbelakangan mental singakatnya berarti seseorang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata. (Baca juga mengenai pengaruh permainan terhadap perkembangan jiwa anak).
Tingkat keparahan retardasi mental sering diukur dengan kecerdasan intelektual pasien (IQ). Tingkat keparahan keterbelakangan mental dibagi menjadi lima kategori:
- Retardasi ringan: IQ berkisar antara 50 dan 55 untuk sekitar 70.
- Raterdasi moderat: IQ berkisar antara 35 dan 40 untuk antara 50 dan 55.
- Retardasi parah: IQ berkisar antara 20 dan 25 untuk antara 35 dan 40.
- Retardasi mendalam: IQ di bawah 20 atau 25.
- Tidak dikategorikan: IQ tidak dapat diuji, tetapi diasumsikan rendah.
Berikut ini beberapa cara mengatasi gangguan mental pada anak yang efektif: (Baca juga mengenai cara mengatasi stress pada anak usia dini dengan tepat).
1. Lengkapi Nutrisinya
Gangguan mental tanpa disadari bisa jadi akibat orang tua yang kurang memperhatikan nutrisi anak. Karena itu pastikan anak mendapatkan makanan sehat untuk tumbuh kembang anak. Misalnya buah dan sayuran. Manfaat buah untuk anak tentunya sangat besar bagi tumbuh kembang anak baik secara fisik dan mental.
Dengan nutrisi yang baik, anak akan memiliki energi positif untuk berbuat sesuatu yang positif pula. Sehingga menghindarkan mereka dari resiko keterbelakangan mental. (Baca juga mengenai ciri ciri anak kurang konsentrasi dan cara mencegahnya).
2. Berikan Dukungan
Seringkali anak yang mengalami gangguan mental merasa minder dan tidak percaya diri. Oleh sebab itu ajarkan cara meningkatkan rasa percaya diri anak. Jangan biarkan mereka ketakutan menghadapi keadaan mereka. Namun sebaliknya, ketahui cara mengatasi rasa takut pada anak. Sehingga anak dapat mengatasi gangguan mental mereka dengan baik. Terutama jika mereka merasa didukung sepenuhnya, maka mental anak akan berkembang secara maksimal. (Baca juga mengenai cara menghilangkan stres pada anak).
3. Temukan Diagnosanya
Penanganan yang tepat hanya dapat dilakukan apabila diketahui diagnosa yang pasti. Ada banyak macam-macam gangguan pada tumbuh kembang anak. Dapatkan diagnosa yang spesifik. Jika diketahui secara jelas penyebab masalah mental pada anak, maka orang tua dapat mengatasi sumbernya secara langsung. Jika tidak maka segala usaha pengobatan dan terapi tidak akan tepat pada sasaran.
4. Berikan Hiburan
Anak dengan masalah mental bisa jadi akibat beban pikiran yang mendalam. Entah karena tekanan dari sekolah ataupun teman-temannya. Karena itu ada baiknya berikan anak hiburan yang dapat membuat mereka senang. Misalnya dengan berlibur,
tentunya salah satu manfaat liburan untuk anak yaitu dapat mengurangi beban pikiran anak. Atau biarkan mereka puas bermain, sebab manfaat bermain untuk anak usia dini termasuk untuk menghindari kondisi psikologis anak yang kurang baik.
5. Konsultasikan Pada Ahlinya
Sebaiknya ketahui tips memilih dokter anak yang tepat. Mengapa? Karena dalam kondisi ini sangat penting mencari dokter anak yang informatif tentang perkembangan mental anak. Dengan informasi serta penanganan yang tepat, maka keadaan anak dapat cepat diatasi. Jika tidak demikian, bisa jadi masalah mental anak menjadi makin serius dan terbawa hingga mereka dewasa nanti.
6. Arahkan Anak
Anak yang bermasalah mentalnya membutuhkan arahan dan pengertian yang lebih detail. Dibandingkan dengan anak yang sehat dan perkembangan mental yang normal. Apabila mendapat pengarahan yang baik, maka sejak dini anak memahami batasan-batasan yang dapat dan tidak dapat mereka lakukan.
Misalnya ajarkan anak untuk taat sejak kecil dengan cara mengajarkan disiplin pada anak. Hal ini akan melatih mental anak untuk patuh dan taat pada orang tua. Sehingga di kemudian hari anak tidak menjadi malas ataupun melawan orang tua.
7. Pemilihan Sekolah
Dengan kemampuan di bawah rata-rata normal, kadangkala anak dengan retardasi mental kategori ringan tidak tampak mengalami gangguan. Gangguan akan mulai terdeteksi ketika anak mengalami masalah dalam bidang akademik.
Untuk itulah, cari rujukan dari psikolog mengenai sekolah terbaik yang sesuai dengan kebutuhan anak. Jangan merasa gengsi untuk memasukkan anak di Sekolah Luar Biasa karena sebenarnya itulah yang dibutuhkan oleh anak. Memaksakan anak untuk sekolah di sekolah normal dapat menimbulkan masalah lain seperti bullying dan gangguan emosional.
8. Melatih Kemampuan Berbahasa
Secara berkala, ajari anak untuk melatih kemampuan berbahasa. Secara perlahan, ajarkan kosakata yang dapat membantu dia berinteraksi dengan dunia sekitar. Tekankan pada kata-kata yang dia butuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
9. Mengajari Anak Untuk Aktif
Di kehidupan sehari-hari, anak dengan retardasi mental memiliki pilihan yang sangat terbatas mengenai aktivitas yang bisa dia lakukan. Kebanyakan anak dengan retardasi mental hanya menghabiskan waktu dengan menonton TV atau mendengarkan radio. Hal ini bisa menyebabkan perilaku pasif pada anak. Ajarkan anak kegiatan-kegiatan yang dapat membuat dia berinteraksi dengan orang lain. Anak juga bisa dituntun untuk memiliki hobi yang menguntungkan seperti memasak, melukis, dsb.
10. Perhatikan Rasa Penghargaan Diri Si Anak.
Dalam maksud, jangan membanding-bandingkan dengan anak yang tidak mengalami retardasi mental.
11. Perkembangan Seksual
Masalah seksual juga perlu mendapat perhatian serius. Ajari anak untuk memahami masalah-masalah pubertas yang mungkin muncul, seperti menstruasi atau mimpi basah. Anak juga harus diberikan pengertian tertentu agar tidak terjebak pada pelecehan seksual. Sangat disarankan untuk menemui dokter atau psikolog yang bisa memberikan anjuran mengenai penanganan masalah seksual anak.
12. Persiapan Untuk Masa Depan
Bekali anak dengan keterampilan-keterampilan hidup yang akan membantu ia untuk tidak terlalu bergantung pada keluarga. Ajarkan pula cara berkomunikasi dengan baik, etika ketika berada di tempat umum, ketepatan waktu, hingga kemampuan untuk berkarir di pekerjaan sederhana.
Sadari orang tua atau keluarga tidak bisa selamanya menjaga hidup anak. Salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kemandirian anak adalah dengan menempatkan anak pada sekolah yang tepat, sekolah yang berfokus pada peningkatan life-skill anak.
Demikian yang dapat disampaikan penulis, semoga menjadi wawasan yang berkualitas dan bermanfaat. Terima kasih.