Gangguan Psikologi

26 Prinsip Komunikasi Dengan Penderita Demensia yang Dapat Dilakukan

Demensia adalah sebuah penyakit progresif dan gangguan mental organik yang seiring waktu akan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengingat dan memahami fakta – fakta sehari – hari yang mendasar sperti nama, tanggal dan tempat. Demensia akan mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi secara bertahap. Kemampuan mereka untuk menyajikan ide pada saat terkini secara rasional dan untuk melakukan penalaran akan berubah.

Jika Anda mengurus seseorang yang mengalami demensia, Anda mungkin akan menemukan bahwa seiring dengan kemajuan penyakitnya, kemampuan komunikasi mereka akan menurun atau mengalami perubahan. Ini adalah sesuatu yang umum. Kemampuan mereka untuk memproses informasi akan menjadi semakin melemah secara progresif dan respon akan tertunda atau melambat.

Perubahan Dalam Cara Berkomunikasi

Perubahan dalam cara berkomunikasi bisa bervariasi dan berdasarkan pada penderita serta dimana tahapannya ketika penyakitnya berkembang. Masalah yang bisa timbul dalam prinsip komunikasi dengan penderita demensia selama perkembangan penyakitnya yaitu:

  • Kesulitan menemukan kata – kata yang tepat
  • Menggunakan kata – kata yang dikenal secara berulang
  • Menggambarkan objek yang familiar daripada menyebutkan namanya
  • Mudah kehilangan serangkaian pemikiran
  • Kesulitan merangkai kata secara logis
  • Kemunduran dalam bahasa ibu
  • Lebih jarang berbicara
  • Lebih bergantung pada gestur daripada kata – kata

Komunikasi Pada Tahap Awal

Pada tahap awal demensia, seseorang masih mampu berpartisipasi dalam percakapan yang mempunyai arti dan terlibat dalam aktivitas sosial. Hanya ia mungkin akan mengulangi cerita – cerita, merasa kewalahan akan stimulasi berlebihan atau mengalami kesulitan menemukan kata yang tepat. Beberapa tips untuk komunikasi yang sukses agar menghindari gangguan jiwa pada lansia yaitu:

  1. Jangan membuat asumsi mengenai kemampuan komunikasi seseorang karena diagnosa demensia. Penyakit tersebut akan mempengaruhi setiap orang secara berbeda.
  2. Jangan mengecualikan penderita dari percakapan.
  3. Bicara langsung kepadanya dan jangan melalui orang lain.
  4. Ambil waktu untuk mendengarkan pikiran dan ekspresinya, juga perasaan dan kebutuhannya.
  5. Berikan ia waktu untuk merespon, jangan menyela kecuali diminta.
  6. Tanyakan apa yang masih nyaman untuk dilakukan dan apakah ia membutuhkan bantuan.
  7. Tidak masalah untuk tertawa pada humor yang lucu untuk mencerahkan suasana dan mempermudah komunikasi.
  8. Jangan menarik diri, sebab kejujuran Anda dan persahabatan serta dukungan akan sangat penting baginya. Ketahui mengenai terapi aktivitas kelompok pada lansia, contoh terapi kognitif pada lansia, dan cara mengatasi gangguan kognitif.

Komunikasi Pada Tahap Menengah

Pada tahap menengah penyakit demensia biasanya akan berlangsung paling lama dan bisa bertahan selama bertahun – tahun. Seiring dengan perkembangan penyakit, orang tersebut akan mengalami kesulitan berkomunikasi dan memerlukan cara yang lebih langsung.

  1. Lakukan percakapan satu lawan satu di tempat yang tenang tanpa gangguan. Bicara perlahan dan jelas.
  2. Bersikap sabar dan tanyakan satu pertanyaan pada satu waktu. Berikan ia waktu untuk merespon.
  3. Tanyakan pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak untuk mempermudah.
  4. Hindari mengkritik atau mengoreksi. Dengarkan untuk mengerti apa yang dikatakan. Hindari berdebat.
  5. Berikan instruksi dengan langkah yang singkat dan jelas. Berikan petunjuk visual dengan menuliskan catatan lebih berguna ketika kata – kata verbal membuat bingung. Ketahuilah mengenai gejala gangguan jiwa berat dan contoh terapi modalitas pada lansia.

Komunikasi Pada Tahap Akhir

Tahap akhir demensia berat bisa terjadi pada beberapa minggu sampai tahunan. Penderita akan banyak bergantung pada komunikasi non verbal dan membutuhkan perawatan lebih intensif. Dalam hal ini pendamping perlu memahami paling tidak mengenai sedikit psikologi lansia dan bagaimana  cara mengatasi depresi pada lansia.

  1. Dekati penderita dari arah depan dan perkenalkan diri Anda.
  2. Minta ia menunjukkan maksudnya dengan bahasa tubuh. Gunakan sentuhan, suara, bau dan rasa untuk membentuk komunikasi dengan orang tersebut.
  3. Pertimbangkan perasaan yang ada dibalik kata – kata atau suara. Perlakukan penderita dengan hormat dan harga diri.

Berkomunikasi Melalui Bahasa Tubuh

Prinsip komunikasi dengan penderita demensia tidak hanya melalui kata – kata. Gestur, gerakan dan ekspresi wajah semuanya bisa memberi arti dan membantu Anda menyampaikan pesannya. Bahasa tubuh dan kontak fisik bisa menjadi signifikan ketika kata – kata sulit disampaikan kepada penderita demensia. Ketika seseorang sulit memahami dan mengerti maksud Anda, cobalah untuk melakukan prinsip komunikasi dengan penderita demensia berikut.

  1. Tetap sabar dan tenang akan membantu seseorang berkomunikasi lebih mudah.
  2. Pertahankan nada suara tetap positif dan bersahabat jika memungkinkan.
  3. Bicara dalam jarak yang pantas untuk menghindari intimidasi, misalnya duduk ketika mereka duduk, berada di tingkat yang sama dengan posisi mereka.
  4. Tepuk atau genggam tangan penderita sementara bicara dengan mereka untuk membantu meyakinkan mereka dan membuat Anda merasa lebih dekat. Perhatikan bahasa tubuhnya dan dengarkan apa yang dikatakan untuk mengetahui apakah mereka nyaman dengan perlakuan Anda atau tidak.

Sangat penting untuk mendorong mereka agar menyatakan apa yang diinginkan setiap saat kapan saja mereka bisa. Ingatlah bahwa kita juga merasa frustasi ketika tidak dapat berkomunikasi secara efektif atau jika disalah pahami.

Mendengarkan dan Memahami Penderita Demensia

Komunikasi adalah proses dua arah. Sebagai pengurus dari penderita demensia, Anda mungkin akan harus belajar mendengarkan lebih seksama. Anda mungkin akan perlu lebih waspada akan pesan non verbal seperti ekspresi wajah dan bahasa tubuh. Mendengarkan aktif bisa dilakukan dalam prinsip komunikasi dengan penderita demensia sebagai berikut:

  1. Gunakan kontak mata untuk menatap penderita dan dorong mereka untuk menatap Anda ketika salah satu sedang berbicara.
  2. Coba untuk tidak menginterupsi bahkan jika Anda merasa sudah memahami apa yang dibicarakan.
  3. Hentikan apa yang sedang Anda lakukan untuk memberi perhatian penuh ketika mereka sedang bicara.
  4. Minimalkan gangguan yang mungkin akan muncul dalam cara berkomunikasi ini, seperti televisi atau radio. Pastikan sebelumnya apakah ia mengizinkan Anda melakukan itu.
  5. Ulangi apa yang Anda dengar kepadanya dan tanyakan apakah itu benar, atau minta mereka untuk mengulangi perkataannya.
  6. Dengarkan dengan cara berbeda, misalnya gelengan kepala, membuang muka, atau gumaman menggerutu adalah cara lain untuk mereka mengekspresikan ketidak setujuan atau ketidak senangannya.

Tips Menghadapi Penderita Demensia

Ketika mengurus penderita demensia, kita seringkali melupakan bagaimana cara berinteraksi yang tepat karena situasi yang membuat frustrasi. Beberapa tips berikut mungkin akan berguna dalam prinsip komunikasi dengan penderita demensia dan cara mengatasi demensia pada lansia.

  • Bersikap tenang, santai dan meyakinkan

Penderita demensia akan seringkali menyerap suasana hati orang lain dengan secara tidak sadar melihat bahasa tubuh dan nada suara. Tanpa disadari, Anda mungkin dapat menyebabkan agitasi jika mulai merasa tidak sabar pada pengulangan pertanyaan penderita demensia atau pada situasi lainnya.

  • Pengalihan perhatian akan membantu

Kebanyakan orang akan menyadari bahwa mencoba untuk memberi alasan atau berdebat dengan penderita demensia adalah suatu hal yang percuma. Apa yang benar – benar akan bekerja adalah penciptaan pengalihan kepada aktivitas yang mereka sukai, misalnya melihat album foto, mendengarkan musik, menonton film favoritnya, dan lain sebagainya.

  • Menjaga mereka tetap sibuk

Tidak seorangpun benar – benar ingin tidak melakukan apapun. Yang sulit adalah menemukan aktivitas yang bisa dinikmati dan dilakukan oleh para penderita demensia. Anda mungkin akan harus berpikir diluar kebiasaan untuk menemukan ide. Ulangi kegiatan setiap hari terus menerus jika mereka menyukainya. Misalnya, jika seseorang demensia menyukai kegiatan melipat pakaian, beri ia kegiatan tersebut. Setelah selesai, tidak masalah untuk mengulangi kegiatan tersebut untuk membuatnya tetap sibuk. 

  • Melibatkan keluarga dan teman

Masalah demensia memerlukan keterlibatan banyak pihak. Mengurus para penderita demensia seorang diri merupakan hal yang tidak mudah sama sekali, walaupun banyak pasangan yang merasa bahwa mereka seharusnya mampu. Pada kenyataannya, mengurus penderita demensia akan memerlukan dukungan dan bantuan dari banyak pihak  untuk tetap menjaga kondisi mental sang pengurus pula, terutama jika pengurus tersebut adalah pasangan, anak atau keluarga dekat.

  • Hidup di saat ini saja

Orang – orang yang kehilangan memori secara signifikan mungkin tidak akan mampu untuk mendiskusikan atau menghargai politik, peristiwa terkini, olahraga atau bahkan cuaca. Akan tetapi banyak yang masih dapat menikmati hal – hal yang ada didepan mereka. Coba untuk mengajaknya ke museum atau galeri, pameran, kebun binatang, atau berjalan – jalan di taman.

  • Menerima kenyataan

Beberapa hal tidak bisa diperbaiki dalam kaitannya dengan penderita demensia. Ada banyak perubahan dan kehilangan dalam demensia yang harus diterima dengan lapang dada. Sebagai tambahan dalam kehilangan kemampuan bekerja, menyetir, hobi, dan lainnya, ada juga kehilangan dalam hubungan antara suami dan istri, orang tua dan anak. Demensia adalah perubahan yang terjadi terus menerus dan selamanya, sehingga perlu adanya penerimaan yang tulus mengenai kondisi tersebut.

Hal terpenting dalam prinsip komunikasi dengan penderita demensia adalah untuk tetap memperlakukan mereka dengan hormat dan harga diri. Jangan memperlakukan mereka seolah mereka tidak ada disana, namun perlakukan mereka seperti Anda memperlakukan anak kecil dan dengan penuh kesabaran. Berikan kenyamanan dan keyakinan kepada mereka terus menerus sehingga mereka tahu bahwa tidak apa – apa mengalami kesulitan berkomunikasi. Terus dorong mereka untuk mengekspresikan perasaan, emosi dan kebutuhannya walaupun itu tidak mudah. Tidak apa – apa jika Anda tidak tahu apa yang harus dikatakan, yang terpenting adalah kehadiran dan persahabatan Anda.

Share
Published by
Devita Retno

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

9 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

9 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago