Belakangan ini mulai banyak fenomena ibu yang bekerja untuk juga memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal tersebut memang tidak dapat dihindari karena semakin tingginya biaya hidup saat ini dan terkadang hanya mengandalkan peran dari ayah sebagai tulang punggung juga masih kurang agar dapat makan sehari-hari, membiayai anak sekolah, membayar obat ketika sakit, dan sebagainya.
Akan tetapi, walaupun kebutuhan finansial keluarga menjadi terpenuhi, ada dampak yang dapat muncul bagi sisi psikologis anak. Terlebih jika usia anak masih belia dan tentu saja membutuhkan banyak waktu dan momen bersama ibu sebagai bagian dari proses perkembangan anak. Apabila tidak segera diatasi, hal ini dapat berdampak pada kondisi anak ketika dewasa sehingga perlu segera diatasi.
Berikut adalah dampak psikologi anak yang ditinggal ibu bekerja dan tips cara mengatasinya yang dapat digunakan oleh ibu.
1. Merasa Kurang Kasih Sayang
Salah satu dampak yang paling mungkin dirasakan oleh anak karena ibunya harus bekerja adalah merasa kurang kasih sayang. Perasaan ini muncul karena anak berpikir bahwa sang ibu tidak mau bersama dengannya dan memilih untuk pergi bekerja dalam waktu yang lama. Bahkan ketika anak pun dititipkan pada pengasuh sementara dapat meningkatkan rasa kurang kasih sayang.
Rasa kurang kasih sayang ini juga selanjutnya dapat mengurangi kemampuan anak untuk terikat dengan ibunya karena tidak banyak waktu dan kesempatan untuk melakukan kegiatan atau berbicara bersama. Akibatnya, ketika anak dan ibu sedang bersama, tidak ada juga komunikasi dan tetap sibuk dengan kegiatan masing-masing.
2. Masalah Tingkah Laku
Sebuah studi klinis yang dilakukan oleh Michigan Family Review pada tahun 2009 menunjukkan bahwa beberapa faktor, seperti jadwal kerja yang tidak sesuai standar dan tekanan finansial memiliki dampak negatif pada perkembangan sosial, emosional, serta perilaku anak. Hal inilah yang berpotensi menyebabkan munculnya masalah tingkah laku.
Masalah tingkah laku yang mungkin muncul pada anak karena ibu bekerja berdasarkan studi pada jurnal Attachment & Human Development adalah sikap agresif. Agresivitas merupakan bentuk perangai seseorang yang kasar dan agresif. Gangguan agresif ini dapat mulai terlihat pada usia 3 atau 5 tahun jika anak tidak mendapatkan pengasuhan penuh oleh ibu sejak lahir hingga usia 2 tahun.
3. Kesulitan Berkomunikasi
Dampak psikologi lain pada anak dengan ibu yang bekerja adalah sulitnya berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Anak yang sudah ditinggal bekerja oleh ibunya sejak masih kecil tentu belum paham dengan situasi yang terjadi, termasuk mengapa ibunya tidak sering menemaninya.
Apabila kebingungan itu terus terjadi dan tidak ada yang dapat memberinya pemahaman, perasaan marah dan frustasi dapat tumbuh pada diri anak. Hal ini menyebabkan kondisi perkembangan emosi anak menjadi tidak stabil dan berakibat pada anak yang cenderung tertutup sehingga muncul gangguan berkomunikasi ketika ia tumbuh dewasa.
4. Prestasi Belajar Rendah
Berdasarkan sebuah penelitian yang pernah dilaksanakan oleh Crouter di Amerika Serikat, hasilnya menunjukkan bahwa meskipun seorang anak laki-laki memiliki hubungan yang istimewa dengan ibunya, ia justru malas belajar sehingga tidak dapat memberikan prestasi yang cukup baik di sekolah karena terus ditinggal oleh ibunya bekerja.
Penelitian tersebut menjadi salah satu contoh dampak psikologi anak yang ditinggal oleh ibu yang bekerja. Prestasi sendiri dibangun oleh gabungan dari kemampuan kognitif, emosi, dan psikomotor. Kurangnya waktu dari ibu untuk anak dapat mengurangi pula lama anak melatih ketiga kemampuan tersebut sehingga berpengaruh pada prestasi belajar anak.
5. Muncul Stres bahkan Depresi
Anak yang kurang memiliki momen kebersamaan dengan ibunya juga rentan mengalami stres yang jika terus menerus terjadi dapat menjadi potensi gangguan depresi. Penyebab stres pada anak ini salah satunya berasal dari kesedihan yang mungkin disebabkan kurangnya kasih sayang, tidak memiliki tempat bersandar, atau bisa juga karena iri melihat teman-teman yang dekat dengan ibunya.
Ketika anak terlalu lama bersedih dan tidak menemukan cara untuk menghentikan rasa sedihnya, anak menjadi rentan terhadap gejala depresi. Depresi sendiri tidak hanya ditunjukkan dengan rasa sedih, tetapi juga kekurangan gairah hidup dan yang terburuk adalah menjadi penyebab munculnya keinginan untuk mengakhiri hidup.
6. Kenakalan dan Perilaku Seksual Berisiko
Terakhir, anak yang ibunya bekerja juga dapat menunjukkan masalah kenakalan serta perilaku seksual berisiko. Kedua hal tersebut dapat muncul karena anak merasa bahwa ibunya kurang memberikan perhatian dan pengawasan padanya sehingga ia berani untuk melakukan kegiatan sesuka hatinya terlepas dari baik maupun buruk.
Di sisi lain, perilaku nakal anak juga dapat muncul karena justru sedang mencari perhatian dari ibunya. Anak mungkin merasa ketika ia menjadi anak yang biasa saja, ibunya akan tetap bekerja, sedangkan ketika ia melakukan sesuatu yang berbeda, dalam hal ini perilaku nakal, ibunya akan memberi perhatian padanya.
Tips Cara Mengatasi Dampak Psikologi Anak yang Ditinggal Ibu Bekerja
Pada dasarnya, tidak ada yang salah ketika ibu juga bekerja. Namun, perlu beberapa penyesuaian agar anak tetap mendapat haknya, terlebih ini akan sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menetapkan waktu untuk bersama setiap harinya.
Misalnya, ibu harus bekerja dari pukul 8 pagi hingga 4 sore. Coba buatkan jadwal pada pukul 7 sampai 8 sebagai waktu di mana setiap anggota keluarga harus duduk bersama, entah itu belajar, menonton film, atau sekadar membicarakan hari itu. Kemudian dapat juga menetapkan waktu di hari libur untuk bermain bersama seharian, baik hanya di rumah saja atau pergi berlibur.
Dengan menetapkan quality time seperti itu, tidak adanya ibu selama sekitar 8 jam tidak membuat anak merasa benar-benar ditinggalkan oleh ibunya. Selain itu, anak juga mungkin akan lebih paham bahwa ibunya melakukan yang terbaik untuknya dengan mencari nafkah, tetapi juga berusaha memberikan waktunya untuk keluarga.