Home » Gangguan Psikologi » Fobia » Hemophobia: Pengertian – Ciri Orang yang Memiliki dan Cara Mengatasinya

Hemophobia: Pengertian – Ciri Orang yang Memiliki dan Cara Mengatasinya

by Lintang Ega

Rasa takut yang dimiliki oleh setiap orang itu adalah normal. Setiap manusia berhak merasakan ketakutan dengan penyebab yang berbeda-beda. Tetapi saat seseorang merasakan ketakutan berlebihan, itu tidaklah baik dan harus mendapatkan penanganan khusus dari ahlinya.

Dengan ketakutan berlebih itu, penderita akan merasakan efek yang berlebihan seperti pusing, mual, kehabisan nafas, jantung berdetak lebih cepat, badan bergetar, pipi dan wajah memerah bahkan tidak bisa menompang berat tubuh sehingga pingsan. Hal ini disebut jugan dengan fobia. Berikut pembahasannya.

Apa itu Hemophobia?

Davidson, dkk (2004) mendefinisikan bahwa fobia ialah sesuatu yang mengganggu diperantarai oleh rasa takut yang berlebihan dan tidak proposional dengan bahaya yang dikandung oleh situasi tertentu. Contohnya seperti takut akan laba-laba, takut saaat melihat hantu, takut saat mendengar petir yang menyambar, dan masih banyak lagi. Salah satu fobia yang mungkin tidak semua orang tahu adalah fobia terhadap darah.

Darah merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia karena menjadi penunjang hidup manusia. Fobia darah ini disebut juga dengan hemophobia atau hematophobia. Sebenarnya, fobia terhdap darah ini mungkin saja cukup menyiksa. Khususnya untuk perempuan dimana setiap bulan biasanya perempuan akan mengeluarkan darah dari tubuhnya berupa mens.

Dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, fobia darah atau kita kenal dengan hemophobia ini termasuk kedalam fobia spesifik dengan tanda ketakutan saat melihat darah, baik saat melihat darah sendiri maupun darah orang lain, baik melihat secara nyaa ataupun virtual seperti melihat dari televisi. Tidak sedikit penderita yang hanya membayangkan saja akan merasakan pusing luar biasa, mual dan bahkan pingsan.

Isaac Marks dari Institute of Psychiatry London melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa 30% anak-anak ketakutan saat melihat darah, dan hal ini menjadi sebuah trauma sampai beranjak dewasa sehingga tumbuh dengan ketakutan saat melihat darah. Memang kebanyakan orang yang melihat darah akan merasakan jijik dan ketakutan, tetapi untuk penderita hemophobia, kadar ketakutan yang ia rasakan berada pada batas yang tidak wajar.

Oleh karena itu, tidak semua orang yang ketakutan melihat darah ini dapat langsung disebut hemophobia. Ini perlu diagnosa langsung, harus melewati berbagai macam ketentuan dan pemerikasaan dari dokter dan ahli psikologi.

Ciri-ciri Orang yang Memiliki Hemophobia

Gejala yang dialami penderita biasanya dipicu saat melihat darah secara langsung. Gejala fobia darah yang terlihat atau berupa fisik antara lain adalah :

  • Kesulitan bernafas
  • Mual
  • Berkeringat
  • Gemetar
  • Pusing
  • Lemas
  • Kepanasan atau kedinginan
  • Dada nyeri
  • Jantung berdetak lebih cepat.

Adapun gejala yang dialami secara emosi, antara lain :

  • Kehilangan kendali
  • Merasa tak berdaya
  • Merasa ingin pingsan
  • Cemas dan panik secara berlebihan.

Selain itu, khusus pada anak-anak yang menderita fobia darah, mereka biasanya mengamuk, menangis, menjerit, melarikan diri, menendang, memukul dan selalu ingin berada didekat dengan orang tuanya. Penyebab dari fobia darah ini bisa jadi disebabkan oleh pengalaman pahit di masa lalu yang membekas dan membuat trauma seperti pernah mengalami cedera cukup serius yang menyebabkan kehilangan banyak darah.

Faktor genetik juga bisa jadi menjadi penyebab seseorang menderita fobia ini. Lalu lingkungan dan pola asuh juga memungkinkan menjadi penyebab fobia darah. Contohnya seorang anak yang dibesarkan oleh orang tuanya yang merupakan penderita fobia darah, maka bisa saja seiring bertambahnya usia ia akan mengembangkan hal tersebut sehingga secara tidak sadar ia pun menjadi penderita. Ciri-ciri penderita fobia darah yaitu:

  • Menghindari hal-hal semua sumber fobia.
  • Sulit melakukan aktivitas dengan benar karena merasa ketakutan
  • Saat memikirkannya, merasa mual pusing dan ingin pingsan
  • Saaat ada luka di tubuh yang mengeluarkan darah maka akan mual dan pingsan.
  • Tubuh bergemetar hebat
  • Sadar bahwa ketakutannya berlebihan tetapi tidak berdaya untuk melakukan sesuatu.

Cara Mengatasi Hemophobia

Fobia ini sangatlah menganggu. Lalu bagaimana caranya mengatasi fobia ini? Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi fobia ini antara lain adalah:

  • Terapi kognitif yang dilakukan dengan cara menghadapi sumber fobia dan mengubah pemikiran menjadi berlawanan, dan juga mencoba menghadapinya.
  • Relaksasi yaitu berupa yoga, meditasi, dll.
  • Terapi pemaparan diri yaitu dengan membiasakan diri melihat sumber fobia sehingga terbiasa melewatinya.
  • Terapi berbicara : dengan konseling penderita bisa menceritakan kepada terapis apa yang dirasakannya, lalu bisa juga dengan hypnotherapy yaitu dengan memberikan sugesti-sugesti baik untuk menghilangkan fobia.
  • Mengkonsumsi obat, bagi penderita yang sudah parah maka obat mungkin saja menjadi solusi paling ampuh, namun obat yang dikonsumsi pun merupakan resep anjuran dari dokter, dan tidak sembarangan menkonsumsinya.

Menurut penelitian yang disebutkan dalam alodokter.com bahwa dalam kondisi yang parah, penderita biasanya mengalami yang namanya depresi saking takutnya terhdap darah. Penderita juga selalu membatasi aktivitasnya demi menghindari luka yang mengeluarkan darah. Hal ini sangatlah menghambat aktifitas penderita, karena dengan kehati-hatian yang ekstra penderita melakukan segala kegiatan dengan sangat lambat. Lalu dampak lain penderita anak adalah tantrum.

Fobia merupakan rasa takut dan cemas berlebihan yang menyebabkan tekanan pada psikologis dan fisik seseorang. Fobia merupakan rasa takut yang disebabkan oleh berbagai situasi, barang, hewan dan atau tempat. Salah satu fobia yaitu fobia darah atau yang dikenal dengan hemophobia.

Fobia darah ini adalah rasa takut dan cemas saat melihat darah yang bisa membuat kesulitan dalam bernafas, pingsan, mual, pusing. Penderita fobia darah ini sangat dianjurkan untuk melakukan konsultasi dengan dokter dan ahli psikologis, karena fobia ini bisa saja menghambat aktifitas yang dilakukan.

You may also like