Mengutip dari Forbes, dalam keseluruhan hidupnya, pikiran seorang individu terus menerus bekerja untuk menyaring dan memproses segala bentuk rangsangan dan informasi yang menegaskan keyakinan yang sudah terbentuk sebelumnya. Dalam psikologi, keadaan ini disebut dengan bias konfirmasi.
Pikiran dan persepsi dalam psikologi ini juga meniru dan mencerminkan akumulasi dari kejadian di masa lalu, yang rasanya seperti secara otomatis terprogram untuk bertindak sesuai template dengan pola yang senada dengan pengalaman.
Pikiran Bawah Sadar Manusia yang Sebenarnya Bisa Diprogram Kembali
Bruce mengatakan, yang dikutip dari Uplift, adapun bagian korteks pra-frontal pada otak adalah pusat kesadaran manusia. Berkat anugrah ini, pikiran seseorang terbagi menjadi dua aspek utama, yakni pikiran sadar dan pikiran bawah sadar.
Secara sederhana, pikiran sadar adalah dorongan yang mengatur keinginan dan aspirasi yang bisa selalu kita olah setiap hari, sementara pikiran bawah sadar lebih kepada pikiran sadar yang berevolusi menjadi ranah pola pikir atau mindset yang secara tidak sadar kita jadikan sebagai kebiasaan.
Pola pikiran bawah sadar terbentuk sejak masa kecil hingga pada fase-fase selanjutnya yang akan terus bertambah sesuai dengan pertemuan realitas yang kita dapatkan. Tetapi, biasanya pikiran bawah sadar mengukuhkan dirinya sebagian besar sejak masa muda.
Istilah “hidup seseorang adalah cetakan dari sebuah program” cukup memberikan gambaran bahwa kekuatan persepsi dan pandangan di dalam sebuah pikiran mampu membentuk, mempengaruhi, dan menghasilkan perjalanan hidup yang akan dijalani.
Kebanyakan orang seringkali tunduk pada pikiran bawah sadar sehingga ketika pikiran sadar menginginkan suatu pencapaian, akhirnya dilawan oleh arus bawah sadar dengan keyakinan bahwa pencapaian tertentu tersebut tidak akan terjadi.
Sebagaimana program, maka memungkinkan untuk otak (pusat kendali tubuh secara fisik dan mental) kita me-reprogram pola pikir sehingga harapan dan keinginan di permukaan bisa didukung oleh mindset yang secara mental membuka kemungkinan itu sendiri untuk tumbuh.
1. Mendaur Ulang Bahasa Pikiran yang Tertutup
Emosi yang terkandung di dalam sebuah bahasa bisa memberikan perbedaan pandangan yang sangat besar. Maka, cara pertama dalam memprogram pikiran bawah sadar adalah mengupas kembali bahasa pikiran terhadap suatu peluang untuk didaur ulang menjadi bentuk kalimat bahas yang bersifat lebih eksploratif dan berani.
Misalnya, setiap dihadapkan pada keputusan yang harus diambil untuk menentukan arah perjalanan, seringkali kita lebih banyak mencari aman dengan memilih pola kegiatannya sudah diketahui tidak challenging. “Memilih cara aman daripada membahayakan diri sendiri dengan risiko yang menyebabkan penyesalan di akhir.” Kadang-kadang ini mewujudkan rasa putus asa secara nyata sehingga kita biasanya tidak memiliki alasan untuk bangga terhadap pencapaian yang terasa jauh dari orang lain.
Tanpa kita sadari, bahasa pikiran tersebut membatasi eksplorasi diri yang akhirnya membuang kesempatan metamorfosis kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik menjadi lebih naik level. Bahasa pikiran yang seperti ini biasanya terpengaruh oleh fixed mindset, yakni keyakinan atau pola pikir yang tidak terbuka terhadap perkembangan yang diupayakan di luar bakat alamiah.
Ubah bahasa tersebut menjadi deklarasi yang memancing rasa ingin tahu dan motivasi untuk berkembang dengan kalimat “Harga dan makna proses hidup terletak pada keberanian dalam mengambil risiko”. Bahasa pikiran seperti ini bisa mengendalikan pikiran sadar untuk berkeyakinan bahwa menjalani hidup yang progresif dan bermakna dimulai dari jalan-jalan yang penuh tantangan.
Ini karena secara natural memberikan kesempatan pada kemampuan dan keterampilan adaptif kita terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi.
2. Tidak Asal Yakin, Tetapi Lihat Kemungkinannya
Cara memprogram pikiran bawah sadar berikutnya adalah memediasi perubahan keyakinan dari yang skeptis terhadap peluang menjadi percaya terhadap segala kemungkinan. Poin ini memberikan kita pandangan yang objektif bagi diri kita sendiri bahwa perspektif positif juga perlu diimbangi dengan ketelitian kita memahami potensi dan realita sosial, yang mana kadangkala tidak bisa dipaksakan karena keadaan tertentu.
Atau, bisa jadi karena pada akhirnya memang bukan jalan yang ditakdirkan untuk kita jalani, meskipun upaya kita sudah dirasa maksimal. Tetapi, sebelum berakhir pada kesimpulan final, kita perlu mengupayakan cara-cara alternatif untuk mendukung tujuan baru yang akan kita capai. Tidak hanya fokus pada satu cara, tetapi bagaimana tujuan tersebut bisa dituju dengan jalan-jalan yang terbuka kemungkinannya untuk sampai, yang tiap-tiap orang bisa berbeda cara.
3. Mengizinkan Diri untuk Bahagia dan Sukses Versi Kita
Memprogram pikirna bawah sadar memerlukan kesiapan mental dan emosional yang sehat. Persepsi sosial yang biasanya memberikan dampak negatif kestabilan psikologi sosial pribadi terhadap keyakinan kita kadangkala tidak bisa dihindari. Misalnya, standar kebahagiaan, kesuksesan minimum yang biasanya dikaitkan dengan usia, dan hal-hal bersifat opini kasar lainnya yang sebenarnya terlalu relatif untuk disamaratakan.
Maka, cara memprogram pikiran bawah sadar yang sehat adalah melalui kesadaran tinggi bahwa tolak ukur dalam segala aspek kehidupan masing-masing orang tentu berbeda. Kita hanya perlu fokus terhadap pencapaian dan peningkatan kualitis diri yang sesuai dengan karakteristik kita. Persepsi ini bisa membantu kita untuk tidak mencari-cari terus definisi bahagia yang tidak akan kita temukan jika berasal dari standar yang ditentukan orang lain.
4. Mulai Membiasakan Sikap Afirmasi Positif
Penerapan afirmasi positif pada diri sendiri sering digaungkan oleh kebanyakan ahli psikolog. Hal ini karena secara keseluruhan, tindakan mengafirmasi diri dengan “mantra” yang menenangkan untuk diri kita diwujudkan dari perbuatan terkecil yang bisa kita lakukan sendiri, seperti penegasan dan pengakuan yang bertujuan untuk membangun produktifitas yang tidak memberatkan kita secara fisik dan mental.
Afirmasi positif bisa diucapkan setiap hari atau ditulis dan ditempel pada sudut yang setiap hari berada dalam jangkauan mata. Cara ini bisa berbentuk macam-macam, misalnya pengakuan kekurangan diri yang diikuti dengan kelebihan yang bisa mengimbanginya, penegasan terhadap progress baik yang telah diraih, harapan tujuan yang mampu kita raih untuk kebahagiaan diri kita sendiri, dan lain-lain.
5. Ketakutan Orang Lain Bukan Ketakutanmu Juga
Menjadi hal yang wajar apabila pemikiran spektis orang lain memicu ketakutan pada diri kita. Secara naluri, kita belajar dari pengalaman yang dicontohkan atau diceritakan oleh orang lain dan akan kita hindari agar tidak mengalami kejadian tidak mengenakkan persis seperti orang lain.
Ketakutan secara umum bisa dan mudah menyebar, meski belum kita rasakan secara nyata. Di kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering membaca suatu berita tragis atau kasus yang akhirnya menimbulkan perasaan takut jika menemui keadaan yang mirip dengan berita yang pernah didengar. Ketakutan adalah bagian dari perasaan irrasional yang sebenarnya hanya akumulasi semu dan tidak bersifat nyata. Cara menghilangkan kecemasan dan ketakutan yang berlebihan perlu kita perhatikan.
Ketakutan yang dialami orang lain tidak berarti menjadi ketakutan kita juga. Pemikiran dan pengambilan sikap kita menentukan apa yang perlu kita pertimbangkan, tetapi tidak untuk dicemaskan secara berlebihan. Untuk mengatasi ini, kita perlu menganalisis kegiatan yang berpotensi menakutkan, mempersiapkan diri, dan memastikan bahwa kita tahu tindakan apa yang akan kita lakukan untuk menghadapi keadaan tertentu.
6. Fokus pada Apa yang Terjadi Hari ini
Pola pikir yang masih mengaitkan dan membawa pengalaman dari masa lalu untuk dilibatkan dalam pemikiran masa kini nampaknya menjadi perdebatan batin yang selalu kita hadapi. Menurut beberapa ahli psikologi, sebenarnya yang perlu kita fokuskan hanya pada tindakan dan kejadian kita selama 24 jam ke depan, yang maksudnya adalah kejadian hari ini.
Masa lalu dan masa depan yang terlalu jauh menyebabkan bertumpuknya pikiran sehingga seringkali mendistraksi fokus kita terhadap apa yang kita kerjakan. Hal ini menghambat proses psikologi perkembangan, salah satu cabang-cabang psikologi, yang jika tidak dikaji kembali akan berdampak pada gangguan emosional.
Maka, cara ini perlu kita terapkan setiap hari. Ingatkan diri sendiri bahwa hari kemarin hanya untuk hari kemarin, hari esok hanya akan kita ketahui hari esok. Jadi, pemikiran seperti ini dapat meningkatkan rasa syukur kita terhadap apa saja yang telah kita usahakan dan menerima apapun yang akan terjadi setelahnya.
7. Temukan Passion untuk Mendasari Keyakinan
Menemukan passion atau ketertarikan menjadi bekal yang sangat penting untuk menentukan arah tujuan hidup yang akan dicapai. Penentuan ini juga menjadi landasan bagi kita dalam memprogram pikiran bawah sadar. Ketika kita tahu ke arah mana kita akan berjalan, maka kita tahu pula apa yang perlu kita siapkan, upayakan, rencanakan, dan evaluasi.
Biasanya, jika kita belum menemukan apa yang sebenarnya ingin kita raih, maka berpengaruh juga terhadap pikiran bawah sadar yang menjadi serba tidak yakin terhadap semual hal yang ada di hadapan kita. Jika tidak ada keyakinan yang mendasar di pikiran bawah sadar, maka kita akan kesulitan dan berjalan tanpa arah yang semakin lama akan menghabiskan energi positif kita.
Maka, cara ini bisa sangat mendukung dalam memprogram pikiran bawah sadar yang terstruktur dengan baik. Mengetahui dan memahami cara menumbuhkan passion dalam diri, maka kita jadi tahu kehidupan seperti apa dan bagaimana yang akan kita jalani prosesnya.
8. Selalu Pertanyakan Kembali Alasan Penolakan Diri
Dalam berproses, kita tidak jarang menemui momen-momen yang rasanya energi kita terkuras habis dan membutuhkan recharge yang maksimal. Biasanya, situasi ini menimbulkan perasaan yang menjadi kendala dalam progressnya, misalnya malas, menunda target harian, atau lainnya.
Cara untuk membantu pemrograman kembali pikiran bawah sadar juga didukung oleh langkah ini. Kita perlu mempertanyakan dan mencari alasan logis mengenai tindakan penolakan untuk melakukan sesuatu pada real-time. Kita perlu mengidentifikasi kebutuhan fisik dan mental apa yang mungkin sedang sangat memerlukan asupan kembali.
Setelah mengetahui penyebabnya, kita perlu sadar bahwa alasan-alasan tersebut tidak hadir untuk dibiarkan saja. Penuhi kebutuhannya sebagai rasa tanggung jawab terhadap diri kita sendiri. Apabila memang membutuhkan waktu jeda dari kesibukan, pastikan kita merencanakan dan mengatur waktunya, lalu berkomitmen mewujudkan rencana untuk mengganti waktu luang yang kita adakan agar tujuan capaian harian tidak dilepaskan begitu saja.
Latihan-latihan yang diperlukan untuk memprogram kembali pikiran bawah sadar yang cenderung tidak memberikan kesempatan perkembangan kualitas diri kita perlu direfresh setiap hari. Hindari memikirkan terlalu rumit sehingga yang terjadi malah memberatkan pikiran kita dengan ketakutan terhadap kegagalan karena overthinking. Jika dibutuhkan, kita dapat melakukan psikologi konseling untuk dibantu mengkonstruksikan kembali proses mental kita.
Fokus pada tujuan memprogram pikiran bawah sadar, yakni membangun semangat dan kebahagiaan kembali agar harapan hidup yang kita inginkan tercapai bisa terwujud tanpa merugikan psikis kita. Penting untuk mengapresiasi setiap usaha yang kita jalani, pastikan bahwa kita tidak termakan oleh standar yang diberikan oleh orang lain.