Psikologi Sastra

Pendekatan Tekstual Dalam Psikologi Sastra

Pada hakekatnya, karya sastra yang diciptakan oleh para sastrawan adalah bertujuan untuk dapat dinikmati, dipelajari dan dimanfaatkan oleh para pembacanya. Sastra adalah suatu karya nyata yang mewakili kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan masyarakat yang dikaji adalah hubungan yang terjadi antara masyarakat dengan pribadi, masyarakat dengan masyarakat lain serta antara manusia dengan kejadian yang dialami secara batiniah seseorang. Kajian-kajian ini adalah yang menjadi topik utama karya sastra.

Atau dengan kata lain, karya sastra ada secara bersamaan dengan lembaga sosial primitif yang ada di masyarakat, misalnya sastra dalam upacara keagamaan, ilmu gaib, kehidupan sehari-hari atau dalam permainan. Dunia sastra adalah dunia penuh dengan konsep khayalan. Di dalam sebuah karya sastra akan terdapat banyak simbol dengan bermacam-macam ari dan makna.

Sastra bisa juga disebut sebagai sebuah ungkapan pengarang sastra atau sastrawan yang berasal dari pengalaman pribadi, sebuah pemikiran, sesuatu yang dirasakan, ide yang dimiliki, semangat dalam diri pengarang serta sebuah gambaran nyata yang meningkatkan rasa melalui alat bahasa (Sumardjo, 1988:1-3).

Selain psikologi perkembanganpsikologi olahragapsikologi sosialpsikologi faalpsikologi forensikpsikologi industri dan organisasipsikologi pendidikanpsikologi eksperimen juga terdapat psikologi sastra. Adanya kajian psikologi di dalam sebuah karya sastra bisa jadi adalah sebuah visi yang ingin disampaikan oleh pengarang. Mengapa bisa begitu? Sebab, pengarang berkeinginan untuk meningkatkan aliran psikologi yang diyakininya. Akan tetapi, kaidah psikologi ini juga terjadi karena ketidaksengajaan.

Ini bisa dilihat dari rentetan perilaku tokoh dalamm alur cerita yang berkaitan dengan konflik yang terjadi. Tokoh dalam cerita seperti inilah yang disebut dengan tiruan murni yang hanya dapat diedakan dengan metode psikologis di kehidupan yang sebenarnya.

Karya Sastra dalam Lingkup Psikologi

Pada awalnya, sastra hanya berpedoman pada dua jenis pendekatan, yaitu pendekatan moral dan formal. Ini berarti melalui dua jenis pendekatan tersebut, pengarang ingin menganalisa psikologi sastra dari aspek moral dan formal. Seiring dengan berjalannya waktu, pengaruh psikologi dalam karya sastra mulai mempengaruhi masyarakat. Timbulnya kajian sastra dengan menggunakan pendekatan psikologi dimulai dari berkembangnya pengaruh teori psikoanalisis dari Freud pada tahun 1905. Teori ini berkembang semakin luas seiring dengan teori tafsir mimpi yang dikemukakan oleh Freud.

Seperti kita ketahui, psikologi merupakan sebuah hubungan gerak jiwa dan pengaruh batin seornag tokoh yang diungakapkan secara tuntas dalam sebuah karya sastra. Dnegan begitu, pengetahuan seseorang tentang psikologi menjadi sebuah alat penelitian untuk menganalisa karya sastra secara tuntas dan jelas (Jatmanto, 1985:164). Tugas psikologi pada hakekatnya adalah untuk mengungkap faktor kejiwaan  seseorang yang meliputi unsur struktural yang berkaitan erat dengan paca indera.

Menurut Wellek (1990:41) yang berkaitan dengan psikologi sastra adalah tokoh dan karakter dalam karya sastra, lingkungan yang terjadi dalam cerita serta plot yang digambarkan dalam cerita. Psikologi sastra dalam ruang lingkup disiplin ilmu, dibedakan menjadi tiga pendekatan, yaitu :

  • Pendekatan ekspresif merupakan aspek psikologis pengarang yang berkaitan dengan kreativitas yang tercipta dalam karya sastra
  • Pendekatan tekstual merupakan aspek psikologi tokoh dalam sebuah cerita
  • Pendekatan reseptif pragmatik merupakan reseptif pragmatik dalam mengkaji psikologi pembaca yang terbentuk setelah menikmati karya sastra yang dibacanya

Teori Pendekatan Tekstual dalam psikologi sastra

Teori pendekatan tekstual dalam karya sastra pernah dibahas oleh Roekhan (1990:88-105). Dia mengungkapkan bahwa pendekatan tekstual dalam psikologi sastra adalah pendekatan dari segi psikologis tokoh yang ada di dalam karya sastra tersebut. Pendekatan ini muncul akibat dari pengkaji sastra yang kurang puas terhadap pendekatan ekspresif dan reseptif pragmatis. Hal inilah yang membuat pendekatan ekspresif dan pendekatan reseptif pragmatis menjadi kurang terdengar keberadaannya daripada pendekatan tekstual.

Pendekatan tekstual adalah salah satu metode pendekatan yang dikaji dlaam psikologi sastra dimana pendekatan ini berawal dari tumpuan pendekatan psikologi dalam yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, C. Gustac Jung dan tim yang lainnnya. Seperti yang sudah kita singgung di atas, pendekatan tekstual adalah pendekatan yang mengkaji tentang tokoh yang berperan dalam karya sastra.

Sebenarnya, segala macam teori analisis bisa dijadikan patokan dalam menganalisa teks ini namun yang terutama adalah pendekatan dengan teori tekstual harus dihilangkan jauh dar latar belakang psikologis pengarang. Yang  terkahir, pemdekatan ini lebih menekankan ke arah pembaca. Walaupun sering muncul beberapa analogi, namun seluruh materi lebih mengarah ke hal tersebut. Poin utama dari pendekatan tekstual ini adalah menganalisa tokoh yang berperan dalam karya sastra dari segi psikologis.

 Hubungan Antara Psikologi dengan Sastra

Sastra dan psikologi adalah disiplin ilmu yang digunakan untuk mengakaji kejiwaan seseorang. Akan tetapi, juga terdapat perbedaan yang signifikan terhadap sastra dan psikologi yakni psikologi merupakan keadaan yang nyata atau sebenaranya sedangkan sastra merupakan keadaan yang tidak nyata atau hanya imajianasi. Psikologi sastra adalah pendekatan yang berfokus utama pada kodrat manusia.

Melalui aspek psikologi, fungsi dan peranan sastra akan dapat tampak jelas bahwa sastra menjelaskan dan menggambarkan gambaran manusia yang seadil-adilnya atau bisa dikatakan sebagai karya sastra memiliki tujuan utama yaitu dapat menggambarkan segala sesuatu tentang manusia (Hardjana,1994:66).

Psikologi sastra mempunyai pandangan bahwa karya sastra diciptakan sebagai bagian dari keadaan kejiwaan manusia. Para pengarang karya sastra menggunakan cipta, rasa dan karsa dalam menciptakan kaya sastra. Aspek ini juga brlaku bagi para pembaca, dimana mereka juga menggunakan kejiwaan untuk menanggapi karya sastra. Bahkan jika dalam sosiologi refleksi, psikologi sastra dalam menkaji karya sastra adalah sbeuah pantulan kejiwaan. Hubungan antara psikologi dengan karya sastra bahwa di salah satu pihak karya sastra adalah sebuah aktivitas imajinasi dan ekspresi manusia.

Sedangkan di pihak yang lain, psikologi dalam karya sastra membuat para pengarang sastra dapat meningkatkan kepekaan dan mempelajari berbagai pengetahuan yang belum pernah diketahui sebelumnya. Hasil yang dapat diambil dari hubungan tersebut merupakan suatu fakta yang mempunyai nilai artistik sehingga dapat meningkatkan kesatuan dan suatu keberagaman dalam karya sastra tersebut (Wellek dan Waren, 1955:108).

Menurut Jatman,1985:165 terdapat sinkronisasi yang tidak langsung antara psikologi dan sastra sebab manusia dan budaya adalah sumber dan struktur yang digunakan untuk meningkatkan solidaritas yang terjadi baik dari segi psikologi dan sastra. Misalnya arif kejiwaan dan makna kehidupann yang diungkapkan dalam sebuah karya sastra.

Demikian penjelasan mengenai karya sastra serta pendekatan tekstual dari psikologi sastra. Semoga bermanfaat.

Share
Published by
Fitri Febri

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

8 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

8 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago