Dulu istilah gangguan kepribadian cluster disebut sebagai psychopathy, artinya adalah adanya kekurangan atau gangguan dalam jiwa yang tampil dalam perilakunya sehari-hari. Kadang-kadang juga disebut dengan sociopathy, karena yang diperhitungkan adalah perilaku yang menimbulkan atau memberi dampak negatif terhadap masyarakat. Istilah psychopathy digunakan oleh masyarakat di Eropa sedangkan istilah sociopathy digunakan oleh masyarakat di Amerika.
Gangguan kepribadian cluster adalah gangguan-gangguan dalam perilaku yang memberikan dampak atau dinilai negatif oleh masyarakat. Pemahaman ini bersumber pada masalah perkembangan, yaitu bahwa manusia berkembang dari lahir dalam suatu proses dimana terjadi interaksi antara dirinya dengan lingkungannya. Baca juga mengenai : tipe kepribadian ESTJ
Proses inilah yang menyebabkan kondisi di dalam diri seindividu (inner world) menimbulkan adanya perkembangan kepribadian, termasuk didalamnya tugas-tugas perkembangan dan moralitas dalam berperilaku. Dalam gangguan kepribadian cluster, kejadian yang tampil adalah bahwa pada suatu taraf usia tertentu individu berperilaku menurut pola perilaku anak-anak yang lebih muda atau jauh lebih muda dari usianya. Dengan kata lain pada individu tersebut, ia masih berorientasi pada diri sendiri atau kepentingannya sendiri. Baca juga mengenai : tipe kepribadian INTP
Menurut DSM-III gangguan kepribadian cluster adalah sifat-sifat kepribadian yang merupakan pola-pola yang berkelanjutan dalam hal perceiving (mempersepsi atau menanggapi), berelasi, atau berpikir mengenai lingkungan dan dirinya sendiri sehingga ditampilkan dalam rentang yang luas mengenai konteks-konteks pribadi dan sosial yang penting. Baca juga mengenai : tipe kepribadian INFP
Jika ciri-ciri kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif, serta menyebabkan secara fungsional memperlihatkan kelemahan yang signifikan atau mengalami distress subyektif, maka terjadilah gangguan kepribadian cluster. Bentuk-bentuk gangguan kepribadian cluster biasanya ditemukan pada remaja atau sebelumnya dan terus berkembang sampai usia dewasa. Baca juga mengenai : tipe kepribadian INTJ
Gangguan kepribadian cluster (gangguan kepribadian cluster) merupakan pola yang menetap (long-standing pattern) yang menyagkut perilaku, pikiran, dan perasaan yang sangat maladaptif (highly maladaptive) bagi individu maupun individu-individu disekitarnya. Sedangkan menurut PPDGJ-III gangguan kepribadian cluster khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi karakteriologis dan kecenderungan perilaku dari seindividu, biasanya meliputi beberapa bidang dari kepribadian, dan hampir selalu berhubungan dengan kesulitan pribadi dan sosial. Baca juga mengenai : tipe kepribadian ESFP
Seindividu dikatakan mengalami gangguan kepribadian cluster apabila memenuhi kriteria berikut ini :
- Disharmoni sikap dan perilaku yang cukup berat, biasanya meliputi beberapa bidang fungsi, misalnya afek, kesiagaanm pengendalian impuls, cara memandang dan berpikir, serta gaya berhubungan dengan individu lain
- Pola perilaku abnormal berlangsung lama, berjangka panjang, dan tidak terbatas pada episode gangguan jiwa
- Pola perilaku abnormalnya bersifat pervasif (mendalam) dan maladaptif yang jelas terhadap berbagai keadaan pribadi dan sosial yang luas
- Manifestasi diatas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan berlanjut sampai usia dewasa
- Gangguan ini menyebabkan penderitaan pribadi (personal distress) yang cukup berarti, tetapi baru menjadi nyata setelah perjalanan yang lanjut
- Gangguan ini biasanya, tetapi tidak selalu, berkaitan secara bermakna dengan masalah-masalah dalam pekerjaan dan kinerja sosial.
Gejala
Individu-individu dengan gangguan kepribadian cluster memiliki ciri-ciri :
- Hubungan pribadinya dengan individu lain terganggu dalam arti sikap dan perilakunya cenderung merugikan individu lain.
- Memandang bahwa semua kesulitannya oleh nasib buruk atau perbuatan jahat individu lain, dengan kata lain, penderita gangguan ini tidak pernah merasa bersalah.
- Tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap individu lain, bersikap manipulatif atau senang mengakali, mementingkan diri sendiri, tidak punya rasa bersalah, dan tidak mengenal rasa sesal bila mencelakakan individu lain.
- Individu dengan gangguan kepribadian cluster tidak pernah dapat menjelaskan diri dari pola perilaku tingkah lakunya yang adaptif.
- Selalu menghindari tanggung jawab atas masalah-masalah yang mereka timbulkan.
Tipe-tipe gangguan kepribadian cluster
Tipe-tipe gangguan kepribadian cluster sangat bervariasi karena menyangkut permasalahan sosial. Akan tetapi, secara umum dapat digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu :
- Cluster I
Gangguan kepribadian cluster yang bersifat paranoid, schizoid, dan schizotypal.
- Cluster II
Gangguan kepribadian cluster yang bersifat histrionik, narcisistic, antisosial, borderline.
- Cluster III
Gangguan kepribadian cluster yang bersifat avoidence, dependent, obsessive-compulsive, dan passive-agresive.
Paranoid Gangguan kepribadian cluster
Individu dengan gangguan ini biasanya mencurigai, hypersensitive, rigid, anxious (pencemburu) dan argumentatif (suka berdebat). Mereka cenderung melihat diri sendiri sebagai yang baik, yang tidak memiliki cacat, dan jarang mampu melihat kekurangan dirinya, meskipun dia tahu. Ciri dari Paranoid gangguan kepribadian cluster adalah penghayatan, ketidakberalasan, dan ketidakpercayaan pada individu lain. Individu dengan gangguan ini meyakini bahwa individu lain secara kronis mencoba untuk menipu atau mencurigai mereka, atau memanfaatkan mereka dan terokupasi dengan memperhatikan kesetiaan dan sifat-sifat yang dapat dipercaya dari individu lain.
Individu-individu paranoid menolak untuk berargumentasi secara rasional melwan kecurigaan mereka dan mungkin mengambil fakta bahwa individu lain mendebat mereka dengan bukit-bukti mereka bahwa individu tersebut merupakan bagian dari konspirasi untuk melawan mereka. Beberapa individu paranoid menjadi pendiam terhadap individu lain dalam usaha untuk melindungi diri mereka sendiri, tetapi yang lainnya merupakan individu yang agresif dan arogan, menunjukkan bahwa cara mereka memandang dunia adalah benar dan superior.
Ahli-ahli teori psikoanalisa berpendapat bahwa Paranoid gangguan kepribadian cluster adalah hasil dari kebutuhan individu-individu untuk menolak perasaan yang sebenarnya dan memproyeksikan perasaan tersebut ke dalam diri individu lain. Bagi beberapa ornag yang mengalami paranoid, rasa permushan mereka terhadap individu lain mungkin berasal dari adanya perasaan self-worth (penghargaan diri) secara berlebih-lebihan, sedangkan pada yang lainnya mungkin hal tersebut berasal dari poor self-concept (konsep diri yan lemah atau kurang) dan harapan bahwa individu lain akan mengkritisi dan menyalahkan mereka atas berbagai masalah. Sikap ini dapat tumbuh pada anak-anak yang memiliki individutua yang kasar, suka mengkrtik, dan tidak dapat menerima berbagai kelemahan. Sikap ini juga dapat tumbuh karena individutua yang terlalu menekankan kepada anak-anak mereka bahwa mereka special (khusus) dan berbeda dengan individu lain.
Schizoid Gangguan kepribadian cluster
Schizoid menggambarkan adanya relasi sosial yang rusak atau kurang harmonis, misalnya tidak mampu dan mengalami kekurangan dalam keinginan –keinginan untuk membangun kedekatan dengan individu lain. Individu-individu dengan schizoid gangguan kepribadian cluster kurang berhasrat untuk membentuk hubungan interpersonal dan secara emosional dingin dalam berinteraksi dengan individu lain.Mereka senang kesunyian dan cenderung menunjukkan sedikit emosi dalam berinteraksi dengan individu lain. Mereka memandang hubungan dengan individu lain sebagai hal yang tidak menyenangkan, kacau, dan mengganggu. Individu lain merasakan mereka sebagai individu yang membosankan, kurang memiliki minat, dan tidak senang bergurau (humoris).
Ahli-ahli teori psikoanalisis berpendapat bahwa schizoid gangguan kepribadian cluster dibangun melalui hubungan ibu dan anak yang terganggu, dimana anak tidak pernah belajar untuk memberi atau menerima kasih sayang. Anak ini menunjukkan hubungan dan emosi-emosi sebagai hal yang berbahaya dan selanjutnya mereka berdua tetap jauh dari individu lain dan juga dari perasaan-perasaan mereka sendiri. Sedangkan para ahli teori kognitif menggambarkan gaya berpikir dari individu-individu schizoid sebagai individu yang tidak memperbaiki diri dan tidak respondif terhadap tanda-tanda yang mrenunjukkan emosi.
Schizotypal Gangguan kepribadian cluster
Gangguan ini merupakan pola berpikir yang khas; dalam bicara dan dalam persepsi tidak aktual, sehingga merusak komunikasi dan interaksi sosial. Seperti halnya schizoid gangguan kepribadian cluster, individu dengan schizotypal gangguan kepribadian cluster cenderung terisolasi secara sosial dan menjaga jarak emosi, sehingga mereka pun merasa tidak nyaman dalam membangun hubungan sosial. Saat anak-anak, individu-individu yang memiliki gangguan schizotypal gangguan kepribadian cluster adalah pasif, secara sosial tidak terlibat, dan terlalu sensitif terhadap kritik. Perbedaan karAkteristik dari individu-individu lainnya adalah bahwa penderita schizotypal gangguan kepribadian cluster tampak ganjil dalam berpikir, dimana secara umum terbagi ke dalam empat kategori :
· Kategori pertama adalah paranoia atau spiciousness (bersifat paranoid dan selalu mencurigai). Sebagaimana halnya individu-individu dengan paranoid gangguan kepribadian cluster, individu-individu schizotypal gangguan kepribadian cluster menganggap individu lain sangat curang dan memusuhi, sehingga banyak kecemasan-kecemasan darurat yang mereka milii berasal dari sifat paranoid ini.
· Kategori kedua adalah referensi ide. Individu-oranag dengan schizotypal gangguan kepribadian cluster cenderung meyakini bahwa kejadian-kejadian acak yang ada di sekitarnya berkaitan dengan mereka.
· Kategori ketiga dari kognisi yang ganjil adalah keyakinan aneh dan pemikiran-pemikiran magis. Sebagai contoh, mereka mungkin mempercayai atau meyakini bahwa individu lain mengetahui apa yang mereka pikirkan.
· Kategori keempat dari pikiran yang aneh adalah ilusi yang merupakan halusinasi yang singkat. Pada prinsipnya terdapat perbedaan antara ilusi dan halusinasi. Sebagai contoh, mereka mungkin berpikir bahwa mereka melihat individu-individu dalam pola-pola dari kertas gambar yang menempel di dinding.
Teori-teori psikoanalisis atau teori-teori kognitif mengenai schizotypal gangguan kepribadian cluster tidak banyak ditemukan. Teori-teori psikologi tidak memberikan perhatian yang besar pada gangguan ini karenasangat dekat sekali kaitannya dengan schizophrenia.
Sampai jumpa di artikel berikutnya.