Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 4 Cara Mengatasi Tantrum dengan Mudah

4 Cara Mengatasi Tantrum dengan Mudah

by Lintang Ega

Tantrum mungkin merupakan istilah yang tidak asing untuk didengar di kalangan orang tua. Tantrum merupakan suatu kondisi yang sering terjadi pada anak-anak. Sederhananya, tantrum ialah keadaan dimana seorang anak marah secara berlebihan. Saat anak tantrum dimanapun mereka saat itu berada mereka menangis, mengamuk, berteriak, tidak terkendali, bahkan bisa membanting apapun yang ada disekitarnya. Hal ini sangatlah lumrah terjadi pada anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, dan biasanya terjadai pada anak dengan rentang usia 1 sampai 4 tahun.

Tantrum merupakan kondisi umum yang termasuk dari bagian perkembangan anak yang normal karena berusaha menunjukkan bahwa dirinya sedang kesal. Tantrum biasanya terjadi dipicu oleh anak menginginkan sesuatu namun tidak mendapatkannya. Dengan keterbatasan komunikasinya dan susah untuk mengungkapkan apa yang diinginkan, maka saat itulah tantrum menjadi bentuk dari rasa kesal dan frustasi karena apa yang ia inginkan tidak terkabul. Selain karena keinginan yang tidak terkabul, faktor pemicu tantrum lainnya antara lain yaitu : 

  • Mencari perhatian 
  • Terlalu dimanja 
  • Tidak merasa nyaman 
  • Jenuh dan bosan 
  • Kelelahan

Saat anak mengalami tantrum, apalagi di ruang publik, biasanya beberapa orang tua justru kesal, marah dan bahkan panik saat melihat anaknya menangisa dan mengamuk. Sebenarnya, kunci utama dalam menghadapi anak tantrum adalah tenang. Apabila ditangani dengan cara yang kurang tepat, anak justru akan sulit untuk ditenagkan dan akan semakin menjadi-jadi. berikut ini yang dapat dilakukan orang tua untuk mengahdapi anaknya yang tantrum : 

1. Tenang

Hal pertama yang harus dilakukan saat anak tantrum adalah tetap tenang. Sebagai orang tua, kita harus bisa mengendalikan emosi kita, jangan membalas marah dan memaksa anak untuk menghentikan tangisannya. Jika kita menghadapinya dengan panik dan marah, biasanya tangisan anak akan semakin menjadi. Bahkan rasa panik yang mender juga bisa saja menjadi pemicu kita mengambil keputusan yang tidak bijaksana saat menghadapi anak tantrum. Sikap tenang yang ditunjukan kepada anak saat mengahdapinya, bisa membuat tantrum anak lebih mudah untuk dihadapi. Kita bisa membawa anak ke tempat yang lebih sepi dan menenagkannya. Namun, jika anak susah untuk ditenangkan dan sudah mulai merasa kehabisan keabaran, maka menjauhlah sebentar untuk menenagkan diri sebelum siap mengahdapinya kembali. apabila sudah merasa tenang dan siap mengahadapiny akembali, maka kembalilah dan pikirkan langakah selanjutnya untuk dilakukan. 

2. Beri Ruang

Saat marah dan kesal, anak perlu meluapkan perasaanya terlebih dahulu sebelum menjadi tenang kembali. maka dari itu, sebagai orang tua, sebaiknya berikan ruang untuk anak agar ia bisa meluapkan segala emosinya. Saat di tempat umum, kita bisa membawa anak yang menangis ke tempat yang lebih sepi dan membiarkannya untuk menangis supaya lega dan bisa tenang kembali. Setelah menjadi lebih tenang, saat itulah berikan pelukan dan ajak bicara juga hiburlah untuk membuat susana hatinya membaik. Jika susana hatinya membaik, biasanya anak lebih mudah untuk diajak berbicara. Oleh karena itu, sebagai orang tua yang menghadapi anak tantrum, alangkah baiknya jika tidak langsung memarahinya dan memerintahkannya untuk berhenti, tapi berikanlah ruang untuk meluapkan emosinya terlebih dahulu.

3. Alihkan Perhatiannya

Tidak sedikit orang tua yang langsung menuruti keinginan anaknya saat tantrum, apalagi jika itu terjadi di tempat umum yang mengundang perhatian banyak orang. Demi merdam tangisan anaknya, orang tua akan lansgung mengabulkan apa yang ditangisi anaknya. Padahal, ketika anak meangis dan orang tuanya langsung memberikan apa yang ia inginkan, maka tidak menutup kemungkinan hal ini akan anak lakukan terus menerus untuk mendapatkan apa yang ia inginkan di lain waktu. oleh karena itu, yang bisa dilakukan untuk meredamnya adalah mengalihkan perhatiannya. misalnya dengan memberikan mainan favoritnya dan bisa juga dengan memberikan camilan kesuakaannya. Jika cara tersebut gagal, kita bisa mengalihkan perhatiannya dengan cara mengajaknya bermain, atau melihat hal yang sekiranya dapat menarik perhatiannya karena biasanya anak-anak mudah melupakan sesuatu dan mudah juga untuk tertarik pada seseuatu. Intinya, lakukanlah berbagai hal menarik yang dapat menarik perhatiannya agar setidaknya dapat mengurangi bahkan menghentikan sifat tantrumnya. 

4. Ajarkan Disiplin

Saat tantrum, anak cenderung akan mengamuk dan bahkan membanting apa saja benda yang ada pada jangkauanya. oleh karena itu sebelum sampai tujuan yang dituju, orang tua bisa memberikan penjelasan tentang tujuannya datang ke tempat tersebut untuk apa kepada anak. Misalnya saat ke mall untuk membeli kebutuhan bulanan, orang tua bisa menjelaskan bahwa ke mall hanya untuk membeli beberapa kebutuhan penting, bukan untuk bermain, membeli es krim atau membeli mainan baru. Jika saat di mall dan anak tantrum karena melihat apa yang ia inginkan seperti mainan atau es krim, maka jelaskan dan tegaskan kembali secara hati-hati apa tujuannya datang ke mall. Dengan bersikap tegas, anak akan belajar bahwa memang ada batasan-batasan perilaku (atau permintaan) yang harus diikutinya. 

Anak tantrum bisa terjadi kapan saja, dimana saja, dan dalsam kondisi apapun. Termasuk saat sedang makan, anak bisa saja tantrum dengan berbagai alasan. Tantrum anak yang datang di waktu makan bisa saja disebabkan oleh rasa ingin tahunya dengan makanan yang sedang ia makan. maka yang bisa dilakukan adalah biarkan anak mengeksplorasi makananya.

Anak tantrum bisa terjadi kapan saja, dimana saja, dan dalam kondisi apapun. Termasuk saat sedang makan, anak bisa saja tantrum dengan berbagai alasan. Tantrum anak yang datang di waktu makan bisa saja disebabkan oleh rasa ingin tahunya dengan makanan yang sedang ia makan. maka yang bisa dilakukan adalah biarkan anak mengeksplorasi makananya.

You may also like