Selama masa kanak – kanak awal, anak usia dini tidak hanya tumbuh secara fisik namun juga tumbuh secara mental. Anak – anak di usia ini akan terus meningkatkan kemampuan dalam mengamati dan berinteraksi dengan dunia di sekelilingnya. Mereka juga akan membuat lompatan besar dalam bagaimana mereka memproses, menyimpan dan menggunakan informasi. Fase perkembangan kognitif melambangkan langkah maju yang penting dalam perkembangan seorang anak. Bayi – bayi seringkali dianggap sebagai makhluk yang sederhana dan pasif, atau bahkan sebagai orang dewasa kecil.
Hingga Jean Piaget menyatakan teori mengenai perkembangan kognitif anak usia dini bahwa anak – anak sebenarnya berpikiran berbeda dari orang dewasa dan bahwa orang – orang mulai melihat masa kanak – kanak dan remaja sebagai suatu periode unik dari perkembangan dan pertumbuhan seseorang. Orang dewasa kerap mengesampingkan kemampuan intelektual luar biasa dari anak usia dini dan bayi, bahkan tidak mengerti tentang tahap perkembangan kognitif anak. Namun para pemikir modern dan peneliti telah menemukan bahwa bayi – bayi pada kenyataannya selalu belajar, berpikir dan menjelajahi dunia di sekelilingnya.
Contoh Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Bayi baru lahir bahkan menyerap informasi dan mempelajari hal – hal baru dengan aktif. Mereka juga kerap menemukan hal – hal baru mengenai diri mereka sendiri. Pada 1952, Jean Piaget mempublikasikan bahwa perkembangan kognitif pada anak – anak muncul dalam empat tahap berbeda. Masa kanak – kanak awal digolongkan sebagai anak usia dini yaitu dari usia 0-8 tahun. Dua tahap yang berada pada usia tersebut adalah tahap Sensorimotor untuk 0-2 tahun dan tahap Pra Operasional yang berlangsung dari 2-8 tahun berdasarkan teori Piaget.
Pada tahap Sensorimotor, anak akan mempelajari mengenai dunia melalui indera – indera mereka dan belajar memanipulasi objek. Sedangkan pada tahap Pra Operasional, anak akan mulai mengembangkan imajinasi dan memorinya. Mereka juga akan mampu memahami hal – hal secara simbolis dan memahami konsep lampau serta masa depan. Beberapa contoh perkembangan kognitif pada masa kanak – kanak awal yang bisa terjadi pada tahap Jean Piaget tersebut antara lain:
- Berkembangnya Kesadaran Diri
Bayi memasuki dunia ini dalam tahap sensorimotor dari perkembangan kognitifnya. Tahap ini ditandai oleh penemuan – penemuan ketika bayi mulai mengeksplorasi bagaimana tubuh mereka berinteraksi secara fisik dengan dunia di sekeliling mereka. Ini adalah tahap dimana bayi mulai mengenali atau mengembangkan kesadaran diri dan mulai menyadari bahwa dunia sekelilingnya bukanlah merupakan perpanjangan dari diri mereka, melainkan sesuatu yang terpisah.
- Menyadari Keberadaan Objek Lain
Selama tahap sensorimotor, para bayi belajar mengenai konsep dari objek yang permanen dan mulai memahami bahwa sebuah objek atau orang akan tetap ada walaupun mereka tidak dapat dilihat. Bayi yang telah memahami ini mungkin akan menangis ketika ibunya meninggalkannya dengan orang lain, karena ia memahami bahwa ibunya masih ada dan hanya meninggalkannya ke tangan orang lain. Sebaliknya, bayi yang belum memahami objek permanen mungkin akan kehilangan minat ketika mainannya diambil dari pandangannya, sementara yang sudah paham akan mencari mainan tersebut secara aktif.
- Penalaran Transduktif
Seiring dengan perkembangannya dari bayi menjadi balita, anak juga akan mengalami kemajuan dari tahap sensorimotor ke tahap pra operasional. Tahap pra operasional termasuk penalaran transduktif, yang melibatkan pemahaman mengenai dua hal yang sebenarnya tidak benar – benar berhubungan atau pemahaman mengenai sebab akibat. Anak mungkin akan menggunakan logika ini ketika ia menyatakan bahwa buah jeruk adalah sebuah bola karena keduanya memiliki kesamaan yaitu berbentuk bulat.
- Perilaku Egosentris
Anak – anak dalam tahap pra operasional mungkin akan menunjukkan tanda – tanda egosentris. Balita akan cenderung berpikir bahwa dunia berputar di sekeliling mereka dan itu disebabkan karena mereka tidak mampu melihat berbagai situasi dari sudut pandang lain kecuali sudut pandang dirinya sendiri. Banyak balita dan anak pra sekolah belum mendapatkan pemahaman atau konsep dari sudut pandang orang lain, dan ini mungkin akan membuat mereka tampak menuntut pada orang tua atau orang dewasa lainnya. Anak – anak umumnya akan menunjukkan pengurangan perilaku egosentris ketika mereka memasuki usia sekolah dasar dan mulai mempelajari arti berbagai serta belas kasih.
Aspek Kognitif Kanak – kanak Awal
Piaget sendiri memasukkan penggambaran masa kanak – kanak awal pada tahap pra operasional yaitu tahap utama kedua dalam teori perkembangan kognitifnya. Pada tahap ini walaupun anak sudah lebih ahli dalam pemikiran simbolis, namun ia belum dapat menggunakan logikanya. Kemajuan yang dicapai anak pada pemikiran di tahap pra operasional menurut Piaget yaitu:
1. Fungsi Simbolis
Fungsi ini menggambarkan kemampuan anak untuk menggunakan representasi mental dengan kata – kata, angka atau gambar. Pada tahap ini anak bisa membayangkan bahwa benda – benda atau orang memiliki berbagai benda lain dari yang sebenarnya benar – benar dipunyai. Misalnya, mengkhayalkan bahwa sepotong penggaris adalah sebuah pedang sakti milik ksatria tertentu yang diketahuinya dari dongeng sebelum tidur. Fungsi ini tentu akan berbeda pada proses perkembangan kognitif anak berkebutuhan khusus.
2. Pemahaman Identitas
Pada tahap ini akan mampu menyadari bahwa perubahan yang terjadi secara artifisial tidak berarti mengubah sifat alami dari suatu hal. Misalnya ketika ibunya sedang bermain peran dengan menggunakan aksesori sebagai nenek sihir atau bidadari, anak akan mengetahui bahwa dibalik peran tersebut masih ada ibunya yang asli.
3. Pemahaman Sebab Akibat atau Transduksi
Kemampuan anak untuk menghubungkan suatu fenomena khusus secara mental walaupun ada atau tidaknya hubungan sebab akibat yang logis. Contoh ketika melihat sebuah apel jatuh ke tanah, anak akan mencari siapa yang melemparkan apel itu dari atas pohon. Pengaruh psikologi kognitif dalam perkembangan anak usia dini akan sangat besar untuk membantu memahami aspek – aspek kognitif anak dengan baik. Psikologi perkembangan anak usia dini juga akan dapat membantu menelaah berbagai aspek perkembangan kognitif anak.
4. Pemahaman Angka
Perkembangan kognitif pada masa kanak – kanak awal berikutnya berhubungan dengan pemahaman terhadap angka, yaitu kemampuan anak untuk menghitung dan memahami kuantitas suatu benda atau barang tertentu. Contohnya ketika seorang anak membagi permen kepada teman – temannya, maka ia akan memastikan semuanya mendapatkan bagian yang sama dengan berhitung. Dengan begitu pengaruh psikologi kognitif dalam perkembangan anak usia dini juga terlihat dalam aspek ini.
5. Kemampuan Klasifikasi
Kemampuan untuk mengklasifikasikan benda – benda, orang dan peristiwa ke dalam kategori yang memiliki makna adalah tahap perkembangan kognitif pada masa kanak – kanak awal berikutnya. Contoh, ketika anak memilih – milih daun yang bentuknya sama untuk dijadikan permainan pasar – pasaran dengan teman – temannya, atau mengelompokkan biji – bijian yang besarnya sama. Simak juga mengenai teori belajar kognitif dan perkembangan sosial emosional anak usia dini untuk semakin memahami perkembangan kognitifnya.
6. Timbulnya Empati
Anak mulai dapat membayangkan bahwa orang lain juga memiliki perasaan tertentu. Dengan demikian, anak akan berusaha menghibur apabila melihat orang terdekatnya atau temannya sedang bersedih. Ini adalah bagian dari karakteristik anak usia dini dan juga merupakan perkembangan atensi anak yang bagus. Ketahui juga mengenai fakta kepribadian anak usia 4 tahun.
7. Memiliki Pemikiran Sendiri
Pada tahap perkembangan kognitif pada masa kanak – kanak awal ini anak akan mampu menyadari aktivitas mentalnya dan menyadari fungsi dari pikirannya sendiri. Misalnya, seorang anak akan menyembunyikan mainan baru yang diberikan ibunya di dalam tempat aman yang tidak akan dicari oleh adiknya yang juga menginginkan mainan tersebut.
Aspek Ketidakmatangan Pra Operasional
Dalam perkembangan kognitif pada masa kanak – kanak awal ini masih terdapat beberapa aspek ketidak matangan yang terlihat pada perilaku anak, antara lain:
- Anak hanya memfokuskan diri pada satu aspek dari situasi tertentu dan mengabaikan aspek – aspek lain yang ada. Anak belum mampu berpikir mengenai berbagai aspek dalam suatu situasi pada saat bersamaan.
- Pada tahap ini anak gagal memahami bahwa sebuah operasi dapat berlangsung secara dua arah atau lebih.
- Dalam situasi tertentu, anak belum dapat memahami bahwa ada beberapa perubahan signifikan yang bisa terjadi dalam beberapa kondisi tertentu pula.
- Anak akan berasumsi bahwa semua orang memiliki pikiran, persepsi dan merasakan hal yang sama dengan dirinya.
- Anak tidak dapat membedakan penampilan luar dari suatu benda dengan kenyataan yang ada. Mereka hanya dapat mengenali benda melalui penampilan luarnya saja.
Perkembangan kognitif pada masa kanak – kanak awal untuk kebanyakan orang tua menjadi suatu hal yang sangat menantang. Mendorong perkembangan intelektual anak adalah satu titik yang utama yang dikhawatirkan orang tua mengenai bagaimana cara mendidik anak agar cerdas. Terlebih untuk membentuk karakteristik perkembangan individu aspek kognitif. Untungnya, anak – anak akan sangat antusias untuk belajar mulai dari awal. Pendidikan akan segera menjadi bagian besar dari anak – anak usia dini, namun tahun – tahun awalnya kebanyakan akan dipengaruhi oleh hubungan keluarga yang dekat khususnya dengan orang tua dan pengasuh anak yang lain. Ini berarti orang tua berada pada posisi yang unik untuk membantu pembentukan proses belajar anak, proses berpikir dan perkembangannya. Orang tua bisa membantu anak untuk membuat dunia di sekelilingnya menjadi lebih masuk akal, mengeksplorasi dan memberikan penjelasan pada keingin tahuan anak, dan menghindari jenis gangguan kognitif pada anak.