Siapa yang tidak menyukai seorang yang bisa melakukan apa saja, dalam artian pekerjaan dan bakat. Orang yang memiliki kemampuan mengerjakan pekerjaan dalam waktu singkat dengan ragamnya bisa disebut dengan multitasking. Dimana pekerjaan tersebut dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Berikut ini cara mengatasi depresi karena pekerjaan.
Namun, dibalik semua itu tentu ada resiko dan juga tantangan yang bisa saja menguras tenaga juga pikiran. Untuk itu, bekerjalah sesuai dengan porsi dan kemampuan. Berikut ini ketahuilah beberapa fakta tentang multitasking yang bisa berdampak buruk dan baik:
1. Bisa Menimbulkan Stress
Salah satu contoh akibat multitasking yang dilakukan maka bisa memacu kepada stress. Hal ini karena dirinya dituntut untuk bisa mengerjakan semua hal dan dalam waktu yang singkat. Apabila seseorang tidak terbiasa dengan kegiatan ini, maka kemungkinan dirinya diterpa stress ringan sampai berat. Ketahui fungsi psikologi dalam praktek pekerjaan sosial.
2. Beresiko Mengalami Depresi
Selanjutnya fakta tentang multitasking yaitu tingkat keparahan yang bisa menyebabkan kepada depresi. Karena merasa tidak mampu mencapai target, hasil pekerjaan yang tidak sesuai harapan mampu mendorong seseorang menjadi depresi. Terutama pekerjaannya dituntut deadline dan pressure yang ketat. Karena itu multitasking akan sulit apabila seseorang tidak terbiasa menguasai pola tersebut.
3. Kondisi Kelelahan Berlebihan
Orang yang melakukan banyak jenis pekerjaan dalam waktu yang singkat tentu akan menguras tenaga juga otak. Apabila kedua organ tubuh tersebut tidak diistirahatkan dengan baik, maka kondisi seseorang mudah sekali drop. Rasa lelah dan capek yang berlebihan, akibat terkurasnya tenaga dan otak untuk menyelesaikan pekerjaan.
Baca juga :
- Fungsi psikologi dalam praktek pekerjaan
- Kepribadian sanguinis
- Fakta dibalik perpisahan menurut psikologi
4. Terlalu Berlebihan Melakukan Multitasking Bisa Menyebabkan Otak Berhenti Sejenak
Salah satu dampak dan fakta tentang multitasking adalah otak manusia memang mampu untuk melakukan multitasking apabila kegiatan tersebut sudah menjadi suatu kebiasaan. Contoh saja berjalan yang sudah biasa dilakukan semenjak kecil. Namun tidak dengan beberapa kegiatan yang bukan sebuah kebiasaan Anda, dan hal tersebut membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Tentu saja multitasking seperti itu akan membuat Anda kaget juga sulit.
5. Penurunan Daya Konsentrasi
Akibat melakukan pekerjaan yang banyak tentu saja dapat mengurangi daya konsentrasi Anda lambat laun. Karena itu saat melakukan pekerjaan yang membutuhkan multitasking sebaiknya Anda juga mengatur pola istirahat yang cukup. Hal ini agar keseimbangan antara tubuh, tenaga dan juga otak menjadi sinkron. Sehingga konsentrasi, fokus menjadi lebih baik, karena hal ini akan mempengaruhi hasil akhir yang Anda lakukan. Beberapa ciri-ciri seseorang sudah terkena Job Insecurity.
6. Dituntut Menyelesaikan Dalam Waktu Cepat dan Singkat
Selanjutnya fakta tentang multitasking yaitu Anda dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang cepat dan singkat. Berhati – hatilah saat Anda menyelesaikan semua pekerjaan, karena multitasking dituntut untuk lebih cermat, teliti dan tidak ceroboh. Bagi orang yang tidak terbiasa akan hal tersebut, maka akan bingung juga keki, sehingga ia tidak mampu menyelesaikan dengan baik.
7. Sering Menimbulkan Kecerobohan
Karena dituntut harus cepat dalam mengerjakan setiap pekerjaan, maka multitasking sering menimbulkan pola ceroboh. Ada saja hal yang lupa atau terlewat untuk diperiksa. Karena itu, tingkat keawasan dan fokus penting dalam melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan multitasking ini. Inilah alasan mengapa kita boleh egois untuk diri sendiri.
Dengan demikian Anda harus lebih perhatian dan juga menyadari apabila multitasking sangat membutuhkan kinerja yang optimal. Semoga penjelasan mengenai fakta tentang multitasking bermanfaat untuk Anda.