Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Kepribadian » 8 Fakta Psikologi Orang yang Mudah Marah

8 Fakta Psikologi Orang yang Mudah Marah

by Dwi Agiarti

Marah merupakan emosi yang dimiliki oleh semua manusia namun marah. Umumnya terpicu akibat adanya rasa gelisah, atau momen di mana terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tidak diharapkan oleh seorang manusia.

Bagi beberapa orang marah merupakan emosi yang cukup melelahkan atau bahkan membahayakan, sehingga ada beberapa faktor psikologi orang yang mudah marah yang ternyata tidak hanya disebabkan oleh mental ataupun kondisi yang dikendalikan, namun juga bisa terjadi akibat sesuatu yang di luar kendali manusia dan terjadi di bawah alam sadar.

1. Tekanan Batin

Tekanan batin nyatanya dapat memicu seseorang menjadi lebih mudah emosi khususnya marah, dan mengeluarkan suara tinggi atau berteriak. Penyebab marah menurut psikologi ini bisa beragam tergantung dengan tekanan batin yang dimiliki, atau bahkan kondisi stres akibat permasalahan dan beberapa informasi yang tidak bisa diungkapkan dengan suara ataupun tindakan.

Tekanan batin ini masuk ke dalam salah satu fakta psikologi tentang perasaan orang yang mudah marah. Kondisi tekanan batin ini hanya bisa diselesaikan Apabila seseorang dapat mengelola emosi, sehingga mereka dapat berpikir dengan menggunakan logika untuk bertindak dan juga menangani tekanan yang sedang dialami.

Di sisi lain Anda juga bisa mendapatkan bantuan dari profesional seperti psikolog ataupun psikiater untuk membantu meluruskan, dan memahami kondisi dan masalah yang sedang terjadi tekanan batin ini. Jika disimpan atau dipendam bisa memicu tingkat yang lebih parah seperti depresi. Sayangnya jika seseorang sudah mencapai fase depresi, maka kondisi emosi dan mudah marah yang dialami tentu saja akan semakin meningkat dan berbahaya.

2. Rasa Lapar

Anda mungkin sering melihat bagaimana anak-anak dan bayi menangis serta marah. Apabila mereka lapar hal ini juga seringkali terjadi pada orang dewasa fakta psikologi orang yang mudah marah. Selanjutnya, kondisi mudah marah disebabkan oleh kondisi fisik di mana otak mengalami kekurangan glukosa, sehingga kesulitan untuk mengontrol amarah dan juga emosi.

Hormon juga memicu dan juga mendorong perilaku manusia, sehingga menjadi lebih mudah marah. Apabila dalam kondisi lapar stok nutrisi lain akan tergunakan karena dipaksa untuk mendukung kinerja otak dan memicu emosi menjadi lebih sulit untuk dikendalikan.

3. Gangguan Skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan yang dialami oleh seseorang, yang masuk ke dalam salah satu masalah mental yang terjadi. Salah satu efeknya dapat membuat seseorang menjadi lebih mudah marah. Faktor psikologi cara menghadapi orang Skizofrenia tentu tidak bisa dianggap enteng. mereka terkadang tidak memikirkan bahaya atau bahkan melampiaskan tanpa memikirkan kondisi orang lain dan diri sendiri.

Selain kondisi yang berbahaya mereka yang mengidap skizofrenia juga sering kali memicu amarah dalam diri tanpa penyebab yang pasti. Saat kondisi ini terjadi disertai pengidap akan mengalami halusinasi dan delusi, yang mengharuskan pengidap skizofrenia selalu didampingi oleh profesional seperti psikiater (dokter jiwa).

4. Menstruasi

Faktor psikologi selanjutnya terjadi khususnya bagi para wanita. Umumnya karena adanya peningkatan atau perubahan hormon secara besar-besaran, menjadikan seorang wanita mengalami kondisi mudah marah bahkan tanpa sebab. Misalnya saja ketika memasuki fase menstruasi atau pra menstruasi.

Kondisi ini disebabkan oleh hormon atau kondisi fisik di luar dari kendali seorang perempuan. Sehingga apabila memicu emosi dan juga marah umumnya dilakukan pengelolaan emosi. Agar tidak berdampak pada orang lain dan membahayakan diri sendiri.

5. Gangguan Hormon Tiroid/hipertiroidisme

Ternyata kondisi mudah marah bukan hanya karena mental saja, namun bisa terpicu karena kondisi fisik. Fakta psikologi lain dari orang yang mudah marah bisa saja timbul dari kondisi fisik dan perilisan hormon yang berlebih. Sehingga memicu adanya produksi hormon berlebih, menyebabkan jantung berdebar, tangan gemetar, gelisah hingga kondisi yang sulit konsentrasi.

Hipertiroidisme menjadi salah satu contoh penyakitnya. Menurut informasi ahli dari Universitas Hospitals Birmingham, Dr. Neil Gittoes. Beliau menjelaskan bahwa mereka yang mengidap penyakit hormon tiroid bahkan sering berteriak seperti marah. Menggunakan nada tinggi untuk berbicara dan mudah terpicu rasa gelisahnya. Ditambah mereka juga sangat mudah marah dan tanpa ada alasan yang jelas/pasti.

6. Pola Tidur Buruk

Ternyata pola tidur yang buruk bisa menyebabkan seseorang menjadi mudah marah. Hal ini mungkin terlihat sepele, namun fakta psikologi dari orang yang mudah marah karena gangguan tidur bukan hanya terjadi pada orang dewasa namun juga anak-anak.

Bagian otak bernama Amygdala akan mengalami pengingkatan hingga 60% jika seseorang kurang tidur, dan menerapkan pola tidur yang buruk. Sedangkan bagian otak yang satu ini mengatur dan mengedalikan emosi manusia. Jika adanya peningkatan signifikan saat pola tidur memburuk, jelas berimbas pada emosi khususnya gelisah dan marah yang mudah terpicu.

7. Efek Obat-Obatan

Selanjutnya efek obat-obatan ternyata dapat membuat seseorang menjadi lebih mudah emosi dan terpicu untuk marah. Hal ini dikarenakan beberapa obat memberikan Efek menenangkan sehingga bagi pasien yang rutin mengkonsumsi obat yang dimaksud. Namun harus melewati jadwal ataupun waktu untuk mengkonsumsi obat umumnya akan memberikan efek mudah mara.

Di sisi lain ada beberapa jenis obat yang memicu kinerja jantung menjadi lebih aktif dan meningkatkan gelombang otak. Sehingga emosi akan lebih sulit untuk dikelola dan menyebabkan manusia menjadi mudah marah. Apabila terjadi karena efek obat kondisi seseorang yang mudah marah ini tidak berkaitan dengan faktor psikologis. Namun berkaitan dengan fisik mereka.

8. Pola Pengelolaan Emosi/Kebiasaan dalam Mengelola Emosi

Jika terbiasa mengelola emosi dan perasaan secara buruk sejak dini maka sangat memungkinkan seseorang mudah marah dan cenderung mudah terpicu emosinya. Fakta psikologi orang yang mudah marah selanjutnya yakni adanya kebiasaan yang salah yang dilakukan manusia sejak masih kecil. Umumnya mereka dilarang mengekspesikan perasaan dan dipaksa untuk menuruti, dan mentaati perintah.

Sehingga saat manusia merasa sudah memiliki kuasa untuk bersuara, hak untuk memutuskan sikap dan juga bertindak mereka cenderung menggunakan cara yang agresif agar perasaan dan emosi mereka mau tidak mau diterima oleh lingkungan.

Hal ini tidak salah, dan sering terjadi ditengah masyarakat Indonesia, terutama mereka yang terbiasa mendapatkan pendidikan kerasa dari orang tuanya. Pola pengelolaan emosi sejak dini ini seringkali hal yang luput diterima, dan akhirnya berdampak hingga dewasa.

Setelah mengetahui beberapa fakta psikologi orang yang mudah marah di atas. Lalu apakah ada cara untuk membantu manusia dalam mengelola emosi, khususnya rasa marah?

Sebenarnya ada beberapa cara mudah yang bisa dilakukan mulai dari menerapkan pola hidup sehat. Khususnya pola tidur dan juga pola makan. Nutrisi dan juga hormon di dalam tubuh menjadi lebih seimbang. Bagi para wanita bisa menggunakan obat-obatan ataupun beberapa barang eksternal lain, untuk menenangkan kondisi perut ataupun hormon yang kurang nyaman saat menstruasi.

Apabila rasa marah dipengaruhi oleh masalah psikologis, Anda bisa mengelola dengan mengikuti kegiatan olahraga, aktivitas menantang, mencari kegiatan atau hobi yang menyenangkan, serta menemui profesional seperti Psikolog dan Psikiater untuk mendapatkan jawaban yang lebih tepat sesuai dengan kondisi saat ini.

You may also like