Pandemi COVID-19 yang datang secara tiba-tiba sangat berdampak bagi manusia di seluruh dunia terutama di Indonesia. Keharusan untuk berada di rumah, mengurangi kegiatan di luar, dan tidak bertemu langsung dengan orang lain tidak hanya membuat masyarakat secara fisik terhambat, tetapi juga secara mental bisa terganggu.
Di masa yang rawan saat ini, setiap orang berisiko untuk terjangkit penyakit jika tidak mengikuti protokol kesehatan serta menjaga kesehatan fisik. Akan tetapi, selain kesehatan fisik, kesehatan mental tidak kalah pentingnya untuk kita perhatikan. Kesehatan mental menjadi aspek penting dalam mewujudkan kesehatan yang menyeluruh (Ridlo, 2020).
Menurut Rozali, Sitasari, dan Lenggogeni (2021), kesehatan mental merupakan wujud kesinambungan antara fungsi-fungsi kejiwaan secara sungguh-sungguh dan terbentuknya kesesuaian diri antara diri sendiri dengan lingkungannya. Sedangkan menurut WHO (2021), kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan di mana individu secara sadar dapat mengelola stres kehidupan yang wajar, bekerja secara produktif, dan memiliki peran dalam lingkungannya.
Kondisi kesehatan mental manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa kepribadian, perkembangan, spiritualitas, kebermaknaan hidup, keseimbangan berpikir, serta kondisi fisik dan psikologis. Sedangkan faktor eksternalnya, seperti kondisi sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lain-lain.
Menjaga kesehatan mental di masa pandemi memang tidak mudah, tetapi ada berbagai cara yang bisa dicoba agar kesehatan mental tetap stabil. Permasalahannya adalah kebanyakan orang tidak mengetahui cara yang tepat atau memang kondisinya tidak memungkinkan. Berikut adalah 9 cara menjaga kesehatan mental di masa pandemi, di antaranya:
1. Dimulai dengan menumbuhkan motivasi dan menetapkan mindset
Tanpa adanya motivasi untuk menjaga kesehatan mental, seseorang akan kesulitan untuk melakukan cara apa pun secara konsisten. Selain itu, mindset atau pola pikir juga sangat penting agar ketika berbagai hal menimpa individu, ia dapat menghindari pikiran yang negatif dan lebih menerima kondisinya secara positif.
2. Menjaga rutinitas yang baik
Bangun sebelum matahari terbit, makan tiga kali sehari di waktu yang konsisten, minum air mineral minimal dua liter dalam sehari, tidak begadang merupakan beberapa contoh rutinitas positif yang harus dipertahankan konsistensinya.
3. Kurangi penggunaan media sosial
Pemakaian media sosial yang berlebih dapat mengganggu kesehatan mental individu. Informasi yang berlebihan dapat menimbulkan stres atau kecemasan. Ditambah lagi, informasi yang beredar bisa berupa berita bohong atau konflik-konflik yang melelahkan bagi mental untuk selalu diikuti.
4. Melakukan filter terhadap informasi yang diterima
Dilansir dari situs Departement Health and Human Services Victoria State Government, membaca berita terkini seputar COVID-19 dapat membuat kita merasa stres. Oleh karena itu, kita dapat membatasi paparan berita dengan membuka satu atau dua kali dalam sehari. Di sisi lain, pastikan sumber berita yang digunakan tepercaya dan kredibel serta jangan mudah percaya dengan perkataan yang tidak berdasarkan bukti ilmiah.
5. Melakukan hobi
Hobi merupakan kegiatan yang kita sukai sebagai ‘pelarian’ dari kehidupan sehari-hari yang sangat berat. Lakukan hobi secara rutin dan terjadwal sehingga dapat menghilangkan stres, tetapi juga tidak membuat kita menghiraukan kewajiban sehari-hari. Selain itu, hobi juga bisa menjadi hal yang produktif atau menghasilkan.
6. Tetap berolahraga
Olahraga sangat penting untuk dilakukan secara rutin. Walaupun di rumah, kita tetap bisa melakukan olahraga, seperti work out, senam, atau yoga. Kita juga bisa berolahraga dengan bantuan alat lain seperti lari dengan treadmil, bersepeda statis, lompat tali, dan sebagainya. Olahraga juga dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan mental.
7. Jaga hubungan dengan keluarga, saudara, serta teman menggunakan media komunikasi
Pandemi mengharuskan kita semua untuk tidak bertemu secara langsung dengan orang lain, termasuk keluarga atau teman dekat. Di satu sisi, kita memang harus menjaga kesehatan kita, di sisi lain, kita juga harus menjaga kesehatan orang lain karena kita tidak pernah tahu siapa yang menjadi pembawa virus atau bakteri ketika bertemu.
8. Hindari konsumsi tembakau, alkohol, obat-obatan
Saat ini, kesehatan fisik sangatlah berharga sebab sulit untuk mengakses fasilitas kesehatan di masa pandemi. Selain itu, pergi ke rumah sakit atau puskesmas juga bisa berbahaya karena pusat kesehatan sekarang menjadi tempat yang sangat rawan untuk kita terjangkit penyakit. Penggunaan tembakau, alkohol, dan obat-obatan justru dapat menurunkan kondisi kesehatan fisik kita.
9. Hubungi layanan kesehatan mental jika terjadi gangguan yang berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari
Tidak ada salahnya untuk berkonsultasi atau melakukan konseling kepada tenaga kesehatan mental seperti psikolog maupun konselor. Saat ini, pemerintah bekerja sama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dalam memberikan layanan untuk membantu permasalahan kesehatan mental masyarakat yang dinamakan Sejiwa (Taher, 2020). Layanan ini dapat diakses melalui sambungan telepon oleh seluruh masyarakat yang merasakan dampak pandemi (Ridlo, 2020).
Demikianlah 9 cara menjaga kesehatan mental di masa pandemi.