Apa itu Terapi Bermain?
Bermain adalah aspek penting dalam kehidupan anak kecil. Kegiatan bermain ini sangat disukai oleh anak-anak. Sutton Smith (1971) menyatakan bahwa : “Bagi anak, bermain terdiri atas empat mode yang membuat kita tahu tentang dunia-meniru, eksplorasi, menguji, dan membangun.” Dalam buku Hurlock, Bruner menyatakan bahwa bermain memberikan kesempatan untuk belajar. Rasa ingin tahu dan juga keterampilan anak akan terasah dengan bermain. Maka tidak heran jika beramin jadi salah satu terapi bagi anak.
Seperti yang dikatakan Sigmund Freud (1958), bermain juga dapat digunakan sebagai terapi. Play theraphy atau terapi bermain merupakan salah satu metode konselling yang menggunakn permainan untuk mengatasi kesehatan mental seperti kecemasan berlebih, stress, trauma dan mengatasi gangguan emosional, juga gangguan perilaku. Landreth (2001) mengemukakan bahwa bermain sebagai terapi merupakan salah satu cara untuk membantu anak mengatasi masalah, karena bagi anak, bermain merupakan simbol ekspresi bahasa.
Menurut Saputro (2017), terapi bermain sangat penting untuk kesejahteraan psikologis, emosional dan sosial anak. Terapi bermain ini bisa di lakukan di dalam ruangan dan juga di luar ruangan. Biasanya anak yang berusia 3-12 melakukan terapi bermain ini. Terapi ini dilakukan dalam bentuk permainan dimana anak akan berhubungan dengan orang lain, lalu mengenal dan bisa mengungkapkan apa yang di rasakannya karena saat bermain, anak cenderung akan menunjukkan perasaan batin dan emosinya. Terapis akan melihat dan menganalisa masalah apa yang dialami anak saat bermain itu.
Tujuan Terapi Bermain
Supartini (2014) menjelaskan tujuan terapi bermain yaitu untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan normal. Selain itu tujuan terapi bermain juga antara lain yaitu :
- Menciptakan suasana kondusif bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka
- Memahami bagaimana sesuatu dapat terjadi, menilik anggaran sosial & mengatasi perkara mereka
- Memberi kesempatan bagi anak-anak untuk berekspresi & mencoba sesuatu baru
Model Terapi Bermain
LaBauve, dkk (2001) menyebutkan berbagai macam model dalam terapi bermain yaitu
- Model Adlerian
Model adlerian ini digunakan untuk anak yang memiliki permasalahan dalam mempercayai gaya hidupnya. Dasar teori pada model ini adalah Psikologi adler dengan dasar filosofi kehidupan sosial perlu untuk dimiliki, perilaku merupakan tujuannya, dan hidup ialah sesuatu khusus dan kratif. - Model Client-Centered
Model ini cocok untuk anak yang memiliki masalah ketidaksesuaian antara kejadian hidup dan dirinya. Teori yang mendasarinya adalah Teori Rogers yang memiliki pandangan bahwa motivasi internal yang dimiliki mendorong pertumbuhan. - Model Kognitif-Behavioral
Model yang berpandangan bahwa perasaan yang dimilki anak dan orang dewasa sama, dilihat dari bagaimana anak berfikir tentang diri dan dunianya. Digunakan untuk anak yang mengalami masalah kepercayaan irrasional. - Model Ekosistemik
Model yang memiliki pandangan bahwa berada dalam interaksi terhadap lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan. - Model Eksistensialisme
Model ini menangani anak dengan masalah kesulitan berkembang sesuai keunikannya, dn melemahkan pertumbuhan sehingga menolak menjalin hubungan dengan temannya. - Model Gesalt
Digunakan untuk mengatasi anak yang kesulitan tumbuh secara alami, memilki pengalam luka fisik ataupun psikologis. - Model Jungian
Biasanya dipakai untuk membantu anak dengan gangguan ketidakseimbangan psikis,dan ego. Didasari teori analotik jung yang lihat psikis terdiri dari ego, ketidaksadarn diri, kolektif, kekuatan menyembuhkan adalah bawaan. - Model Psikoanalitik
Pendekatan ini sesuai untuk anak yang mengalami masalah internal kekhawatiran, kecemasan berlebih, agresifitas.
Teknik Terapi Bermain
1. Permainan boneka
Salah satu benda yang ramah anak, tidak berbahaya dan tidak mengancam bagi anak adalah boneka. Dengan teknik ini, terapis bisa mendapatkan informasi tentang pandangan, perasaan, dan tingkah laku anak. Hal yang biasa dilakukan anak saat bermain bersama boneka :
- Memproyeksikan perasaan sendiri pada boneka
- Menidentifikasi diri dengan boneka
- Memindahkan konflik pada boneka
Boneka yang bisa digunakan pada terapi ini meliputi :
- Boneka bayi yang berukuran seperti bayi
- Boneka yang menggambarkan gender baik laki-laki maupun perempuan
- Binatang dari kain
- Boneka yang menggambarkan etnis
- Pernak-pernik boneka lainnya seperti rumah, baju, dll
2. Permainan boneka wayang
Gerakan yang ditampilkan oleh wayang memungkinkan anak dalam menciptakan fantasi-fantasi mereka. Melalui gerakan wayang itu, anak dapat menciptakan menggambarkan wayang sebagai orang lain dan bisa diajak berinteraksi, lalu bisa mengungkapkan perasaan yang sedang dirasakannya. Teknik boneka wayang ini bisa digunakan pada bermainan kelompok.
3. Bercerita
Kebanyakan anak biasanya menyukai cerita tentang hewan dan orang yang dikenalinya. Seiiring bertambahnya usia, minat bacanya pun akan berubah menjadi petualangan,horor, cinta, dll. Ketika anak bercerita tentang dirinya, yang mereka lakukan tidaklah hanya bercerita, tapi mereka juga sedang mencoba belajar mengekspresikan perasaan yang dialaminya. Terapis akan mudah memahami konflik, pertahanan, dll pada diri anak hanya dengan mendengarkan ceritanya.
4. Bermain
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap anak sangatlah menyukai bermain. Dengan bermain, anak akan berpikir kreatif dan akan mencoba mengembangakannya. Dalam terapi bermain, teknik ini bisa dilakukan secara individu ataupun berkelompok.
Manfaat Terapi Bermain
Adriana (2011) menyebutkan bahwa terapi bermain bermanfaat untuk membuang energi ekstra, mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh. Terapi bermain juga dapat meningkatkan kreativias anak, dengan bermain anak bisa mengontrol emosinya, membentuk kepribadiannya. Bermain juga mengajarkan adanya kekalahan dan juga kemenangan yang mana bisa dijadikan pelajaran untuk anak. Selain itu, bermain juga bisa memberikan pengaruh bagus umtuk kehidupan sosial anak. Anak bisa belajar untuk berinteraksi dengan sekitar, mencoba memahami pemikiran lawan biacaranya, dll.
Contoh terapi bermain yaitu permainan menyusun piramid. Permainan ini bisa mengasah motorik anak pada usia 2-5 tahun. Manfaat permainan ini antara lain untuk melatih hafalan anak dalam warna, bentuk bahkan angka, lalu melatih emosional anak khususnya dalam kesabaran anak, dan juga mengembangkan kecerdasan anak.
Jadi terapi bermain merupakan salah satu metode konselling untuk mengatasi permasalahan pada anak dengan cara bermain. Terapi ini dilakukan untuk membantu anak dengan masalah emosi, keercayaan diri, dll. Tujuan dari terapi ini adalah untuk melanjutkn pertumbuhan anak dan perkembangan normal.