Home » Gangguan Psikologi » Jenis Jenis Gangguan Jiwa Non Psikosis

Jenis Jenis Gangguan Jiwa Non Psikosis

by Arby Suharyanto

Gangguan jiwa non psikosis merupakan jenis gangguan mental yang paling ringan, individu sadar kalau bermasalah namun tidak tahu bagaimana mengatasinya. Gangguan gangguan jiwa non psikosis dalam Pedoman Diagnosa Gangguan Jiwa (PPDGJ) adalah gangguan mental yang tidak mempunyai insight dan hubungan dengan realitanya tidak terganggu.

Maramis menerangkan bahwa gangguan jiwa non psikosis ialah suatu kesalahan penyesuaian diri secara emosional, karena tidak dapat diselesaikannya suatu konflik tak sadar. Gejalanya yaitu kecemasan yang dirasakan secara langsung atau diubah oleh berbagai mekanisme pertahanan psikologis dan kemudian munculah gejala-gejala subyektif yang mengganggu.

Menurut chaplin (2002) gangguan jiwa non psikosis merupakan suatu gangguan mental yang lunak, dicirikan dengan tanda-tanda : Baca juga mengenai : pentingnya olahraga untuk kesehatan mental

  • Wawasan yang tidak lengkap mengenai sifat-sifat kesukarannya
  • Konflik-konflik batin
  • Reaksi-reaksi kecemasan
  • Kerusakan parsial atau sebagian pada struktur kepribadiannya
  • Seringkali, tetapi tidak selalu ada, disertai phobia, gangguan perncernaan, dan tingkah laku obsesif kompulsif

Kartono (1980) menyebutkan bahwa sebab-sebab timbulnya gangguan gangguan jiwa non psikosis, adalah, Baca juga mengenai : dampak prostitusi bagi kesehatan mental wanita

  • Tekanan-tekanan sosial dan tekanan cultural yang sangat kuat, yang menyebutkan ketakutan yang disertai dengan kecemasan ketegangan-ketegangan dalam batin sendiri yang kronis berat sifatnya. Sehingga orang yang bersangkutan mengalami mental breakdown.
  • Individu mengalami banyak frustasi, konflik-konflik emosional dan konflik internal internal yang serius, yang sudah dimulai sejak anak-anak. Baca juga mengenai : alasan tidak boleh mengabaikan gangguan mental
  • Individu sering tidak rasional sebab sering memakai defence mechanism yang negative dan lemahnya pertahanan diri secara fisik dan mental.
  • Pribadinya sangat labil tidak imbang dan kemauannya sangat lemah

Manson, mengemukakan bahwa orang yang mengalami gangguan gangguan jiwa non psikosis ditandai oleh: Baca juga mengenai : alasan pentingnya keluarga dalam menjaga kesehatan mental

  • Anxiety, sebagai sombol rasa takut, gelisah, rasa tidak aman, tidak mampu, mudah lelah, dan kurang sehat.
  • Emosional Sensitivity, sangat perasa, tidak mampu menyesuaikan secara baik emosi dan sosialnya labil. Mudah tersinggung dan banyak melakukan mekanisme pertahanan diri.
  • Depressive Fluactuations, tanda mudah tertekan, susah, suassana hati muram, mudah kecewa. Baca juga mengenai : alasan kenapa bernostalgia bisa menyehatkan mental

Dari data diatas dapat dikatakan dan dapat diambil kesimpulan bahwa banyak sekali contoh-contoh gangguan dari gangguan gangguan jiwa non psikosis itu sendiri, misalnya:

  • Asma
  • Migren
  • Pobia
  • Dermatitis
  • Magh
  • Gangguan jiwa non psikosis.
  • OCD (Obsessive Compulsive Disorder)

Sesuai dengan topic pembahasan yang ada pada artikel ini. Disini penulis akan menjelaskan tentang Jenis Gangguan Jiwa Non Psikosis  beserta ciri, penyebab, dan penanganannya.

Gangguan jiwa non psikosis adalah kelainan atau gangguan atau kesulitan saat ingin tidur. Selain itu gangguan jiwa non psikosis juga kelainan berupa kesulitan untuk mempertahankan tidur. Gangguan jiwa non psikosis sendiri bias disebabkan oleh gangguan psikologi pada seseorang, selain itu ada juga beberapa factor dari luar yang bisa membuat seseorang menderita gangguan jiwa non psikosis.

Jenis-jenis Gangguan jiwa non psikosis

  • Jenis transient (artinya cepat berlalu), oleh karena itu gangguan jiwa non psikosis jenis ini hanya terjadi beberapa malam saja.
  • Jenis Jangka pendek. Jenis dapat belangsung sampai beberapa minggu dan biasanya akan kembali seperti biasa.
  • Jenis kronis (atau parah) gangguan tidak dapat tidur berlangsung lebih dari 3 minggu.

Diagnosis Gangguan jiwa non psikosis

Untuk melakukan suatu diagnosis pada gangguan jiwa non psikosis, sebelumnya harus melewati tahap penilaian yaitu :

  • Pola tidur penderita sakit jiwa
    • Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.
    • Tingkatan stres psikis.
    • Riwayat medis.
    • Aktivitas fisik

Penyebab Gangguan jiwa non psikosis

Gangguan jiwa non psikosis bukan suatu gangguan, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut, dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.

Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur. Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:

  • Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
    • Bekerja pada malam hari.
    • Sering berubah-ubah jam kerja.
    • Penggunaan alkohol yang berlebihan.
    • Efek samping obat (kadang-kadang).
    • Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, gangguan Alzheimer).

Gejala Gangguan jiwa non psikosis

Penderita mengalami kesulitan untuk tidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Awal proses tidur pada pasien gangguan jiwa non psikosis mengacu pada latensi yang berkepanjangan dari waktu akan tidur sampai tertidur.

Dalam Gangguan jiwa non psikosis psiko-fisiologis, pasien mungkin mengeluh perasaan cemas, tegang, khawatir, atau mengingat secara terus-menerus masalah-masalah di masa lalu atau di masa depan karena mereka berbaring di tempat tidur terlalu lama tanpa tertidur. Pada gangguan jiwa non psikosis akut, dimungkinkan ada suatu peristiwa yang memicu, seperti kematian atau gangguan yang menyerang orang yang dicintai. Hal ini dapat dikaitkan dengan timbulnya gangguan jiwa non psikosis.

Pola ini dapat menjadi tetap dari waktu ke waktu, dan pasien dapat mengalami gangguan jiwa non psikosis, berulang terus-menerus. Semakin besar usaha yang dikeluarkan dalam mencoba untuk tidur, tidur menjadi lebih sulit diperoleh. Menonton jam saat setiap menit dan jam berlalu hanya meningkatkan perasaan terdesak dan usaha untuk tertidur. Tempat tidur akhirnya dapat dipandang sebagai medan perang, dan tidur lebih mudah dicapai dalam lingkungan yang asing

Penanganan

Pengobatan gangguan jiwa non psikosis tergantung kepada penyebab dan beratnya gangguan jiwa non psikosis. Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal. Penderita gangguan jiwa non psikosis hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur, cahaya yang redup dan tidak berisik.

Selain penangan diatas, ada penangan yang lainnya diantaranya ada beberapa terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan jiwa non psikosis, yaitu:

  • CBT (Cognitive Behavioral Therapy) CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya masih berharga.
  • Sleep restriction therapy, digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si penderita gangguan jiwa non psikosis.
  • Stimulus control therapy, berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan melarang si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
  • Relaxation Therapy, berguna untuk membuat si penderita rileks pada saat dihadapkan pada kondisi yang penuh ketegangan.
  • Cognitive Therapy, berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si penderita yang salah mengenai tidur.
  • Imagery Training, berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.

Semoga bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

You may also like