Home » Ilmu Psikologi » 10 Jenis Ketakutan yang Bisa Menghalangi Kamu Sukses

10 Jenis Ketakutan yang Bisa Menghalangi Kamu Sukses

by Arby Suharyanto

Rasa ketakutan mirip seperti kabut. Dia nggak bisa dipegang, tapi dia bikin buram.
Kalau kamu lagi di jalan, kabut tebal bikin kamu jalan pelan pelan, bahkan berhenti. Begitu juga dalam perjalanan hidup. Rasa ketakutan memburamkan kamu dalam kesuksesan, menghalangi kamu meraih tujuan.

Yang unik: sebagian rasa ketakutan ada yang kamu sadari, sebagian lagi nggak. Berikut ini 10 Jenis Ketakutan yang Bisa Menghalangi Kamu Sukses.

1. Merasa ilmunya kurang

Kalau ada satu penghalang kesuksesan blogger pemula, itu adalah minder duluan.
Ingin menulis sesuatu, tapi takut ilmunya kurang. Itu cukup normal. Di psikologi, rasa ketakutan ini disebut imposter syndrome. Baca juga mengenai : alasan kenapa bernostalgia bisa menyehatkan mental

Misalnya, kamu mau mengungkapkan pikiranmu dalam tulisan. Tapi, di tengah jalan, kamu ngerasa takut nanti ada yang mendebat pendapatmu. Ada yang nggak suka tulisanmu. Kamu takut ada yang lebih pintar darimu dan siap menerkam karyamu. Baca juga mengenai : alasan pentingnya keluarga dalam menjaga kesehatan mental

Kamu mengalami sendiri sih. Beberapa kali, setelah kamu mengupload tulisan, kamu bertanya sendiri,”sudah cukup baguskah tulisan ini? Bagaimana kalau seseorang bertanya dan aku nggak bisa jawab? Bagaimana kalau ada netizen yang salah persepsi dan mengamuk di sosmed?” Baca juga mengenai : alasan tidak boleh mengabaikan gangguan mental

Kadang kadang kamu takut ketahuan bodoh. Kamu sering ragu dan takut dalam berbagi pikiran.
Kamu takut, apa yang kamu kasi ternyata gak bermanfaat, bahkan diskak oleh orang lain yang lebih baik dari saya.  Baca juga mengenai : dampak prostitusi bagi kesehatan mental wanita

Namun, kalau dipikir, kenapa pula harus takut? Kan kamu bisa menggunakan kesempatan ini untuk membaca lebih banyak dan belajar lebih banyak. Kamu jadi lebih berhati hati dalam tiap langkah. Menurut kamu rasa ketakutan semacam ini bagus sih. Justru dengan rasa ketakutan seperti ini, kita jadi lebih waspada. Kita nggak sembarangan nulis tanpa sumber yang valid, sehingga memeriksa ulang tulisan kita. Baca juga mengenai : pentingnya olahraga untuk kesehatan mental

Gunakan rasa ketakutan ini untuk introspeksi dan memperbaiki diri. Kalau memang orang yang lebih baik itu ada, serap ilmunya. Minta masukan dan gunakan itu dalam karyamu. Lagipula, nggak semua orang bersikap jahat kok.

Masih banyak orang baik dan positif di luar sana. Buktinya, orang orang yang datang dan berkomentar di blog ini selalu memberi feedback yang menyenangkan dan membangun. Kamu benar benar bersyukur, bahwa rasa ketakutan diprotes dan didebat ini nggak terbukti.

2. Takut menentukan tujuan

Kejar mimpi setinggi bintang. Bila kau tak sampai, setidaknya kau sudah di bulan. Sebagian orang  takut bermimpi tinggi. Bila bermimpi tinggi, malah dibilang mengkhayal. Jangan jangan kamu juga gitu?

Padahal, bila kita nggak menetapkan tujuan yang tinggi, kita malah males berbuat banyak. Waktu luang malah dipakai untuk bersantai sambil menunggu nasib. Kita jadi males berusaha dan berpeluh peluh.

Anthony Robbins pernah bilang gini: orang seringkali meremehkan tujuan jangka panjang, tapi melebih lebihkan tujuan jangka pendek. Ini kamu banget! Apa yang tampak di ujung sana nggak dipikir, tapi yang diusahakan saat ini malah dibesar besarkan.

Ini karena, jauh di lubuk hati, kamu masih takut menentukan tujuan. Kamu menganggap remeh potensi kamu sendiri, sehingga malas mengembangkan diri. Menyadari hal itu, kamu mencoba berubah. Kamu menetapkan tujuan yang… sesungguhnya, mirip seperti berkhayal. Tujuannya jauh sekali dan terasa hampir mustahil. Ya, sesekali keraguan itu datang. Tapi, kamu yakin, benih yang kita tanam kelak akan kita petik.

3. Takut gagal

Menentukan tujuan sungguh mudah. Buktinya, orang orang banyak membuat resolusi di tiap akhir tahun. Tapi, berapa orang sih yang akhirnya mengerjakan resolusi itu?

Salah satu alasan kita enggan bekerja keras adalah karena takut gagal. Sebagian orang yang “katanya” ingin berbisnis, akhirnya berkutat di buku bisnis. Semua seminar didatangi, semua tutorial ditonton. Semua planning dibuat.

Tapi nggak bertindak.Kenapa? Takut gagal, takut rugi! Kenapa sebagian mahasiswa menua di kampus? Karena mereka takut skripsi mereka direvisi. Memang betul, pena merah revisi terasa seperti neraka. Coretan coretan itu seperti sikat WC yang digesek ke tangan.

Nggak bahaya, tapi bikin merinding. Tapi kalau nggak segera dikerjakan, bagaimana kita mau lulus? Kalau nggak bertindak, mana kita tau bakal gagal? Justru karena nggak dikerjakan, kita pasti gagal! Takut gagal itu wajar. Tapi, kalau terlalu dipikirin, kita malah jadi nggak jalan. Malah gagal beneran.

4. Takut dikucilkan

Salah satu alasan orang malas mengambil suatu tindakan adalah: takut digosipin orang orang. Takut dijauhi, takut ditertawakan. Ini juga penyebab kenapa orang enggan ke psikolog. Mereka takut disebut gila.

Padahal ngapain sih ndengerin omongan orang? Sebaik apapun kita berusaha, akan selalu ada yang nggak suka sama kita. Itu udah pasti! Udahlah, lanjut aja tanpa ndengerin omongan orang. Kalau orang berusaha menjatuhkan kamu, itu artinya kamu sedang berada di atas mereka. Jangan rendahkan levelmu ke levelnya mereka. Diemin!

5. Takut ditolak

Sebagian rasa ketakutan berasal dari takut penolakan. Jujur, ini yang masih sering kamu rasakan. Ada beberapa hal yang ingin kamu kembangkan dari blog ini, tapi butuh bantuan orang lain. Kamu sudah melakukan sebagian, tapi ada orang hebat yang sedang ingin kamu minta bantuan.

Satu hal yang unik dari takut ditolak: Dia nggak kita rasakan. Rasa ketakutan ini muncul dalam bentuk penundaan dan berbagai alasan. Kita menunda nunda berbisnis karena takut penolakan. Kita menunda nunda melamar kerja karena takut nggak diterima. Kamu menunda nunda meminta tolong, karena kamu takut ditolak.

Akhirnya, kamu memberanikan diri minta tolong pada seorang teman. Dan ternyata, dia bersedia memberi bantuan. Satu lagi rasa ketakutan kamu yang nggak terbukti.

6. Takut bilang tidak

Satu hal yang kerap dialami masyarakat adalah ikut ikutan. Saat ada peluang meraih uang jutaan lewat suatu cara, maka orang berbondong bondong mencoba peluang tersebut. Contohnya, dulu saat go jek masih baru, banyak banget cerita driver go jek yang berhasil meraih uang jutaan perbulan dan memperbaiki hidup.

Saat tersiar kabar cara meraih jutaan lewat YouTube, berbondong bondong orang mencoba peruntungannya dengan mengupload video. Saat bunga gelombang cinta dan batu akik meraup untung jutaan, bergerumbul orang buat mencoba.

Hormat kamu untuk mereka  yang masih bertahan. Tapi, berapa banyak yang akhirnya balik badan, putar haluan? Kita sering iseng mencoba coba, berharap kesempatan yang satu ini membuat kita jadi jutawan dadakan. Namun, apa mungkin kesuksesan diraih tanpa fokus dan kerja keras?

Kesempatan datang dan pergi! Tiap hari, akan selalu ada kesempatan baru yang seolah membuat kita kaya mendadak. Kenyataannya, semua kesempatan sama aja: menuntutmu bekerja keras. Pilihlah satu hal yang sesuai sama dirimu, dan kerjakanlah sepenuh hati. Kalau nanti datang kesempatan baru, pikirkan: apakah ini sesuai dengan dirimu? Bila tidak, tolak saja. Tinggalkan!

7. Takut bicara

Cepat atau lambat, kita akan diharuskan untuk public speaking.
Bisa dalam bentuk pidato, ngasih kata sambutan, presentasi, dan lain lain. Kalau kamu takut bicara di depan umum, nggak masalah. Kami pernah membahas tentang takut public speaking di sini.
Di situ juga ada trik mengatasi rasa ketakutan dan cara tampil maksimal. Sempatkan latihan, tapi jangan terlalu banyak. Nanti malah kaku.

8. Takut menghubungi orang

Ini adalah rasa ketakutan yang akan kamu alami bila terlibat dalam penjualan atau penawaran bisnis. Takut menghubungi orang muncul karena kita takut mengganggu, menyusahkan, atau takut ditolak dan dibentak oleh orang di seberang sana.

Kalau urusannya sama jualan sih, berpikir positif aja. Pikirkan bahwa kamu menelepon dengan harapan bisa membantu dia lewat produkmu. Atau penawaran bisnismu bisa memberi dia keuntungan. Kalau mikirnya positif, kamu jadi lebih berani buat nelpon. Kalau akhirnya gagal, kan dia juga yang rugi.

9. Takut berbeda

Sebagian kita takut bersikap berbeda. Kalau berbeda, nanti dipertanyakan orang. Nanti dibilang aneh. Nanti diketawain. Ihhh ngapain kok kamu kayak gitu? Inovasi justru lahir karena berbeda.
Kalau perbedaan ternyata memberi manfaat, ngapain peduli sama omongan orang? Kayak slogan di billboard rokok, bilang aja gini: nanti juga elo paham.

10. Takut digosipin orang

Kita sudah ngomongin ini berkali kali yes, jadi kamu tekankan aja: Kita nggak bisa membahagiakan semua orang. Sebaik apapun kita, pasti ada aja yang sirik nggak suka sama kita. Kalau kita berusaha melakukan sesuatu cuma demi diterima masyarakat, atau menghindari sesuatu karena takut dibilang yang nggak nggak, udahlah: kamu sendiri yang nanti nggak bahagia.

Lakukan aja yang kamu mau. Selagi bermanfaat buatmu di masa depan, kenapa nggak? Kita sudah susah menghadapi pikiran negatif kita sendiri, nggak usah ditambah dengan pikiran negatif dari orang lain.

Ada satu hal yang bikin kita kecanduan sosmed: takut ketinggalan berita. Istilah kerennya: Fear of Missing Out (FOMO). Karena takut ketinggalan berita atau cerita seru dari temen, akhirnya tiap beberapa jam kita ngecek sosmed.

Akhirnya keasikan buka fb dan ig, malah jadi gak kerja. Kamu sering gini. Tapi kamu sadar bahwa berita seru datang dan pergi.  Dan nggak semuanya bermanfaat untuk kita, kan? Kalau memang cerita itu penting, kita pasti denger kok. Rencananya mau hapus aplikasi twitter sama instagram sih. Tapi sumber inspirasi nulis dateng dari situ, ya gimana ya. Sementara dikurangin dulu aja lah.

Nah, itu tadi rasa ketakutan yang menghalangi kamu meraih sukses. Kita takut karena ia buram dan nggak jelas. Kita takut karena ia belum terjadi. Nggak ada yang salah dengan rasa takut. Justru karena takut, kita jadi mawas diri. Kita jadi berjalan lebih hati hati. Embrace your fear, and befriends with it. Kalau rasa ketakutanmu, yang mana? Sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

You may also like