Salah satu gangguan psikologis yang saat ini sudah mulai menjadi perhatian masyarakat adalah OCD. Dikutip dari situs American Psychiatric Association, OCD atau Obsessive-Compulsive Disorder merupakan gangguan yang membuat penderitanya memiliki pikiran, ide, atau sensasi yang berulang dan sebenarnya tidak diinginkan (obsesi), tetapi terus mendorong mereka untuk melakukannya secara berulang (kompulsi).
OCD dapat dialami oleh siapa saja, tanpa terkecuali artis-artis yang sudah terkenal. Berkut adalah 7 artis yang mengalami OCD beserta alasan dan cara mereka mengatasinya, yakni sebagai berikut.
1. Katy Perry
Perry menyampaikan dalam majalah ELLE bahwa dirinya memiliki kecenderungan OCD sehingga ia sering melakukan hal yang “aneh” dengan mengancingkan segala hal dan mengkoordinasikannya berdasarkan warna, kemudian menggantungkannya dengan cara tertentu. Hal tersebut berada di luar kendali Perry dan membuatnya sulit fokus.
Ia pun mengaku bahwa ia juga akan merasa panik yang berlebih ketika make-up di dompetnya rusak atau ketika berada di dekat hewan peliharaan dan bulu hewan tersebut mengenai cardigan Perry. Kondisi yang lebih parah adalah ketika ia melihat kacamata yang memiliki bekas sidik jari. Ia seketika akan langsung berteriak dan meminta orang lain untuk membersihkannya.
OCD yang dialaminya disebabkan oleh pengalaman masa kecilnya. Perry dibesarkan dari keluarga yang menganut Kristiani dengan sangat ketat. Ia bahkan tidak banyak pergi ke sekolah dan mendapatkan pendidikan yang pantas. Orang tuanya tidak mempercayai sekolah pada umumnya, mereka ingin Perry mendapat pendidikan berbasis agama sehingga ia pun memiliki kesulitan dalam membaca.
Perry melakukan upaya pemulihan dengan terapi, meditasi, yoga, dan setelah bertemu dengan pasangan yang menyayanginya dan memberi dukungan penuh, ia dapat belajar untuk mengatasi masalah kesehatan mentalnya. Di sisi lain, ia juga berusaha menerima dirinya sebagai diri yang sebenarnya.
2. Howie Mandel
Howie Mendel merupakan komedian, pembawa acara, aktor, produser, pengusaha, direktor, serta penulis yang sangat terkenal dengan game show “Deal or No Deal” serta sempat menjadi juri dalam America’s Got Talent sejak tahun 2010. Namun, di balik tampilannya yang menyenangkan dan lucu, ia memiliki gangguan psikologis kecemasan, ADHD, serta OCD.
Mandel sudah mengalami OCD sejak masih kecil, walaupun pada saat itu ia tidak benar-benar didiagnois memiliki gangguan tersebut sampai sudah dewasa. Di masa kecil ia sangat terobsesi dengan kotoran dan kebersihan hingga mandi setelah mandi dan mandi lagi setelah itu. Bahkan, di usianya yang masih mudah sekali, ia sampai tidak mau mengikat tali sepatunya karena sudah mengenai tanah.
Menurutnya, saat itu sebagai anak-anak, ia memiliki pikiran yang terlalu sibuk dari anak pada umumnya. Saat sudah dewasa dan memiliki anak, ia pun menurunkan riwayat gangguan psikologis pada sang anak, Jackie, yang juga memiliki OCD dan kecemasan.
Ketika sudah melalui berbagai gejala, Mendel tetap tidak berkonsultasi pada dokter sehingga ia menyebut istilah atas kondisinya sebagai “Howie Mandel”. Hingga akhirnya ia berusaha melakukan upaya penyembuhan dengan mengkonsumsi obat-obatan dan melakukan psikoterapi. Ia pun selalu berusaha mengatasi gejala yang muncul dengan kemampuan coping.
3. Leonardo DiCaprio
Siapa yang tidak mengenal Leonardo DiCaprio? Ia adalah pemain film-film blockbuster Hollywood yang lahir pada 11 November 1974 di Los Angeles. Ia diketahui memiliki gangguan OCD di masa dewasa dengan gejala-gejala yang berulang seperti ketika ia masih kecil, yakni keinginan untuk mengulang tindakan sesuatu sampai ia sudah merasa “benar”.
Leonardo mengaku pada saat masih sekolah, ia pernah menginjak retakan di jalan dan sering kali ia berjalan mundur beberapa langkah dan melangkah kembali di retakan tersebut. Selain itu, ia juga pernah berbicara mengenai kebutuhannya untuk berjalan bolak-balik melalui pintu serta dorongan yang ia rasakan untuk menginjak setiap noda permen karet yang ditemukan.
Pemeran Howard Hughes dalam film The Aviator yang juga memiliki OCD ini tidak mengatakan perawatan atau teknik khusus untuk mengatasi gejala yang muncul. Ia merasa gejala yang muncul ini masih ringan hingga sedang dan masih dapat ia kelola gejalanya dan ia pun mampu memastikan bahwa benar-benar mampu mengendalikannya sehingga tidak akan mengganggu kinerjanya.
4. Lena Dunham
Penulis serial Girls dalam saluran HBO sekaligus aktris asal Amerika ini mengaku memiliki OCD. Ia mengaku memiliki tendensi pada gangguan psikologis tersebut sejak berusia delapan tahun. Pada saat itu, Dunham merasa takut terhadap segalanya. Sering kali ia tidak tidur di malam hari karena memikirkan radang usus buntu, daging yang kotor, menjadi tunawisma, mengalami pelecehan, dan sebagainya.
Gangguan OCD yang dimiliki Dunham diduga memiliki hubungan dengan penyakit seperti endometriosis. Akan tetapi, saat ia masih kecil dan merasakan berbagai gejala yang muncul, ia tidak mengkonsultasikannya pada dokter sehingga tidak dapat mengatasinya dengan baik dan gejala-gejala gangguan psikologis tersebut terus muncul.
Dunham akhirnya melakukan pengobatan dengan bertemu dengan terapis dan sudah menjalin hubungan yang sangat panjang. Terapi yang ia lakukan adalah dengan mendekatkan dirinya pada apa yang ia cemaskan sehingga perlahan-lahan dapat membuat ia tidak setakut sebelumnya. Selain melakukan pengobatan, Dunham juga melakukan olahraga yang dapat mengimbangi rasa kecemasannya.
5. Howard Stern
Howard memiliki masa kecil yang cukup berat karena harus menghadapi hubungan yang rumit dengan kedua orang tuanya. Ayahnya yang bernama Ben sangat jarang berada di dekatnya, ia pun bekerja di radio sehingga tidak terlalu banyak berinteraksi dengan anak-anak sehingga menurut Howard, sang ayah tidak terlalu memperhatikannya. Selain itu, sang ayah sering memanggilnya sebagai “idiot” dan membuatnya merasa insecure.
Di sisi lain, sang ibu pun tidak membantu Howard, ia justru lebih fokus pada kesalahan yang dilakukan Howard, seperti ketika ia meletakkan kaos sembarangan dan tidak mencuci kakinya. Hal tersebut terjadi karena ibunya yang bernama Ray juga memiliki masalah karena gangguan depresi ketika Howard masih kecil.
Tidak hanya itu, ibunya juga memiliki ketakutan berlebih terhadap kuman dan kematian yang kemudian membuat Howard memiliki ketakutan yang sama. Terlebih, ia pun mengembangkan rasa takutnya sendiri karena pernah di-bully dan dipukuli tanpa henti pada saat masih bersekolah.
Untuk mengatasi OCD yang dialami, Howard memilih untuk melakukan psikoterapi dan membuatnya menjadi lebih mengintrospeksi diri dan meningkatkan komitmen untuk melakukan meditasi transendental sehingga membuatnya lebih penuh dengan perhatian. Walaupun gangguan neurosis terkait rasa sakit atau takut kehilangan kedua orang tuanya masih kuat, tetapi ia merasa lebih baik.