Psikologi Anak

17 Gejala Depresi Pada Anak – Pengobatan

Kebanyakan anak akan mengalami hari – hari ketika mereka merasa sedih, kesepian dan berada dalam mood yang jelek dari waktu ke waktu. Hal itu tidak akan berlangsung lama jika keadaannya normal, dan anak akan ceria lagi pada lain kesempatan. Ketika seorang anak tampak sedih tidak berarti dia lantas bisa dikatakan mengalami depresi, namun jika kesedihan dan perasaan negatif tersebut menjadi menetap atau jika timbul perilaku yang mengganggu aktivitas sosial normal anak, minatnya, sekolah dan kehidupannya di dalam keluarga, maka mungkin saja hal itu mengindikasikan anak mengalami gangguan depresif.

Depresi pada anak berbeda dengan kelesuan biasa dan emosi sehari – hari yang muncul seiring dengan perkembangan anak. Depresi pada anak muncul sebagai kesedihan yang terus menerus. Ketika depresi tersebut muncul, anak merasa sendiri, tanpa harapan, tanpa pertolongan dan tidak berharga. Depresi pada anak merupakan suatu hal yang penyebabnya belum atau sulit diketahui, karena depresi dalam psikologi merupakan kombinasi dari faktor – faktor yang berhubungan dengan kesehatan fisik kejadian dalam hidup, sejarah keluarga, lingkungan, kerapuhan genetik dan juga ketidak seimbangan biokomia.

Fakta – fakta Depresi Pada Anak

Bisa jadi sulit untuk orang tua dan orang dewasa lain untuk mengetahui kapan anak mengalami depresi. Terkadang, kemarahan atau kelakuan anak yang mudah tersinggung hanya terlihat seperti tingkah laku yang buruk atau tidak hormat belaka. Rendahnya tingkat energi dan kekurangan minat pada anak hanya dianggap sebagai kemalasan atau keengganan untuk mencoba. Orang tua dan anak – anak sendiri mungkin saja tidak menyadarinya sebagai gejala depresi. Beberapa fakta mengenai depresi pada anak yaitu:

  • Depresi adalah kondisi yang lebih berat daripada kesedihan normal dan dapat mempengaruhi kehidupan dan kemampuan anak untuk berfungsi secara signifikan.
  • Depresi pada anak tidak hanya terjadi pada satu penyebab secara khusus namun biasanya terdiri dari sejumlah faktor biologis, psikologis dan lingkungan yang merupakan bagian dari perkembangan anak.
  • Gejala umum depresi pada anak termasuk dari mempunyai mood yang buruk dan mudah terganggu, kehilangan minat dan rasa terhibur paling tidak selama dua minggu dan minimal lima tanda dan gejala klinis.
  • Bunuh diri adalah penyebab kematian ketiga pada anak muda berusia 10 – 24 tahun.
  • Depresi adalah kasus utama yang menyebabkan orang diatas usia lima tahun tidak bisa berfungsi.
  • Depresi pada masa kanak – kanak adalah faktor resiko yang dapat menuju pada berkembangnya gejala mental serta penyimpangan psikologis lain.
  • Anak – anak yang menderita gangguan tertentu seperti misalnya ADHD, kegelisahan klinis, atau mempunyai kesulitan belajar dan kognitif, juga kesulitan pada aktivitas sosial mempunyai resiko lebih besar untuk mengembangkan depresi.
  • Depresi mungkin saja berupa reaksi dari stres, trauma seperti penyiksaan verbal, fisik atau seksual,kematian anggota keluarga, problem di sekolah, bullying, atau tekanan teman sebaya.
  • Para peneliti mengungkapkan bahwa anak yang mengalami obesitas lebih mungkin mengalami depresi daripada anak lainnya.

Gejala Umum

Depresi adalah salah satu tipe kelainan mood. Tanda utama terlihat ketika anak sedih, tidak bersemangat, atau mudah terganggu selama berminggu – minggu, bula, atau bahkan lebih lama. Tanda lain ketika anak depresi adalah ketika anak selalu memiliki pikiran negatif seperti fokus kepada masalah – masalahnya dan kesalahannya, sering mengkritik orang lain dan juga diri sendiri, serta banyak mengeluh. Ciri – ciri depresi ringan dan ciri – ciri depresi berat pada anak yaitu:

  1. Perubahan selera makan, baik itu peningkatan atau penurunan selera makan yang diikuti oleh penurunan berat badan yang signifikan, sulit menambah berat badan ke tingkat normal sesuai usianya atau justru mendapatkan penambahan berat badan berlebihan.
  2. Perubahan pada pola tidur anak, kekurangan tidur karena sulit tidur atau justru tidur berlebihan, terus menerus dan hampir tidak melakukan aktivitas lain.
  3. Terus menerus merasa sedih dan tidak mempunyai harapan.
  4. Sulit berkonsentrasi atau fokus terhadap berbagai hal, bahkan pada kegiatan yang biasa dikerjakannya sehari – hari.
  5. Selalu tampak kelelahan dan tingkat energi rendah, lemah dan lesu.
  6. Merasa tidak berharga atau merasa bersalah, pesimis yang berlebihan  dan berpikir negatif ketika menghadapi kesulitan sekecil apapun.
  7. Cara berpikir yang tidak logis atau konsentrasi yang terganggu terus menerus.
  8. Sangat sensitif terhadap penolakan, lebih tergantung kepada orang dewasa atau orang tua dan lebih ‘cengeng’ daripada biasanya.
  9. Mudah terganggu dan mudah marah dibandingkan dengan anak lain seusianya dan juga dibandingkan sesama jenis kelamin, juga bertingkah laku destruktif dan tidak memedulikan keselamatan dan keamanan diri sendiri.
  10. Mempunyai keluhan fisik seperti sakit perut atau sakit kepala yang tidak merespon perawatan atau obat – obatan yang diberikan untuk mengatasi keeluhan fisiknya.
  11. Berkurangnya kemampuan untuk berfungsi selama kegiatan atau aktivitas di rumah atau di sekolah
  12. Mengalami kemunduran secara sosial, banyak menyendiri jauh dari teman dan keluarganya.
  13. Memikirkan kematian atau mengenai bunuh diri, berbicara mengenai menyakiti diri sendiri atau sengaja melibatkan diri dengan ceroboh kepada hal yang bisa menyakiti dirinya.
  14. Sering mengalami ledakan vokal atau menangis lebih sering dan semakin sering.
  15. Tidak bisa merasa terhibur walaupun melakukan kegiatan yang menyenangkan.
  16. Kehilangan minat pada sekolah dan kehidupan sosialnya.
  17. Terlihat tidak bersemangat bahkan pada kegiatan yang biasanya disukainya.

Tidak semua anak menunjukkan semua gejala depresi atau tanda – tanda depresi pada satu waktu. Ketika anak mengalami depresi, akan sulit untuk mereka untuk berusaha melakukan sesuatu bahkan pada kegiatan yang biasanya dinikmati oleh anak. Depresi dapat membuat anak merasa ditolak, tidak berharga atau tidak dicintai. Masalah sehari – hari pun akan terasa lebih sulit dari biasanya

Pengobatan Anak yang Depresi

Anak yang mempunyai sejarah keluarga yang mengalami depresi berada pada resiko yang besar untuk mengalami depresi pula. Anak – anak yang memiliki orang tua yang depresi cenderung akan mengembangkan episode pertama depresinya pada usia yang lebih awal daripada anak yang orang tuanya tidak depresi, begitu juga anak yang berasal dari keluarga yang berkonflik, atau mengalami penyalahgunaan alkohol serta obat – obatan. Orang tua dapat membantu anak yang depresi dengan cara menyembuhkan orang depresi berikut:

  • Bicara pada anak mengenai depresi dan moodnya.

Anak  – anak bisa saja menyembunyikan atau mengabaikan perasaan mereka atau tidak menyadari jika mereka sedang depresi. Anak yang  lebih tua mungkin saja menolak bantuan, dan memiliki ciri – ciri depresi terselubung, akan tetapi tetaplah mendengarkan mereka, tunjukkan kasih sayang dan tawarkan bantuan Anda kepada mereka.

  • Jadwalkan kunjungan ke dokter anak

Dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh untuk mencari apakah ada tanda penyakit lain yang dapat menyerupai depresi. Jika dokter menyimpulkan bahwa anak mengalami depresi, biasanya anak akan dirujuk kepada seorang spesialis untuk dievaluasi.

  • Hubungi spesialis kesehatan mental

Depresi pada anak dapat membaik, namun akan bertambah buruk jika tidak mendapatkan bantuan. Psikiater anak atau psikolog bisa mengevaluasi anak dan merekomendasikan perawatan. Terapi psikologi untuk depresi yang dilakukan adalah dengan bicara dan terkadang menggunakan obat – obatan atau keduanya. Konseling orang tua juga merupakan bagian dari perawatan, yang menfokuskan bagaimana orang tua dapat memberikan dukungan terbaiknya dan merespon kebutuhan anak selama mengalami depresi dengan baik.

  • Sediakan waktu untuk anak

Dampingi anak selama masa depresinya dengan selalu menyediakan waktu dan melakukan berbagai hal berkualitas dengan anak. Lakukan cara mengatasi stres dan depresi anak dengan selalu ada di sampingnya ketika ia membutuhkan. Pastikan juga anak mengonsumsi makanan yang bergizi, cukup tidur dan melakukan aktivitas fisik sehari – hari yang cukup. Dampingi anak dan perlahan dorong anak untuk kembali merasakan emosi yang positif dan mood yang baik.

  • Meningkatkan kesabaran

Depresi akan cenderung membuat anak menjadi penggerutu dan mudah tersinggung, sehingga membuat orang tua mudah merasa frustasi dan kehilangan kesabaran. Ingatkan diri bahwa mood anak adalah bagian dari depresinya, dan bukanlah ketidak patuhan yang disengaja. Hindari perdebatan atau bahkan penggunaan kata – kata kasar, cobalah untuk menambah pengertian dan kesabaran dalam menghadapi anak.

Tanda  – tanda Peringatan

Akibat depresi kepanjangan bisa sangat fatal pada anak Orang tua harus sangat waspada untuk mengenali berbagai gejala yang mengindikasikan anak berada dalam resiko bunuh diri. Tanda – tanda peringatan untuk anak yang beresiko menunjukkan ciri – ciri orang ingin melakukan bunuh diri adalah:

  • Mengalami banyak gejala depresi seperti yang telah disebutkan diatas
  • Mengisolasi diri secara sosial termasuk dari keluarga
  • Sering bicara mengenai bunuh diri, tidak ada harapan dan tidak bisa ditolong
  • Kenaikan intensitas pada perilaku yang tidak patut
  • Peningkatan perilaku yang dibuat – buat
  • Peningkatan perilaku yang beresiko
  • Sering mengalami kecelakaan
  • Menyalah gunakan substansi tertentu
  • Fokus pada pembicaraan negatif
  • Sering bicara mengenai kematian dan sering menangis
  • Berkurangnya ekspresi emosional
  • Membagi – bagikan barang miliknya

Depresi pada anak bisa diobati dan sembuh dengan penanganan yang tepat yang fokus kepada pemicu masalahnya serta besarnya peranan orang tua. Untuk itu, perhatian orang tua sangat dibutuhkan agar depresi yang dialami anak bisa dideteksi sejak dini atau sejak awal, sebelum berkembang menjadi masalah yang jauh lebih serius. Di sinilah pentingnya untuk mengenali gejala depresi pada anak dengan seksama.

Jangan sampai melakukan kesalahan dengan menganggap remeh gejala – gejala depresi yang ditunjukkan oleh anak, karena orang tua memang sudah terbiasa mengabaikannya. Sadarilah bahwa tidak hanya orang dewasa saja yang bisa terkena depresi, namun juga anak – anak.

Share
Published by
Devita Retno

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

8 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

8 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago