Home » Gangguan Psikologi » Fobia » Mysophobia: Pengertian – Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mysophobia: Pengertian – Penyebab dan Cara Mengatasinya

by Lintang Ega

Istilah “phobia” itu sendiri berasal dari kata “phobi” yang berarti ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional, sebuah perasaan takut  yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Fobia atau rasa takut yang berlebih terhadap sesuatu yang biasanya tidak berbahaya seperti suatu tempat, benda, atau hewan tertentu termasuk dalam jenis penyakit gangguan kecemasan.

Penderita fobia sendiri biasanya akan berusaha menghindari obyek yang dapat memicu ketakutan dan merusaha menghadapi dambil menahan rasa takut. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Mysophobia.

Pengertian Mysophobia

Mysophobia adalah salah satu jenis phobia. Seseorang yang mengalami phobia jenis ini mengalamai ketakutan yang intens, berlebihan, dan tidak rasional terhadap kuman, bakteri, microba, kontaminasi dan infeksi. Mysophobia sendiri merupakan kumpulan kondisi germaphobia.

Germaphobia adalah istilah yang digunakan oleh psikolog untuk menggambarkan ketakutan patologis terhadap hal hal tersebut. Pengidap mysophobia cenderung mudah jijik terhadap hal-hal yang bersifat kotor. Seperti kondisi fobia lainnya, mysophobia biasanya dimulai saat masa kanak-kanak dan umumnya berlanjut hingga dewasa.

Penyebab Timbulnya Mysophobia

Beberapa faktor yang dapat memicu timbulnya mysophobia pada seseorang, antara lain:

  • Pengalaman negatif di masa kecil.
  • Sejarah keluarga, dimana memiliki anggota keluarga dekat dengan fobia atau gangguan kecemasan lain meningkatkan risiko mengidap kondisi yang serupa.
  • Faktor lingkungan, karena praktik kebersihan saat kanak-kanak juga memengaruhi perkembangan mysophobia.
  • Faktor otak. Perubahan tertentu dalam kimia dan fungsi otak dianggap memainkan peran dalam pengembangan fobia.

Pemicu mysophobia dapat berupa benda, tempat, atau situasi yang memperburuk gejala fobia. Berikut beberapa contoh pemicu mysophobia, seperti: Cairan tubuh seperti lendir, air liur, atau air mani; Benda dan permukaan yang tidak bersih, seperti gagang pintu, keyboard komputer, atau pakaian yang tidak dicuci; Tempat-tempat kuman diketahui terkumpul, seperti pesawat terbang atau rumah sakit; ataupun praktik atau orang yang tidak higienis.

Selain rasa takut dan cemas yang berlebih, gejala lain yang dialami seseorang yang fobia terhadap suatu obyek akan mengalami jantung terasa berdebar debar, sesak nafas, kebingungan, pusing, mual, dada terasa nyeri, leher teras tercekik, sulit bicara dengan jelas, tubuh gemetar dan berkeringat, telinga berdenging, perasaan ingin buang air kecil, mulut terasa kering, menangis, ataupun takut ditinggal sendiri.

Dampak Mysophobia

Ketika fobia dirasa telah mengganggu aktifitas sehari hari, cobalah untuk melakukan konsultasi dengan psikolog. Diawal anda akan mendapatkan beberapa pertanyaan sebagai diagnosis pertama mengenai fobia yang dialami, barulah anda akan mendapatkan pengobatan setelahnya. Pegobatan ini bertujuan untuk lebih meningkatkan kualitas hidup juga pikiran, perasaan, dan reaksi penderita fobia.

Cara Mengatasi Mysophobia

Beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengatasi fobia antara lain dengan psikoterapi. Cara ini cukup efektif untuk menangani fobia seseorang. Jebis psikoterapi yang dapat dilakukan adalah untuk mengubah cara pandangdan cara bersikap penderita fobia terhadap obyek yang ditakutinya, hal ini bertujuan agas penderita dapat berfikir lebih positif. Selain itu cara yang digunakan adalah dengan memberikan pemahaman mengenai situati atau obyek yang di takuti secara perlahan untuk mengurangi rasa takut penderita fobia.

Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan obat. Obat diini berfungsi untuk meredakan gangguan kecemasan dan meningkatkan suasana hati, untuk menangani gejala akibat panik, seperti detak jantung tidak beraturan, dan untuk menangani gangguan kecemasan yang parah.

Sebab yang ditimbulkan dalam kehidupan seseorang yang mengalami fobia bias beragam, mulai dari isolasi sosial untuk menghindari situasi atau obyek yang menimbulkan rasa takut hingga hubungan sosialnya terganggu. Fobia juga dapat menyebabkan penderita merasakan gangguan suasana hati seperti panic, kecemasan umum, hingga depresi.

Penyalahgunaan obat atau alcohol untuk menghindari pemahaman bahwa dirinya mengalami fobia juga ternasuk dalam bentuk efek dari adanya fobia. Hal yang paling kritis dari seseorang yang ketakuta hingga mengalami fobia adalah bunuh diri karena tidak tahan dengan ketautan yang dialaminya.

Salah satu cara untuk mengatasi gejala dari adanya kemungkinan fobia yang dialami oleh seseorang adalah dengan melakukan program bantuan mandiri. Hal ini bertujuan agar seseorang yang mengalami fobia dapat mengatasi gejala yang dialaminya secara mandiri. Program ini antara lain terdiri dari : Perubahan gaya hidup, seperti tidur yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, serta mengurangi atau menghindari konsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein.

Relaksasi, seperti melakukan teknik pernapasan untuk membantu pasien lebih rileks saat berhadapan dengan pemicu fobia. Visualisasi, untuk membantu pasien mengatasi fobia yang diderita dengan membayangkan hal-hal positif saat menghadapi situasi dan benda yang memicu fobia. Masuk dalam kelompok yang memiliki kesamaan fobia, untuk berbagi cara mengatasi fobia yang dialami.

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah fobia dapat dicegah? Jawabannya belum ada cara untuk mencegah seseorang mengalami fobia. Akan tetapi masih ada beberapa cara untuk mengurasi rasacemas ketika anda megalami sebuah peristiwa traumatis ataupun melihat sesuatu yang membuat anda merasa cemas berlebih.

Caranya adalah dengan berbagi cerita dengan keluarga, teman, atau psikolog mengenai hal yang membuat Anda cemas atau trauma. Selain ituu adalah dengan cara mengubah pola pikir menjadi lebih positif dan melihat sesuatu yang ditakuti selama ini secara lebih objektif.

Mysophobia adalah suatu gangguan kesemasan dan ketakutan yang dialami seseorang terhadap hal hal yang berhubungan dengan kebersihan. Seringkali ketakutan yang ada hadir tanpa beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan bagi sebagian orang yang lain.

Bahkan ketakutan dan kecemasan yang muncul seringkali terlihat aneh dan menggelikan bahkan tidak masuk akal. Tetapi diluar semua itu kita perlu membantu seseorang yang mengalami kecemasan dan ketakutan berlebih karena perada pada tempat yang tinggi dengan mengurangi efek yang akan ditimbulkan hingga menghambat kegiatannya dalam kehidupan nyata.

You may also like