Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » Dampak Psikologis Anak Perempuan Tanpa Ayah dan Tips Cara Mengatasinya

Dampak Psikologis Anak Perempuan Tanpa Ayah dan Tips Cara Mengatasinya

by Gendis Hanum Gumintang

Pada umumnya, kita mengetahui struktur keluarga yang utuh setidaknya terdiri atas ayah, ibu dan anak. Setiap anggota keluarga juga memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing yang sangat penting bagi satu sama lain. Namun, tidak semua keluarga memiliki struktur yang lengkap dan bisa saja meskipun sudah lengkap, tetapi tidak menjalankan perannya.

Salah satu kondisi yang dapat terjadi dalam keluarga adalah tidak hadirnya sosok ayah. Bagi seorang anak, khususnya anak perempuan, hadirnya ayah sangat penting dalam hidup mereka. Bahkan studi yang dilakukan oleh National Institutes of Health juga menghasilkan bukti bahwa peran ayah dalam pengasuhan tidak hanya untuk tumbuh kembang, tetapi juga pada kehidupan di masa dewasa kelak.

Dampak psikologis yang muncul karena anak perempuan hidup tanpa ayah sangat beragam. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Tingkat Self-Efficacy atau Efikasi Diri pada Anak Cenderung Rendah

Efikasi diri merupakan bentuk kepercayaan individu terhadap kemampuannya agar dapat berhasil melakukan sesuatu atau menghadapi situasi sehingga menghasilkan manfaat. Sering kali, ayah mengajarkan hal-hal baru pada anak perempuan, baik yang berupa keterampilan praktis maupun keterampilan sosial, seperti kepemimpinan, tanggung jawab, dan keberanian.

Bahkan berdasarkan penelitian oleh Dr. Carol Langlois dari psychcentral.com, didapatkan hasil bahwa hubungan yang sehat antara ayah dengan anak perempuannya menjadi kunci untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang positif, khususnya di usia 2-4 tahun ketika masa pembentukan diri, bahkan percaya diri juga berpengaruh pada peningkatan karirnya kelak. Akan tetapi tidak adanya sosok ayah dapat menghilangkan seluruh manfaat tersebut.

2. Menurunnya Prestasi Belajar

Prestasi belajar juga dapat terdampak karena anak perempuan tidak memiliki ayah. Hal tersebut dikarenakan ayah memiliki peran untuk mengajarkan anak keterampilan-keterampilan dasar, seperti membaca, menulis, berhitung, serta bicara sehingga tidak adanya ayah dapat menghambat anak memiliki keempat keterampilan tersebut.

Di sisi lain, ayah juga berperan sebagai tulang punggung keluarga yang dapat memberikan anak gizi yang cukup serta pendidikan yang sesuai. Oleh sebab itu, ketika ayah tidak ada, anak mungkin tidak dapat melanjutkan pendidikannya sehingga kemampuan akademiknya menurun.

3. Kesulitan dalam Mempertahankan Hubungan

Sebenarnya setiap orang harus berjuang agar hubungannya dapat terus bertahan. Akan tetapi, pada anak perempuan yang tumbuh tanpa kehadiran ayah dapat merasa lebih sulit untuk memiliki hubungan yang langgeng dengan pasangannya. Hal ini dikarenakan mereka kurang merasakan langsung dari sosok ayah mengenai bagaimana hubungan dapat dipertahankan.

4. Potensi Mengalami Gejala Depresi

Dalam penelitian yang terbit tahun 2015 pada Journal of Abnormal Child Psychology, ditemukan bahwa ketidakhadiran ayah kandung pada anak perempuan di usia dini (sejak lahir hingga berusia 5 tahun) memiliki hubungan dengan gejala depresi anak yang muncul di usia remaja pertengahan, sekitar usia 14 tahun. Selain itu, diketahui pula bahwa tidak adanya ayah meningkatkan gejala depresi hingga 11 persen.

5. Kemungkinan Mengalami Gangguan Makan

Terdapat dampak psikologis berupa gangguan makan yang dapat terjadi karena anak perempuan tidak memiliki ayah, seperti muncul tanda-tanda anoreksia nervosa, bulimia, juga obesitas. Risiko obesitas bahkan diketahui bisa dua kali lebih besar pada anak perempuan tanpa ayah dibanding anak yang mempunyai ayah.

6. Onset Perilaku Seksual Lebih Cepat

Onset perilaku seksual merupakan kejadian pertama seseorang melakukan aktivitas seksual. Tidak hanya pada perempuan, tetapi anak yang tumbuh tanpa ayah terbukti secara konsisten mengakibatkan terjadinya aktivitas seksual yang terlalu dini, termasuk kehamilan pada remaja perempuan. Bahkan studi dalam Journal of Family Issues juga menyebutkan bahwa terdapat potensi empat kali lipat lebih besar untuk anak tanpa ayah mengalami kehamilan dini.

7. Rentan Memiliki Kecanduan Zat

Kemudian, dampak psikologis lain yang muncul pada anak perempuan tanpa ayah adalah rentan melakukan penyalahgunaan zat hingga kecanduan zat, seperti narkoba atau minuman beralkohol. Hal ini dapat disebabkan mengonsumsi narkoba atau alkohol menjadi bentuk pelarian karena rasa sedih atau kesepian. Akibatnya, anak mengalami dampak penyalahgunaan zat yang buruk bagi kondisi psikis dan fisiknya.

8. Fatherless Daughter Syndrome

Sindrom anak perempuan tanpa ayah ini diakibatkan oleh masalah kepercayaan serta harga diri yang rendah sehingga anak terus membuat keputusan yang keliru ketika menjalani hubungan dengan pria. Beberapa gejala yang muncul, yaitu kurang bahagia dan sejahtera, sulit mengendalikan emosi, dan rasa cemas tinggi untuk ditinggalkan oleh pasangan.

Tips Cara Mengatasinya

Terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan agar anak perempuan yang hidup tanpa ayah dapat mengatasi berbagai dampak psikologis yang dapat muncul, yaitu sebagai berikut:

  • Ibu atau anggota keluarga lain dapat mengenali teman-teman si anak perempuan yang sering bergaul dengannya. Orang tua harus mengetahui bagaimana kondisi pergaulannya, apakah positif atau cenderung negatif. Hal ini penting karena teman membawa pengaruh yang besar pada anak.
  • Meskipun harus hidup tanpa ayah, tetapi hal tersebut tidak membuat orang tua harus terlalu memanjakan anak dengan menuruti seluruh kemauannya. Akan lebih baik jika orang tua menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap dirinya sehingga tidak mudah terbawa oleh pengaruh yang negatif.
  • Bantu anak menemukan cara meningkatkan rasa percaya dirinya kembali. Cobalah untuk mengenali hobi atau kegiatan positif favorit anak yang dapat dikembangkan. Namun, jangan sampai orang tua terlalu memaksakan kehendak. Berikan kesempatan pada anak untuk menentukan pilihan sehingga ia lebih bertanggung jawab akan pilihannya.
  • Terakhir, jadilah orang tua sekaligus sahabat untuk anak. Walau ibu atau keluarga lain tidak dapat benar-benar menggantikan peran seorang ayah, tetapi tidak ada salahnya untuk berusaha agar lebih dekat dengan anak. Dengarkan anak dengan pikiran yang terbuka dan kasih sayang sehingga anak tidak terlalu merasa kekurangan.

You may also like