Secara umum agresivitas merupakan sebuah gangguan psikologis, dimana agresif itu adalah sebuah keinginan yang memandang orang lain hanya bisa menghambat, menghalangi dan juga membuatnya kecewa. Perilaku agresif ini sebenarnya bisa terjadi pada siapapun, mulai dari orang dewasa bahkan sampai dengan anak- anak pun bisa mengalaminya. Hal ini juga bisa menjadi sebuah perhatian khusus untuk para orang tua yang memiliki anak dengan sikap agresif. Ada beberapa faktor agresif baik pada anak maupun faktor perilaku agresif pada remaja, bisa berhubungan dengan psikis dan juga dilakukan secara fisik.
Untuk para orang tua yang selalu melihat anaknya bersikap agresif pun tentu tidak perlu khawatir, karena sifat yang satu ini memang cukup banyak dialami oleh usia anak- anak, sehingga dalam mengendalikan dan juga mengatasinya memang dibutuhkan kesabaran ibu agar membuat anak-anaknya bisa lebih terkendali dan juga tenang. Perlu kita ketahui, perilaku agresif pada anak memang seringkali menjadi sebuah pemandangan yang secara umum sangat mudah terlihat.
Bahkan sampai dengan saat ini jika anak mengalami rasa marah pada dirinya, bisa jadi karena ada hal- hal yang tidak disukainya dan juga sifat ngambek, anak akan mengalami berbagai gejala sifat agresif. Bisa dengan berteriak- teriak, menangis yang membuat orang lain di sekitarnya menjadi resah. Adanya sifat agresif juga bisa berhubungan dengan emosi dalam psikologi lintas budaya yang sulit untuk dikendalikan di dalam tubuh. Karena usia anak- anak ini masih kecil,sehingga mereka belum paham betul cara mengendalikan emosinya tersebut.
Selain dari sikap marah yang kerap kali ditunjukannya, ada juga beberapa sikap lainnya yang membuat sikap agresif ini muncul, diantaranya adu fisik dengan temannya, menggigit, bahkan sampai dengan menjambak rambut. Meskipun perilaku yang dilakukannya hanya sebatas pada teman sebaya dan juga saudaranya saja, namun sebagai orang tua anda harus bisa mengendalikan dan mengalihkan sifat anak tersebut, agar tidak terulang kembali.
Adapun Beberapa Ciri- ciri Sikap Agresif yang Seringkali Terlihat Diantaranya:
• Anak- anak yang cenderung memaksakan kehendaknya.
• Anak- anak yang selalu menyalahkan orang lain dan juga diliputi rasa marah.
• Selalu ingin menjatuhkan orang lain, biasanya dilakukan oleh teman sebaya dan juga saudaranya.
• Selalu menimbulkan rasa tegang dan juga rasa sakit.
• Selalu mengungkapkan isi hatinya dengan cara yang tidak tepat.
• Hanya ingin tujuannya tercapai, tanpa mengindahkan perasaan orang lain.
• Selalu mengutamakan perasaannya sendiri.
• Menyampaikan sesuatu pada orang lain dengan cara yang meledak- ledak dan juga rasa amarah.
• Menyerang, melakukan intimidasi.
• Anak menjadi mudah tersinggung.
• Sangat sulit mempertahankan hubungan persahabatannya.
• Melemparkan barang dan juga menghancurkan barang milik orang lain.
• Mengancam teman- temannya melalui fisik dan juga verbal.
Cara Mengatasi Anak yang Agresif
Mengatasi anak- anak yang memiliki sifat agresif sebenarnya tidaklah sulit, hanya perlu peranan orang tua yang bisa membuat anak lebih bisa mengendalikan apa yang dirasakannya. Diantaranya beberapa langkah dan cara yang bisa diambil adalah:
a) Selidiki Penyebab Agresif Pada Anak
Untuk bisa mengendalikan anak- anak yang memiliki sifat agresif berlebihan, pastinya yang harus kita pahami adalah dengan menyelidiki sebenarnya apa yang menjadi penyebab anak tersebut mengalami sifat agresifitas. Perlu kita ketahui bahwa anak- anak umumnya menjadi peniru yang ulung dan pasti ada sebuah penyebab yang menjadikan anak tersebut bersifat demikian, bisa jadi karena acara di TV yang ditontonnya, maupun adanya konflik di tengah keluarganya. Setelah mencari tahu hal apa saja yang menjadi penyebabnya nantinya anak bisa membuat anak lebih mengendalikan perasannya.
b) Memberi Masukan Tanpa Hukuman Fisik
Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah dengan memberi masukan ke anak tanpa harus memberinya hukuman fisik, jika anda ingin meredakan situasi namun membuat anak dihukum hukuman fisik pastinya hal tersebut tidak akan membuat jera, nantinya anak akan merasa harus membalas perbuatannya tersebut dengan perilaku yang salah lagi. Hal ini juga bisa disebut sebagai ciri-ciri emosi dalam psikologi yang akan terus sulit untuk dikendalikan.
c) Tegaskan Pada Anak Bahwa Perilakunya Salah.
Anak- anak pada usia antara 3 sampai dengan 10 tahun memang belum bisa paham betul mengenai hal- hal apa yang salah dan benar. Sehingga bisa jadi dilain waktu anak tersebut malah akan menyakiti teman sebayanya lagi. Ajak anak bersikap lebih empati pada orang lain, sehingga anak tersebut akan mulai bisa membedakan sikapnya selama ini memang salah.
d) Menyalurkan Energy Anak Dengan Baik.
Sikap agresif pada anak biasanya dipengaruhi oleh beberapa hal, bisa jadi hal tersebut karena rasa frustasi dan juga kesepian yang terjadi pada anak. Sehingga untuk mengatasi hal yang demikian sebagai orang tua kita juga harus paham betul mengenai cara untuk bisa membuat anak mengalihkan energinya tersebut. salah satunya bisa dengan mengajak anak bermain, olahraga dan juga melakukan permainan yang bisa membuat otaknya lebih terangsang. Sehingga pada akhirnya pikiran anak pun akan mulai teralihkan.
e) Lebih Pengertian dan Sabar Pada Anak
Membuat anak memiliki sikap disiplin memang tidak mudah, dalam hal ini juga ada energi yang harus anda keluarkan. Apabila anda sudah memberikan kesabaran sepenuhnya dan juga membuat anak lebih damai dan juga nyaman di dekat orang- orang di lingkungannya, setidaknya hal tersebut sudah bisa sedikit meringankan pekerjaan anda. dengan kedamaian dan kenyamanan pada lingkungan nya akan membuat anak mengurangi sifat agresifnya, hal ini juga karena anak merupakan peniru yang ulung, sehingga segala sesuatu yang dilakukannya akan tercermin dan terlihat dari apa yang dilihatnya juga. Pengaruh agresifitas pada umumnya bisa datang dari mana saja, tidak sedikit juga anak- anak yang memiliki sikap agresif ini muncul karena apa yang pernah dilihatnya, diantara faktor- faktor apa saja yang bisa memungkinkan sikap agresif ini muncul diantaranya:
• Adanya pengaruh genetik.
• Anak kesulitan untuk melakukan perubahan, misalnya dengan selalu berpindah- pindah sekolah, sehingga sulit melakukan adaptasi.
• Tidak ada hal baik yang dilihatnya, misalnya orang tua yang selalu bertengkar dan acar televisi yang kurang mendidik.
• Terlalu memanjakan anak, hal ini akan menjadi pemicu yang paling sering terjadi dari sifat agresif.