Manusia adalah makhluk yang diciptakan paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Meski ketika manusia baru dilahirkan masih terlihat lemah dan tidak berdaya, seiring bertambahnya waktu manusia terus belajar dan tidak berhenti berkembang. Hal ini berbeda dengan makhluk lainnya, misalnya hewan yang terlihat bisa langsung berjalan dan beraktivitas segera setelah dilahirkan.
Pada manusia, perkembangan tidak berhenti seumur hidupnya. Salah satunya karena manusia dilengkapi dengan akal pikiran yang membuatnya tidak berhenti belajar selama dia hidup. Kemampuan belajar dan berkembang ini pun dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunyaa adalah faktor hereditas yang akan dibahas lebih lengkap di artikel kali ini.
Faktor hereditas dalam psikologi perkembangan memegang peranan yang cukup penting dalam perkembangan seorang anak hingga dewasa.
Meski faktor hereditas ini tidak sendirian berperan dalam psikologi perkembangan, dimana perkembangan manusia juga dipengaruhi faktor lingkungan, faktor hereditas bisa jadi topik yang cukup sulit dipelajari karena perkembangan manusia sendiri adalah ilmu yang sangat kompleks. Faktor hereditas dan lingkungan bersama-sama akan saling berinteraksi atau mempengaruhi perkembangan anak.
Baca juga:
Faktor hereditas ada karena adanya gen sebagai unit informasi yang diturunkan dari orang tua ke anak untuk memperoduksi diri dan menghasilkan protein yang terus berkembang. Gen ini juga memiliki fungsi untuk memunculkan karakteristik seorang manusia.
Karakteristik ini mencakup karakteristik fisik seperti berat badan, tinggi badan, dan juga karakteristik nonfisik seperti bakat, kemampuan intelektual, emosi dan lain sebagainya. Oleh karena itu, gen juga akan mewariskan sifat-sifat manusia termasuk kemampuan perkembangan anak secara psikologisnya. Berikut ini akan dibahas 13 faktor hereditas dalam psikologi perkembangan:
Bentuk tubuh anak adalah satu hal yang seringkali merupakan bawaan dari genetiknya. Ada anak yang memiliki tubuh kurus meskipun suka makan, sementara anak lain ada yang susah makan namun tubuhnya tetap gemuk.
Hal ini adalah salah satu bukti bahwa bentuk tubuh seseorang merupakan hal yang sudah dibawa di dalam genetiknya. Padahal, tidak bisa dipungkiri bahwa bentuk tubuh seseorang bisa membawa pengaruh tertentu dalam perkembangan seorang anak, terutama jika sudah terjadi interaksi dengan lingkungan di sekitarnya.
Sama dengan bentuk tubuh, warna kulit seseorang merupakan hasil dari pengaruh hereditas yang dibawanya. Biasanya, anak yang dilahirkan dari orang tua yang berkulit terang juga akan memiliki warna kulit yang terang.
Demikian sebaliknya, jika orang tua memiliki warna kulit gelap, maka dia juga akan memiliki warna kulit yang cenderung gelap. Warna kulit ini mau tidak mau juga akan memegang peranan dalam psikologi perkembangan anak tersebut di masa depan.
Sifat merupakan hal yang juga diwariskan turun temurun dari kakek, nenek, ibu dan ayah. Mungkin hal ini sedikit rancu dengan kebiasaan dan sedikit mirip dengan faktor lingkungan dalam psikologi perkembangan.
Jika dibandingkan dengan kebiasaan, sifat merupakan hal yang menetap dan sangat sulit untuk diubah. Hal ini berbeda dengan kebiasaan yang masih mungkin untuk diubah selama pelakunya memiliki keinginan yang kuat untuk mengubahnya.
Keberadaan sifat ini tentu saja akan sangat mempengaruhi proses perkembangan seorang anak karena hal ini berkaitan dengan cara anak berinteraksi dengan lingkungannya.
Misalnya, jika anak memiliki sifat tertutup dan kurang percaya diri, maka dia akan cenderung sulit berkembang dan menarik diri dari lingkungan. Hal ini perlu disikapi secara tepat oleh orang tua, guru, dan orang-orang lain di sekitarnya.
Anda mungkin sudah tidak bertanya-tanya lagi mengenai bagaimana intelegensi seorang anak dapat mempengaruhi perkembangan anak tersebut.
Biasanya, anak yang memiliki daya intelegensi tinggi akan lebih mudah belajar sehingga akan lebih mudah mengembangkan potensi di dalam dirinya. Intelegensi seorang anak akan mempengaruhi proses pengolahan informasi dan proses-proses belajar lainnya.
Padahal, intelegensi seorang anak ini sangat dipengaruhi juga oleh gen di dalam dirinya, meski lingkungannya juga sangat berperan untuk bisa mengarahkan anak tersebut menuju pengembangan diri yang positif. (Baca juga: Implikasi Perkembangan Intelektual Remaja Dalam Pendidikan)
Bakat merupakan faktor hereditas dalam psikologi perkebangan berikutnya. Adanya bakat di dalam diri seseorang akan membantu seseorang tersebut embangun kepercayaan dirinya hingga bisa mendorongnya berinteraksi dengan lebih baik di lingkungannya. Hal ini tentu akan berpengaruh pada perkembangan seseorang tersebut.
Baca juga:
Pada anak-anak yang beruntung, keberadaan bakat di dalam dirinya telah ditemukan sejak dia masih kecil. Hal ini biasanya akan mendorong orang tua untuk memotivasi anak melakukan bakatnya tersebut dan anak pun akan senang melakukannya. Hal ini tentu akan membantu anak mengembangkan diri dan potensinya. Namun, sayangnya banyak anak lain tidak bisa menemukan bakatnya sendiri sehingga bakat itu pun tidak dapat berkembang.
Ada beberapa penyakit yang merupakan bawaan sejak lahir. Penyakit-penyakit itu pun bermacam-macam, mulai dari penyakit kebutaan, cacat lahir atau fisik, penyakit imunitas dan lain sebagainya.
Penyakit-penyakit ini bisa mengganggu atau memperlambat perkembangan anak. Maka, jika ditemukan adanya penyakit pada anak, sebaiknya para orang tua berusaha ekstra dalam mendidik dan memotivasi anak tersebut untuk bisa mendorong perkembangan dirinya seoptimal mungkin. (Baca juga: Masalah Psikologi untuk Anak Tunagrahita)
Mentalitas anak juga bisa merupakan faktor hereditas yang diturunkan dari orang tua kepada anak. Seorang anak yang memiliki mental yang baik akan bisa lebih baik berinteraksi dengan lingkungannya.
Interaksi yang baik antara dirinya dan lingkungan tentu bisa mendorong psikologis anak berkembang dengan lebih optimal. Hal ini tentu berbeda dengan anak yang memiliki mentalitas rendah yang membuat anak cenderung mudah berputus asa, sehingga dia akan kesulitan belajar hal-hal baru yang biasanya bersifat menantang.
Emosi bisa juga disebut sebagai perasaan atau reaksi yang diberikan oleh anak terhadap stimulasi yang diterimanya dari lingkungan. Emosi ini bisa diturunkan juga dari orang tua. Misalnya, orang tua yang cenderung sabar dan tenang biasanya juga akan memiliki anak yang penyabar dan tenang.
Meski bisa jadi emosi ini merupakan hal yang dipelajari anak dari lingkungan keluarga, bisa jadi faktor hereditas atau keturunan juga memegang peranan terhadap emosi yang dimiliki oleh seorang anak. (Baca juga: Pengaruh Lingkungan terhadap Emosi Remaja)
Menurut penelitian, jenis kelamin seorang anak merupakan hasil dari perpaduan kromosom kedua orang tuanya pada saat terjadi pembuahan.
Jenis kelamin seseorang ini memang merupakan bawaan yang tidak dapat ditentutakn atau direkayasa oleh manusia. Padahal, jenis kelamin seseorang tentu akan mempengaruhi perkembangan diri seseorang tersebut di masa depan. (Baca juga: Gender dalam Psikologi Pendidikan)
Tidak ada seorang manusia pun yang bisa memilih dari ras mana dia di dilahirkan. Ras yang dimiliki oleh seorang manusia nantinya akan memberinya pengaruh tentang kebiasaan, sifat dan banyak hal lain yang berperan penting pada perkembangan dirinya.
Watak seseorang, apakah dia keras kepala, lembut atau teguh pendirian, merupakan salah satu pembawaan yang didapatnya dari orang tua. Watak ini bisa mempengaruhi seseorang tersebut dalam pengembangan diri dan proses belajarnya. (Baca juga: Jenis Perilaku Manusia Dalam Psikologi)
Ekspresi wajah, tanpa diduga juga bisa merupakan hal yang diturunkan secara genetis dari orang tua. Ada seseorang yang sulit berekspresi dan terkesan beraut wajah ‘datar’ hingga tidak bisa menunjukkan emosi atau perasaannya. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada caranya berinteraksi dengan lingkungannya sehingga juga akan berpengaruh pada proses belajarnya.
Ada anak yang terlihat cepat besar dari segi perkembangan fisiknya, sementara anak lain ada yang terlihat kecil dan cenderung lamban pertumbuhan tubuhnya.
Proses perkembangan fisik ini dipengaruhi oleh hereditas seorang anak yang juga didukung oleh faktor nutrisi atau pemberian gizi tubuhnya. Perkembangan fisik ini juga memegang peranan penting dalam psikologi perkembangan termasuk perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan.
Baca juga:
Setelah membaca artikel ini, tentu Anda akan lebih memahami bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan seseorang secara psikologis. Semoga artikel mengenai faktor hereditas dalam psikologi perkembangan ini bermanfaat untuk Anda, ya!
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…