Home » Ilmu Psikologi » 11 Jenis Terapi untuk Menurunkan Stres

11 Jenis Terapi untuk Menurunkan Stres

by Arby Suharyanto

Setiap individu pasti pernah mengalami stres, entah itu stres level ringan atau akut. Ganguan mental ini tidak hanya berdampak pada kondisi psikis. Stres juga bisa berpengaruh pada berat badan, kehidupan seksual, kerontokan rambut, dan penyakit kronis. Karena itu jangan abaikan stres yang kamu rasakan. Segera cari tahu penyebab dan cara menghilangkan stres yang paling tepat.

Apa itu stress?

Stress adalah sebuah tekanan psikologis dan fisik  yang bereaksi ketika menghadapi situasi yang dianggap berbahaya. Dengan kata lain, stress merupakan cara tubuh kamu menanggapi jenis tuntutan, ancaman, atau tekanan apa pun. Baca juga mengenai : gangguan jiwa yang tidak disadari

Ketika merasa terancam, sistem saraf kamu merespon dengan melepaskan aliran hormon stres, antara lain hormon adrenalin dan kortisol. Kedua hormon ini dapat memunculkan suatu reaksi pada tubuh kamu, antara lain jantung berdebar cepat, otot tubuh menegang, tekanan darah meningkat, dan bahkan napas jadi lebih cepat. Reaksi ini disebut “fight-or-flight” alias respon stress. Baca juga mengenai : gangguan mental yang unik

Dalam bentuk yang paling parahnya, tekanan psikologis serta fisik ini bisa bikin tubuh kamu menerima kekuatan tambahan untuk membela diri. Misalnya mendorong kamu untuk menginjak rem guna menghindari kecelakaan. Secara tidak langsung, tekanan psikologis dan fisik ini dapat membuat kamu berupaya menyelamatkan diri kamu pada sesuatu yang mendesak dan berbahaya. Baca juga mengenai : gangguan mental yang paling berbahaya

Namun, jika kondisi tekanan psikologis ini berlangsung cukup lama dan berlangsung terus-menerus, ini akan membahayakan kesehatan mental serta fisik kamu. Antara lain seperti:

Di bawah ini dosenpsikologi.com akan berbagi cara menghilangkan stres yang mudah dipraktikkan. Lakukan setiap hari untuk mengelola stres yang kamu alami akibat tekanan aktivitas. 11 Jenis Terapi untuk Menurunkan Stres. Baca juga mengenai : gangguan mental yang tidak dapat disembuhkan

  • Mencoba terapi olahraga lari. Menurut hasil penelitian yang dilansir health me up, olahraga lari bisa membantu memperbaiki mood, meningkatkan produksi endorphin (hormon bahagia), dan membantu menyalurkan pikiran-pikiran negatif dengan cara sehat.
  • Terapi yoga. Teknik pernapasan dan meditasi dalam yoga sudah terbukti ampuh untuk memperbaiki mood bagi penderita stres dan depresi. Cobalah rutin yoga, minimal dengan pose-pose penangkal stres seperti sukhasana, child’s pose, triangle pose, atau camel pose.
  • Terapi puasa gadget. Penelitian di university of california menemukan bahwa mengecek e-mail setiap saat mampu menyebabkan stres. Pengguna internetyang sangat aktif juga 5 kali lebih rentan terhadap depresi. Jadi ketika kamu merasa stres, ada baiknya mengurangi kontak dengan gadget.
  • Terapi menulis jurnal atau diary. Penelitian pada tahun 2010 yang diterbitkan dalam anxiety, stress, & coping menemukan bahwa menulis mengenai hal yang membuat depresi selama 20 menit selama 2 hari mampu menurunkan kadar stres.

  • Terapi mengurangi konsumsi gula, kafein, dan daging merah. Meskipun terlihat remeh, membatasi konsumsi ketiga makanan ini merupakan cara menghilangkan stres yang cukup efektif. Dalam porsi yang berlebihan, gula, kafein, dan daging merah bisa meningkatkan hormon stres serta memicu kegelisahan.
  • Terapi memelihara binatang. Berinteraksi dengan binatang bisa membantu tubuh untuk melepaskan hormon oxytocin dan menurunkan level kortisol.
  • Terapi meditasi dari psikiater. Kalau stres berat sudah mengarah ke depresi, ada baiknya jika kamu mengunjungi psikiater untuk mendapatkan penanganan profesional. Biasanya pasien juga akan dibekali dengan obat untuk mengatasi depresi.
  • Terapi menari. Di hari-hari yang terasa berat, mengistirahatkan mental dan fisik dengan menari spontan dapat menjadi penyelamat dari suasana hati yang buruk. Coba mainkan lagu favorit kamu dan gerakkan beberapa gerakan tarian di kamar tidur.

Menggerakkan tubuh sambil bernyanyi dengan mengikuti irama adalah cara menghilangkan stres yang cukup ampuh. Sebab hati kamu akan menjadi lebih senang dan pikiran kamu akan teralihkan dari segala masalah. Setelahnya, otak kamu jauh lebih fokus dan dapat berpikir jernih untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi.

  • Terapi doodling. Gambar, tulisan, bahkan coretan tidak ada artinya pada secarik kerta bisa menjadi cara mudah bagi kamu untuk menghilangkan stres. Nah, inilah yang pernah menjadi tren di kalangan remaja dan individu dewasa yang dikenal dengan istilah doodling.

Doodling alias menggambar atau corat-coret di atas kertas, diyakini sebagai cara yang efektif untuk menenangkan pikiran yang semrawut saat berada di bawah tekanan dan melenyapkan kegugupan.

Bahan yang kamu butuhkan pun cukup sederhana, yaitu sebuah pulpen dan secarik kertas. Kamu bisa melakukan kegiatan ini di saat bosan terperangkap dalam rapat mingguan, sedang berbicara di telepon, atau saat kamu sedang menggemeratakkan gigi akibat merasa cemas.

Bahkan, di toko buku sudah tersedia buku khusus untuk doodling dan kamu tinggal mempercantiknya dengan pensil warna, crayon, maupun spidol. Kegiatan ini tidak hanya menghilangkan ketegangan tapi juga meningkatkan konsentrasi dan kreativitas.

  • Terapi tertawa. Selain tersenyum, tertawa juga bisa menjadi cara menghilangkan stres. Tertawa tidak hanya menunjukkan bahwa kamu sedang menikmati momen, tapi juga mengubah sistem dalam tubuh yang dapat mengurangi stres dalam jangka panjang.

Tertawa mengurangi kadar hormon stres dalam tubuh, kortisol, dan sebagai gantinya melepaskan hormon bahagia, yaitu endorfin sehingga dapat mengubah cara melihat kamu terhadap hal-hal yang membuat kamu stres.

Ada banyak hal yang bisa memancing kamu tertawa, misalnya menonton serial sitkom favorit, bermain dengan anak kecil tetangga sebelah rumah, cari lelucon lucu di internet, menonton video-video lucu, atau apa saja yang bisa membuat kamu tertawa dengan mudah.

  • Terapi agama. Dr roberta lee, penulis buku berjudul the superstress solution, dilansir dari, menuliskan “penelitian menunjukkan bahwa individu-individu yang lebih banyak menggunakan agama atau spiritualitas mereka untuk menghadapi beratnya kehidupan. Mereka lebih mampu mengatasi stres, lebih cepat sembuh dari sakit, dan mereka mengalami peningkatan manfaat kesehatan dan kesejahteraan pribadi mereka.”

Mengapa demikian? Beribadah memberikan waktu bagi diri kamu untuk terkoneksi dengan tuhan. Ya, ini memberikan ketenangan, meredakan kecemasan, serta membuat kamu jadi lebih bersyukur. Selama menjalani semua proses tersebut, kamu membangun energi positif yang bisa menyingkirkan stres dan pikiran negatif yang memang merusak suasana hati.

Selain itu, menjadi individu yang rajin beribadah menurut penelitian membuat umur individu menjadi lebih panjang. Sebagian besar agama mengatur umatnya untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan, misalnya tidak minum atau mengurangi alkohol dan selalu berpikiran positif. Kedua hal erat kaitan untuk mengelola stres.

Nah sobat, banyak berifkiran positif agar jauh dari stres ya.. Sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

You may also like