Home » Gangguan Psikologi » Sindrom » Sejarah Hari Down Syndrome yang Perlu dipahami

Sejarah Hari Down Syndrome yang Perlu dipahami

by Gendis Hanum Gumintang

Hari Down Syndrome Sedunia atau World Down Syndrome Day (WDSD) yang diperingati setiap tanggal 21 Maret ini secara resmi disampaikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak tahun 2012. Tanggal 21 Maret ini dipilih karena tanggal 21 merupakan minggu ke-3 dalam satu bulan dan bulan Maret adalah bulan ke-3. Hal tersebut bertujuan untuk menunjukkan keunikan dari trisomi dari kromosom ke-21 yang menyebabkan gangguan down syndrome.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai down syndrome, gangguan ini sendiri merupakan kondisi yang biasanya disebabkan oleh kesalahan pada saat pembagian sel sehingga terdapat sebuah embrio yang memiliki tiga kromosom ke-21. Kondisi tersebut sering kali berhubungan dengan keterlambatan perkembangan fisik, gangguan intelektual rendah hingga menengah, dan karakteristik fitur wajah tertentu.

Down syndrome yang kurang lebih terjadi pada 6.000 kelahiran bayi setiap tahunnya atau sekitar 1 dari 100 anak yang lahir ini kebanyakan terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. Selain itu, berdasarkan penelitian juga diketahui bahwa beberapa perempuan yang hamil pada usia 35 tahun ke atas lebih berpotensi memiliki anak dengan down syndrome dibanding mereka yang hamil di usia lebih muda.

Istilah down syndrome ini bermula dari dokter asal Inggris bernama John Langdon Down yang menjelaskan tentang sindrom tersebut pada tahun 1899. Beberapa aspek terkait sebenarnya sudah pernah dijelaskan oleh psikiater asal Prancis, yakni Jean-Etienne Dominique pada tahun 1838 dan ahli fisika asal Prancis, yaitu Edouard Seguin pada tahun 1844. Kemudian ditemukan bahwa faktor down syndrome adalah genetik ditemukan pada 1959.

Sejarah Hari Down Syndrome Sedunia ini bermula dari perhatian pada tahun 2006. Pada saat itu, Asosiasi Down Syndrome Singapura merilis sekaligus menjadi tempat perilisan dari situs WDSD (World Down Syndrome Day) sejak tahun 2006 sampai 2010 atas nama DSi untuk merekam seluruh aktivitas terkait dengan down syndrome secara global.

Setelah itu, Federasi Brazil terkait Asosiasi Down Syndrome bekerja dengan Down Syndrome International untuk merilis kampanye tambahan yang dapat menyebarkan dukungan internasional secara umum. Berdasarkan upaya yang dilakukan Brazil dan Polandia, upaya resolusi diadopsi dengan dilaksanakannya pertemuan Komite Ketika dari Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Kamis, 10 November 2011.

Kemudian kelompok-kelompok dan asosiasi-asosiasi down syndrome di seluruh dunia berkampanye agar pemerintah dari negara mereka mau turut serta membantu proses resolusi terkait perhatian pada orang dengan gangguan down syndrome. Resolusi tersebut pun akhirnya dapat disponsori oleh 78 negara yang menjadi anggota dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Tidak hanya itu, DSi atau Down Syndrome Internasional juga merilis petisi internasional untuk menetapkan Hari Down Syndrome Sedunia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Petisi tersebut mendapat lebih dari 12.000 penandatangan dalam kurun waktu 2 minggu. Akhirnya, karena sudah banyak desakan yang muncul, hal ini dapat disampaikan pada Ketua dari Komite Ketiga PBB.

Usaha yang dilakukan DSi dan federasi lainnya di seluruh negara tidak sia-sia. Pada 19 Desember 2011, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mendeklarasikan bahwa tanggal 21 Maret menjadi Hari Down Syndrome Sedunia. Pada tanggal 21 Maret 2012, barulah hari besar ini mulai diperingati.

Sejak saat itu, Majelis Umum berencana untuk melihat Hari Down Syndrome Sedunia setiap tahunnya dengan mengundang negara anggota, organisasi terkait dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta organisasi internasional semua, termasuk organisasi non-pemerintah dan sektor privat untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terkait down syndrome.

Adanya Hari Down Syndrome Sedunia ini tentunya tidak dibuat hanya untuk menjadi sekadar peringatan, tetapi memiliki peran penting untuk meningkatkan kesadaran mengenai gangguan ini dan menemukan cara untuk meningkatkan kualitas hidup mereka yang memiliki down syndrome. Hal itu dikarenakan, banyak orang yang memandang ‘berbeda’ secara negatif pada individu dengan gangguan, termasuk down syndrome.

Bagi kita yang diberi karunia dapat hidup dengan kondisi baik, tentunya harus ambil bagian sebagai pendukung gerakan peduli terhadap mereka yang memiliki down syndrome. Misalnya dengan mendatangi karnaval, konser, maupun konferensi terkait. Kita juga dapat melakukan cara-cara lain yang dapat membantu sebab individu dengan down syndrome juga berhak hidup seperti manusia pada umumnya.

Demikianlah penjelasan mengenai sejarah Hari Down Syndrome Sedunia. Kesimpulannya, hari yang disebut juga dengan World Down Syndrome Day dalam bahasa Inggris ini adalah hari yang secara resmi diperingati pada tanggal 21 Maret setiap tahunnya. Down syndrome sendiri adalah kondisi ketika seseorang lahir dengan tambahan pda kromosom ke-21.

John Langdon Down merupakan orang yang mempopulerkan gangguan down syndrome sehingga terdapat namanya dalam gangguan ini. Sedangkan untuk Hari Down Syndrome Sedunia sendiri dimulai sejak tahun 2006 oleh Asosiasi Down Syndrome Singapura. Kemudian kampanye Federasi Brazil terkait Asosiasi Down Syndrome dilakukan untuk meningkatkan dukungan dari internasional.

Hingga pada akhirnya berkat usaha seluruh asosiasi down syndrome dari berbagai negara, termasuk DSi, Majelis Umum PBB pada 19 Desember 2011 mendeklarasikan bahwa 21 Maret menjadi Hari Down Syndrome Sedunia dan baru diperingati pada tahun sebelumnya. Secara umum, peringatan ini dibuat untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap mereka yang memiliki gangguan down syndrome

You may also like