Banyak kasus saat ini telah terjadi yang berbau kepada kejujuran, kebohongan, fitnah, serta kasus sara membawa semua itu kepada kehancuran dan juga kekecewaan.
Sikap tidak jujur bukan hanya tidak baik, namun dalam ajaran agama apapun tidaklah seseorang menjadi tidak jujur demi kepentingan dan keegoisan sesaat alias tidak dihalalkan. Berikut ini contoh peran remaja dalam menghadapi era globalisasi untuk bersikap jujur.
Perlu ada sikap yang harus menyikapi hal tersebut, agar tidak menjadi darah daging yang membawa kepada keburukan dunia dan akhirat.
Berikut ini akan dijelaskan bagaimana contoh perilaku dalam membela kejujuran yang seharusnya ditindak apabila menemukan ketidakjujuran tersebut :
1. Mengatakan yang benar adalah benar
Tidak setiap orang berani untuk mengatakan yang benar adalah benar, dan salah adalah salah. Bersikap jujur memang sulit, apalagi ia melakukan tindakan tersebut demi kepentingan pribadi atau keuntungan pribadi.
Banyak contoh kasus ketidakjujuran terjadi misalnya pejabat yang korupsi, pegawai yang membolos, atau anak yang berbohong kepada orangtuanya. Jika hal ini terus dilakukan sampai tingkat emosi yang matang hal tersebut tetap terpatri dalam pikiran dan hatinya. Antisipasi dan beberapa cara menghadapi anak remaja yang suka berbohong.
2. Tidak bersikap memfitnah atau mengkambinghitamkam
Contoh perilaku dalam membela kejujuran lainnya adalah tidak bersikap menfitnah dan mengkambinghitamkan seseorang atau kelompok untuk kepentingan pribadi dan golongan.
Sebuah lingkungan dengan pola dan didikan seperti ini akan menjerumuskan kepada kehancuran dan kerusakan prilaku yang menyimpang dari jalur agama dan norma kehidupan.
Orang yang tidak jujur dianggap remeh dan tentu masyarakat akan menolak karena ketidakpercayaan akan sikap dan tindakannya. Tindakan dan contoh psikologi proyeksi dalam kehidupan sehari – hari.
3. Menolak berita hoax atau berita palsu
Perkembangan teknologi yang kian modern membuat masyarakat beralih menggunakan teknologi seperti smartphone, ipad, dan sebagainya dalam berkomunikasi. Salah satu media sosial yang sering digunakan sebagai penyampaian informasi yaitu facebook.
Banyak berita yang apabila tidak disaring dengan baik banyak mengandung berita palsu, provokasi, fitnah dan kebohongan.
Oleh sebab itu sepatutnya kita harus pintar dan mawas diri mengenai informasi yang salah dan tidak jujur. Karena akan berdampak kepada perpecahan, persepsi buruk dan fitnah. Berikut ini cara mengetahui orang berbohong menurut psikologi.
4. Sampaikan informasi yang valid
Dalam menyampaikan sebuah informasi seharusnya mengedepankan kebenaran dan sesuai dengan berita yang valid. Informasi yang tidak sesuai dan valid dapat menyebabkan berita palsu atau fitnah, untuk sangsi yang diberikan tidak main – main.
Setiap orang yang menyebarkan informasi palsu akan dijerat dengan undang – undang ITE dan penceramaran nama baik.
Untuk itu pentingnya memberikan contoh perilaku dalam membela kejujuran dengan berani, tegas dan berkomitmen. Tidak gentar membela kejujuran dan kebenaran yang sesuai dengan fakta. Perlu kita ketahui faktor dan beberapa aspek psikologi dalam perilaku.
5. Berikan laporan menggunakan bukti dan data
Pada saat ingin menyampaikan sebuah kebenaran dan kejujuran sebaiknya gunakan bukti dan data yang benar – benar valid.
Zaman yang serba instan dan teknologi yang canggih tentu sepatutnya kita juga menjadi lebih pandai dalam berorasi untuk kejujuran. Jangan sampai kejujuran hanya diucap dibibir dengan tidak didukung dengan bukti nyata.
Sifat jujur harus ditanamkan sejak dini agar dewasa mental dan perilaku jujur tetap tersimpan didalm hati serta jiwa. Dan tidak akan tergiur untuk suatu kebohongan yang membawa kepada petaka. Contoh berikut tentang peranan remaja dalam meningkatkan jati diri dalam kehidupan sehari – hari.
Semoga penjelasan mengenai contoh perilaku dalam membela kejujuran menjadi manfaat dan dapat dijadikan sebagai inspirasi kita melakukan hal yang jujur dan benar. Kebenaran dan kejujuran adalah tindakan seorang pemberani yang patut menjadi teladan dan inspirasi.