Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Kepribadian » 3 Dasar Biologis Perilaku

3 Dasar Biologis Perilaku

by Arby Suharyanto

Seperti yang kita ketahui, perilaku ada beragam dan muncul karena beraga alasan pula, perilaku timbul karena hal hal atau pengaruh dari luar dan dari dalam, dari dalam berasal dari karakter dasar sedangkan dari luar ebrasal dari kondisi lingkungan dan respon orang di sekitar. Terkadang perilaku juga dipengaruhi oleh budaya dan keluarga.

Perilaku tentunya muncul dari dalam diri manusia melalui koordinasi antara respon psikologi dengan sistem otak yang ada di tubuhnya atau memiliki sebab biologis di baliknya, nah sobat, dalam kesempatan kali ini peulis membahas mengenai sebab perilaku secara biologis yakni dari dalam tubuh yang berhubungan dengan kondisi psikologis seseorang di waktu tersebut. Yuk sobat simak selengkapnya adar dapat memahaminya dengan lebih jelas dan mendalam, Dasar Dasar Biologis Perilaku.

1. Perilaku Dari Otak Manusia

Otak yang dimiliki manusia ialah salah satu sebab timbulnya dasar dasar biologis perilaku dimana setiap orang tentu melakukan segala hal dengan dikontrol oleh otak. Otak manusia sendiri memiliki ­+ 10 milyar sel syaraf atau + 90 % dari seluruh sel syaraf yang ada pada tubuh manusia. Jika tempurung kepala dibuka akan terlihat sebuah benda setengah padat, (Baca juga mengenai sifat dasar manusia)

seperti jamur keriput, dan berwarna abu abu kemerahan. Lapisan teratas yang tebalnya +1/2 inci, ialah kumpulan berjuta juta syaraf yang disebut Cortex. Inilah pusat pengelolaan semua bagian manusia pikirkan, rasakan, dan lakukan yang dari hal tersebut timbullah perilaku manusia yang beragam sehingga manusia yang melakukan perilaku dengan sadar akan mengingat dan menyadarinya. (Baca juga mengenai jenis emosi pada anak usia dini)

Penerimaan respon di hantar ke korteks melalui jalur sensoris dan perintah dari cortex ke organ organ tubuh disalurkan lewat jalur motorik. Dalam cortex terdapat pusat bicara ( Daeraah Broca ), pusat penglihatan, dan pusat penciuman serta pengecapan. Gangguan pada pusat ini akan mengakibatkan gangguan pada organ organ yang bersangkutan. (Baca juga mengenai jenis terapi bermain pada anak usia sekolah)

Bila otak dilihat dari atas, maka akan nampak dua bagian yang simetris. Kedua belahan yang nampaknya mirip benar ini di sebut hemisfer cerebrum kiri dan kanan. Hemisfer yang domonan disebut hemisfer mayor dan yang tidak domonan di sebut hemisfer monor. Secara biologi, bagian tersebut berhubungan dengan sensor psikologi manusia. (Baca juga mengenai jenis kecerdasan pada anak)

Yakni ketika manusia merasakan hal hal yang berhubungan atau menyentuh sisi psikologisnya, otak manusia akan secara reflek berfikir mengenai hal tersebut dan menjadikan hal tersebut sebagai pertimbangan dalam menentukan langkahnya sehingga timbullah beragam perilaku baik itu perilaku yang spontan atau perilaku yang telah direncanakan, semuanya diketahui dan diproses dari otak manusia. (Baca juga mengenai jenis autisme pada anak)

2. Perilaku Dari Sumsum Tulang Belakang dan Sistem Syaraf Otonom

Sumsum tulang belakang atau medulla spinalis ialah penghubung antara otak dengan semua bagian tubuh manusia. Disini juga disalurkan impuls impuls maupun dari otak lewat jalur sensoris dan motoris. Selain itu, sumsum tulang belakang mengkoordinasi reflek, yaitu suatu perilaku yang mempertahankan diri yang terjadi jauh lebih cepat dari pada gerak sadar.

Untuk tugas ini, ia dibekali dengan organ organ sensorik, yaitu indera, dan serabut syaraf sensorik yang menghantar impuls impuls inderawi tersebut ke bagian yang menerima di medulla spinalis. Hal inilah atau bagian inilah yang berperan dalam perilaku reflek manusia, misalnya ketika menemui bahaya tentu manusia akan secara otomatis melakukan perilaku untuk melindungi diri dari bahaya tersebut.

Pada bagian ini, sebenarnya sudah terbentuk sejak manusia berada dalam kandungan, sebab itu ibu hamil disarankan untuk makan makanan yang bergizi sehingga seluruh jaringan di tubuhnya dan di tubuh janin yang dikandungnya berada dalam kondisi terbaik dan siap untuk memberi respon atau perilaku yang tepat untuk menghadapi segala hal di sekitarnya.

3. Perilaku Dari Sistem Hormon

Selain sistem syaraf pusat, tubuh manusia memiliki sistem lain yang berfungsi membantu sistem syaraf pusat sekaligus dapat mempengaruhi tingkah laku. Inilah sistem hormon, yang terdiri dari rangkaian hormon ( glandula ) yang dapat mengeluarkan cairan kimiawi tertentu langsung ke dalam darah. Banyak sedikitnya cairan kimiawi ini, disebut hormon,

sangat menentukan fungsi tubuh manusia dan akhirnya menentukan perilaku. Hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan perilaku pada anak anak, wanita, pria, lansia, dan ibu hamil dimana semua karena hormon yang dimiliki berbeda beda. Hormon hormon itu, dapat disebutkan beberapa diantaranya yang terpenting:

  • Hormon gondok ( thyroid ): mengeluarkan hormon trioksin yang membantu mengatur metabolisme tubuh.

Dalam hal ini, metabolisme tubuh juga berperan dalam perilaku seseorang, orang yang memiliki pola makan sehat dan metabolisme tubuh yang baik cenderung bisa berfikir lebih jernih dan memiliki kecerdasan otak yang lebih dibandingkan dengan orang yang kekurangan gizi.

  • Hormon pituitary:  mengeluarkan hormon pitutiari yang bekerjasama dengan hipotalamus ikut mengatur berbagai perilaku emosional manusia.

Manusia tentu memiliki emosi dalam dirinya yang hal itu dipengaruhi oleh hormon, sebab itu manusia mungkin mudah merasa marah ketika makan makanan tertentu misalnya ketika sedang makan pedas dan timbul hormon yang berbeda dalam tubuhnya, responnya dalam berperilaku tentu berbeda dari ketika ia merasa biasa saja.

  • Hormon adrenal: menghasilkan hormon adrenalin yang dikeluarkan atas pengaruh hormon pitutiari pada saat seorang sedang stress.

Orang stres seringkali berperilaku aneh dan tidak disadari karena pengaruh hormon, sebab itu manusia selalu dianjurkan untuk bisa mengontrol kesehatan jiwanya sehingga selalu dalam keadaan normal dan jauh stres sehingga juga bisa memunculkan perilaku yang normal.

  • Hormon kelamin ( gonad ): yang menghasilkan hormon hormon yang mempengaruhi perilaku seksual.

Adanya kelainan seksual dan respon seksual dipengaruhi oleh hormon ini, sebab itu untuk membuat perilaku seksual yang sehat diperlukan pendalaman tentang kebutuhan fisik manusia dan mengarahkannya sesuai dengan yang seharusnya.

  • Hormon pankreas: menghasilkan insulin yang mengatur kadar gula dalam darah.

Kadar gula dalam darah tentu mempengaruhi perilaku dimana orang yang sehat dengan orang yang sakit akan berbeda cara pandang dan perilakunya.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, tentu sekarang sobat sudah memahami bukan bahwa perilaku tidak muncul begitu saja, sebab itu perlu dijaga kondisi kesehatan fisik dan jiwa kita agar menimbulkan perilaku yang baik pula. Oke sobat, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

You may also like