Home » Teori Psikologi » Teori Etologi dalam Psikologi Perkembangan

Teori Etologi dalam Psikologi Perkembangan

by Arby Suharyanto

Teori Etologi dalam Psikologi Perkembangan memandang bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi dan evolusi (Hinde,1992; Rosenzweig,2000). Teori etologi merupakan sebuah studi mengenai tingkah laku, khususnya tingkah laku perseorangan.

Teori ini juga menekankan bahwa kepekaan kita terhadap jenis pengalaman yang beragam berubah sepanjang rentang kehidupan, Dengan kata lain, ada periode kritis atau sensitif bagi beberapa pengalaman. Jika kita gagal mendapat pengalaman selama periode kritis tersebut,

Teori etologi menyatakan bahwa perkembangan kita tidak mungkin dapat optimal. Penamaan (imprinting) dan periode penting (critical period) merupakan konsep kunci. Teori ini di tegakkan berdasarkan penelitian yang cermat terhadap perilaku perseorangan dalam keadaan nyata.

Pengertian

  • Menurut Konrad Z. Lorenz ( Austria, 1903 1989)

Sebagai Bapak Ethologi Modern (Father of  modern ethology) yang juga telah meraih Hadiah Nobel  pada tahun 1973. Ia adalah seorang psikologi, zoologi, dan ornitologi berkebangsaan Austria. Lorenz bertemu dengan Nikolas Tinbergen yang juga seorang ahli tingkah laku perseorangan (ethologist). (Baca juga mengenai teori altruisme )

Mereka berdiskusi tentang hubungan antara respon penyesuaian tempat dengan mekanisme pelepasan yang dapat menjelaskan timbulnya tingkah laku berdasarkan insting. Pemikiran mereka merupakan cikal bakal lahirnya etologi. (Baca juga mengenai teori rekapitulasi )

  • Menurut Nikolas Tinbergen ( Den Haag, 1907 – 1988 )

Seorang etolog dan ornitolog Belanda yang berbagi penghargaan nobel dalam fisiologi atau kedokteran pada tahun 1973 bersama Karl von Frisch dan Konrad Lorenz atas penemuan mereka di bidang biologi. (Baca juga mengenai teori imitasi )

Tinbergen terkenal dengan empat pertanyaan yang dipercayainya yang harus ditanyakan berkenaan dengan berbagai perilaku perseorangan. Selain itu, dengan metodenya ia menerapkannya untuk menangani gejala autisme pada anak. (Baca juga mengenai teori john dewey )

Pandangan etologi dari Lorenz dan ahli ilmu perseorangan Eropa lain membuat psikologi perkembangan Amerika mengetahui pentingnya dasar psikologis dari perilaku. Meskipun demikian, penelitian dan pemaknaan teori etologi masih kekurangan bahan bahan yang akan meningkatkan teori tersebut hingga ke tingkat sejajar dengan lain. (Baca juga mengenai teori kurt lewin )

Secara khusus, hanya sedikit atau bahkan tidak ada dalam pandangan etologi klasik yang membahas mengenai karakteristik hubungan sosial sepanjang rentang kehidupan manusia, sesuatu yang harus dijelaskan oleh teori perkembangan manapun. Teori etolog klasik lemah dalam mensimulasikan studi dengan manusia.

Perluasan pandangan etologi akhir akhirnya ini telah meningkatkan statusnya sebagai perspektif perkembangan yang berharga. Satu perubahan penting yaitu daripada menekankan pada periode kritis yang kaku dan sempit, kini teori etologi menawarkan periode sensitif yang lebih panjang.

Salah satu dari beberapa penerapan penting teori etologi pada perkembangan manusia meliputi teori kelekatan John Bowlby  (1969,1989). Bowlby menyatakan bahwa kelekatan pada pengasuh selama satu tahun pertama kehidupan memiliki konsekuensi penting sepanjang hidup.

Dalam pandangannya, jika kelekatan ini positif dan aman, seseorang mempunyai dasar untuk berkembang menjadi individu yang kompeten yang memiliki hubungan sosial positif dan menjadi matang secara emosional. Jika hubungan kelekatannya negatif dan tidak aman, menurut Bowlby saat si anak tumbuh ia akan mungkin menghadapi kesulitan dalam hubungan sosial serta dalam menangani emosi.

Etologi menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi dan ditandai oleh periode penting atau peka. Konsep periode penting (critical period), adalah suatu periode tertentu yang sangat dini dalam perkembangan yang memunculkan perilaku tertentu secara optimal. 

Para Etolog adalah para pengamat perilaku yang teliti, dan mereka yakin bahwa laboratorium bukanlah setting yang baik untuk mengamati perilaku. Mereka mengamati perilaku secara teliti dalam lingkungan alamiahnya seperti : di rumah, taman bermain, tetangga, sekolah, rumah sakit dan lain lain.

Konsep

Pendekatan Metodologis dalam etologi (Pendekatan yang memahami tingkah laku dengan setting yang alamiah) Konsepnya :

  • Mengetahui informasi tentang orang tersebut sebanyak mungkin,
  • Mengamati tingkah laku khasnya,
  • Membandingkan dengan tingkah laku orang yang lain.

Penerapan

Etologi menekankan pada proses psikologis yang berinteraksi dengan pengalaman. Kematangan fisik, termasuk perubahan hormonal, perkembangan lokomotor, dan peningkatan efisiensi sistem saraf menandai pentingnya periode sensitif.

Sebagai tambahan dari perubahan psikologis sepanjang rentang kehidupan, terdapat kemampuan belajar yang innate (yang umum & spesifik). Kemampuan ini terkait dengan tingkah laku insting, yaitu tingkah laku yang tidak pernah dipelajari dan muncul karena stimulus eksternal tertentu.

Contohnya: tindakan penyelamatan diri anak ayam oleh induknya karena dapat merespon kapanpun jika anak anaknya berada dalam bahaya. Kemampuan belajar yang dibangun sampai sistem saraf inilah yang memungkinkan organisme dapat belajar dari pengalamannya. Etologis juga mempelajari perilaku yang dipelajari (learned behavior) yang ditujukan untuk adaptasi.

  • Penerapan pertama

Merespon kepada seseorang. Penerapan ini akan terjadi pada bayi lahir sampai berusia 3 bulan. Fokus hanya terhadap orang orang yang dikenalnya. Penerapan ini terjadi pada bayi berusia 3 sampai 6 bulan.

Hal ini terjadi karena adanya intensitas aktivitas antara bayi dan orang orang yang sering berinteraksi dengannya, sehingga bayi mulai dapat membedakan antara orang yang dikenal dan yang tidak. Kelekatan yang intens dan pencarian kedekatan yang aktif terhadap orang orang sekitarnya. Penerapan ini terjadi saat bayi berusia 6 bulan sampai 3 tahun.

  • Menunjukkan tingkah laku persahabatan

Pada penerapan ini anak mulai menunjukkan sikap kelekatan dan ketertarikan terhadap teman sebayanya dan orang orang yang baru ditemuinya. Penerapan ini terjadi pada usia 3 tahun sampai akhir masa kanak kanak.

Kelekatan seorang anak mengikuti arah yang serupa dengan proses pencetakan (imprinting) pada perseorangan. Imprinting adalah proses dimana perseorangan belajar stimuli pemicu untuk melepaskan insting insting sosial mereka.

Pada manusia, kita dapat mengamati proses serupa, meskipun berkembang sangat lambat. Selama minggu minggu pertama hidupnya bayi tidak bisa secara aktif mengikuti objek lewat keinginan mereka sendiri melainkan hanya melakukan respon sosial langsung kepada orang orang. Namun, sejak usia 3 bulan mereka mulai mempersempit kemelekatan mereka hanya kepada beberapa orang, dan akhirnya pada satu orang saja.

Saran

Saran Terhadap Teori Etologi yaitu :

  • Konsep periode kritis dan periode sensitive masih terlalu kaku.
  • Terlalu menekankan pada dasar psikologis.
  • Perhatian terhadap kognisi kurang memadai.
  • Teori tersebut lebih baik dalam menghasilkan penelitian penelitian dengan perseorangan daripada dengan manusia.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

You may also like