Self healing adalah sebuah proses untuk menyembuhkan diri dari luka batin. Metode ini dilakukan saat seseorang menyimpan luka batin yang mengganggu emosinya. Self healing berguna untuk menyelesaikan unfinished bussines yang berakibat pada kelelahan emosi seseorang.
Sebagian besar orang pernah mengalami kelelahan emosional dalam berbagai bentuk. Seperti sedih karena kepergian orangtua, cemas terhadap masa depan, gagal meraih sesuatu, mengalami peristiwa yang tidak diinginkan, marah pada kesalahan diri sendiri, dan sebagainya. Lalu, apa yang harus dilakukan? Siapa yang seharusnya menyembuhkan luka itu? Baca juga mengenai : penerapan self control dalam modifikasi perilaku
Untuk yang belum selesai dengan masalah emosinya sendiri, beberapa cara di bawah ini semoga bisa membantu menyembuhkan diri sendiri dari dalam, 10 Metode Self Healing. Baca juga mengenai : contoh modifikasi perilaku self manajemen
1. Me Time
Masalah yang belum selesai pada sebagian orang umumnya berkaitan dengan kehadiran orang lain. Me time ini berguna untuk membuat setiap orang memikirkan dirinya sendiri terlebih dahulu. Bagaimanapun orang lain memperlakukannya, diri kita masih bisa memilih untuk bahagia. Baca juga mengenai : faktor psikologis tentang selfie
Saat seseorang terlalu sibuk memikirkan orang lain, terkadang ia lupa memikirkan diri sendiri. Meluangkan waktu untuk diri sendiri benar benar akan membuat kita merasa lebih bermakna. Membuat kita merasa bahwa pusat dari segala kehidupan ini adalah diri sendiri. Orang lain hanyalah pelengkap kebahagiaan. Baca juga mengenai : gangguan self injury
2. Berdialog dengan Diri Sendiri
Bicaralah pada diri sendiri tentang apa yang sebenarnya diinginkan. Jujur pada diri sendiri lebih baik ketimbang melampiaskan segala perasaan buruk kita pada sesuatu. Satu satunya orang yang mampu berbicara dengan lubuk hati terdalam adalah diri sendiri. Saatnya mulai memahami diri sendiri untuk bisa bersyukur atas apa yang hidup ini berikan. Baca juga mengenai : teori kepercayaan diri
3. Berdamai dengan Keadaan
Mengingat kembali peristiwa peristiwa buruk yang masih membekas di hati memang tak terhindarkan. Setiap orang berhak marah atas hal itu. Orang yang hatinya terluka sangat dalam tidak akan dengan mudah melupakannya.
Namun, apakah dengan menyalahkan keadaan atas atas semua peristiwa buruk itu bisa dibenarkan? Apakah dengan mengutuk keadaan bisa membuat batin kita tenang? Tidak. Alangkah lebih bijaknya kita jika mencoba berdamai dengan keadaan. Menerima setiap keadaan yang menimpa kita ini sebagai guru kehidupan yang menempa pribadi kita lebih baik lagi
4. Mindfullness
Mindfulness adalah berpikir dengan kesadaran yang penuh. Mengelola pikiran, perasaan, dan lingkungan untuk menghubungkan titik titik yang ada dalam pikiran kita. Memaknai setiap peristiwa dan kejadian yang pernah kita alami dengan lebih sehat.
Mindfulness bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mencari tempat yang sekiranya tenang, kemudian memejamkan mata. Fokus terhadap diri sendiri dan segala pikiran yang kita miliki.
Dengan penuh kesadaran, cobalah untuk memahami setiap pergulatan emosi yang ada di dalam diri. Mindfulness ini akan lebih baik jika kita melakukannya secara rutin. Misal, satu sebelum berangkat ke kantor, kampus, sekolah, dan sebagainya.
5. Meningkatkan self compassion
Self Compassion adalah kemampuan untuk memahami keadaan emosi diri sendiri dan juga respon emosi atas penderitaan yang dialami dengnan disertai keinginan untuk menolong diri sendiri. Self compassion mampu membuat orang memaknai pengalaman yang tidak nyaman dengan emosi yang berbeda.
Artinya, ketidaknyamanan yang dimiliki seseorang dapat dimaknai secara positif jika meningkatkan self compassion. Meningkatkan kepedulian terhadap diri sendiri, merespon peristiwa buruk dengan perasaan lapang dada, dan selalu berupaya membebaskan diri dari duka yg berlarut.
6. Jadikan penyesalan sebagai kekuatan
Sebagian orang pernah mengalami hal yang memalukan dalam hidupnya. Sebagian lain juga pernah berbuat kesalahan yang sudah disesalinya. Namun, tidak sedikit pula mereka yang menyesal tak ada habisnya, hingga menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Gelisah, cemas dan terus memikirkan hal tersebut membuat hati seseorang lelah.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kita sebagai manusia terkadang bisa menekan perasaan gelisah dan sesal itu. Kita bisa saja mengabaikan pikiran pikiran yang mengganggu itu dengan menyibukkan diri. Namun, dengan mengabaikan perasaan itu justru akan membuat emosi kita makin lelah. Sebab, perasaan itu bisa muncul kapanpun
Oleh karena itu, jadikanlah sebuah penyesalan terberat sekalipun di dalam hidup kita ini sebagai pelajaran. Boleh sesekali mengingat kejadian itu, tapi gunakanlah sudut pandang yang berbeda. Bicaralah pada diri sendiri bahwa melakukan kesalahan itu wajar. Yang perlu dilakukan hanyalah belajar untuk tidak mengulanginya.
7. Tempatkan Masa Lalu pada Tempatnya
Tidak sedikit mereka memiliki masa lalu yang kelam hingga membuat masa kininya tidak tenang. Namun, kita tidak bisa mengubah peristiwa yang telah terjadi. Sebagai manusia, yang bisa dilakukan hanyalah mengubah respon kita terhadap masa lalu itu.
Untuk itu, jadikanlah masa lalu sebagai guru yang mendewasakan. Masa lalu hadir di masa kini bukan untuk terus disesali, tapi untuk dimaknai. Memaknai kembali pengalaman masa lalu dengan respon yang positif sangat membantu penyembuhan hati kita.
8. Menulis ekspresif
Adalah menulis untuk mengutarakan segala perasaan yang dialami. Tidak perlu memperhatikan aturan seperti tanda baca, ejaan, dan sebagainya. Intinya, menulis ekspresif adalah sebuah upaya untuk mengungkapkan segala emosi yang dirasakan saat stress datang. Dengan menuliskan segala kekesalan itu dapat membantu kita untuk melihat masalah dari sudut pandang yang lain.
9. Setiap orang adalah penyembuh terbaik bagi dirinya sendiri
Setiap luka batin, masa lalu yang kelam, pengalaman pahit, kegagalan hidup hanyalah sebuah peristiwa. Setiap peristiwa bisa disikapi dengan bijaksana dan setiap luka yang membekas bisa disembuhkan. Setiap hal buruk di dunia ini akan terus terjadi, maka maknailah semua luka itu sebagai ujian perjalanan hidup.
10. Jadilah teman bagi diri sendiri
Sering kali kita berharap lebih besar kepada diri sendiri dibandingkan kepada orang lain. Cobalah memperlakukan diri sendiri sama seperti Anda memperlakukan teman terdekat. Jangan mengatakan kepada diri sendiri (baik secara lantang ataupun dalam hati) hal hal yang tidak akan Anda katakan kepada orang yang Anda sayangi.
- Bacalah buku motivasi pribadi untuk mendapatkan tambahan latar belakang teori terkait perbaikan diri atau penghargaan diri.
- Cobalah untuk lebih sering berkomunikasi dengan orang orang yang Anda temui setiap hari. Tiba tiba Anda akan merasa lebih baik dengan diri Anda, dan orang lain akan melihat Anda sebagai orang yang apa adanya.
- Beli buku catatan! Kebanyakan tahap di atas melibatkan mencatat atau menulis. Beli buku catatan untuk mencatat perjalanan Anda menuju mencintai diri sendiri.
- Pertama tama, belajarlah mencintai diri sendiri! Terkadang sulit untuk membuat orang lain mencintai Anda saat Anda membenci sifat dan fitur diri sendiri.
Semoga bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.