Home » Ilmu Psikologi » 12 Cara Agar Tidak Marah Saat Dikritik

12 Cara Agar Tidak Marah Saat Dikritik

by Arby Suharyanto

Bagaimana cara Kamu menghadapi sebuah kritik? Banyak orang yang merasa kesulitan menghadapi sebuah kritik. Kalau disebuah kritik, mereka merasa sakit, marah, atau langsung membela diri. Sayangnya, reaksi-reaksi seperti ini hanya akan memperkeruh situasi dan membuat Kamu merasa diserang dan tidak dipedulikan.

Untungnya, ada beberapa hal yang dapat Kamu lakukan untuk meningkatkan kemampuan Kamu menerima sebuah kritik secara elegan dan apresiatif, yang akan mengubah Kamu menjadi orang yang lebih baik sekaligus membangun hubungan yang lebih positif dalam hidup Kamu. 12 Cara Agar Tidak Marah Saat Dikritik.

1. Sadarilah perasaan Kamu demi menghindari reaksi kasar.

Ketika sedang berada dalam suatu perseteruan, baik kita maupun lawan bicara cenderung tidak sadar terhadap perasaan masing-masing. Kamu dapat tetap tenang dan sadar mengenai situasi yang sedang ada di muka kalau Kamu mempraktikkan teknik kesadaran. Pikiran Kamu menjadi lebih jelas dan Kamu pun lebih mudah membuat respons. Baca juga mengenai : makna warna hitam dalam simbolisme psikologi

2. Praktikkan pernapasan dalam.

Pernapasan dalam menstimulasi sistem saraf parasimpatetik di tubuh Kamu. Sistem ini berhubungan dengan istirahat.Kamu dapat menenangkan diri dengan cepat dan mudah menggunakan prinsip biologi dasar: tariklah napas Kamu dalam-dalam, ke dalam perut dan bukan ke dada. Baca juga mengenai : tips yang harus dipersiapkan sebelum bertemu psikolog

Hal ini dapat Kamu lakukan untuk menyiapkan diri tepat sebelum menerima sebuah kritik, misalnya sebelum menerima laporan kerja dari atasan Kamu. Kamu juga dapat menggunakan teknik ini ketika menerima sebuah kritik, semisal ketika Kamu sedang diomeli oleh orang tua, agar Kamu dapat mengatasinya secara lebih efektif dan tidak defensif. Baca juga mengenai : tips bertahan di tempat kerja yang tidak nyaman

3. Praktikkan meditasi kasih sayang.

Meditasi ini terbukti meningkatkan perasaan positif dan menciptakan keterbukaan terhadap orang lain. Caranya, ulangilah sebuah mantra, baik dalam hati atau dengan lantang, sebuah mantra yang meminta kebaikan bagi diri Kamu sendiri dan orang lain. Baca juga mengenai : tips agar tidak insecure terhadap diri sendiri

  • Sebagai contoh, katakanlah: “Semoga saya aman dari bahaya. Semoga saya bebas dari penderitaan. Semoga pikiran saya kembali sembuh. Semoga saya berteman dengan tubuh saya. Semoga saya dalam damai. Semoga saya tenang.”
  • Ulangi mantra ini kepada orang lain. Gantikan kata “saya” dengan nama seseorang.
  • Sesuaikan mantra ini dengan situasi yang sedang Kamu hadapi. Misalnya, ubahlah “bahaya” dengan “rasa sakit”, “penderitaan” dengan “sakit emosional”, dan “sembuh” dengan “bebas dari konflik”.

4. Terimalah bahwa Kamu merasa sakit.

Ini adalah langkah pertama dalam merespons perasaan Kamu dengan lebih hati-hati dan tanpa ego. Kalau Kamu tidak menerima bahwa Kamu merasa sakit, Kamu akan terus menerus mengulangi perasaan yang sama. Ibarat luka yang menganga, Kamu akan terus merasa sakit hingga Kamu obati.Kata-kata seorang teman, anggota keluarga, atau rekan kerja, dapat menyakiti perasaan Kamu. Kamu tidak dapat berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Baca juga mengenai : teori psikologi yang berbenturan dengan teori lain

5. Gunakan humor untuk meringankan perasaan Kamu.

Riset menunjukkan bahwa humor dapat membantu Kamu menerima sebuah kritik dan mempererat hubungan sosial. Suatu lawakan yang disampaikan pada waktu yang tepat dapat menenangkan perseteruan dan memperbaiki hubungan Kamu dengan lawan bicara.

  • Buatlah lawakan mengenai sesuatu yang sekarang sedang ada di lingkungan Kamu dan orang yang mengsebuah kritik Kamu, seperti misalnya cuaca atau hal yang lucu mengenai ruangan Kamu sekarang.
  • Pastikan lawakan Kamu tidak menyakiti orang lain.

6. Akuilah kesalahan Kamu.

Apabila lawan bicara Kamu memang benar mengenai perilaku Kamu dan Kamu ingin menyetujui sebuah kritikannya, gunakanlah “pernyataan negatif”.Tentunya, pengakuan kesalahan ini tak lantas menjadikan Kamu seseorang yang selalu bersalah, terutama jika Kamu mengetahui bahwa perilaku Kamu itu negatif dan Kamu punya keinginan untuk berubah.

Misal: kalau Kamu memang sering terlambat datang rapat, katakanlah “Ya, saya belakangan ini sering terlambat datang rapat. Saya minta maaf. Mulai sekarang, saya akan mencoba datang lebih tepat waktu.”

7. Minta sebuah kritik yang lain.

Salah satu cara agar orang menyadari integritas dan keeleganan Kamu adalah dengan bertanya mengenai sebuah kritik lain yang masih berhubungan. Kamu tampak mampu jujur terhadap diri sendiri dan tidak defensif. Kamu menerima diri sendiri bahkan kalau ada hal yang pantas disebuah kritik karena Kamu memkamung sebuah kritik sebagai kesempatan untuk belajar.

8. Tinggalkanlah situasi tersebut.

Kadang, metode yang paling elegan untuk menghadapi sebuah kritik adalah dengan meninggalkan ruangan atau situasi tersebut. Dengan demikian, pihak yang mengsebuah kritik Kamu dapat tenang dan Kamu pun melindungi diri sendiri dari bahaya. Dalam situasi tertentu, membela diri sendiri dengan cara menghindari suatu situasi itu sama produktifnya dan sama sehatnya dengan menghadapi situasi tersebut secara langsung.

9. Dengarkanlah sebuah kritik.

Luangkan hati Kamu terhadap sebuah kritik dan niat baik sang pengsebuah kritik. Bisa jadi, ia benar-benar tulus ingin memberikan sebuah kritik konstruktif agar Kamu dapat lebih baik di masa depan. Setelah mendengarkan sang pengsebuah kritik, tentukanlah apakah niatnya benar-benar tulus atau hendak menyerang pribadi Kamu. Kalau pribadi Kamu diserang, abaikanlah apa yang dikatakan.

10. Lakukanlah perbaikan.

Kalau sebuah kritik yang Kamu terima bertujuan untuk memperbaiki perilaku tertentu yang memang dapat Kamu benahi, berterimakasihlah untuk perhatian yang diberikan kepada kesalahan Kamu agar Kamu dapat memperbaiki kesalahan tersebut. Sesungguhnya, di balik setiap sebuah kritik, bahkan yang tidak disampaikan dengan niat baik atau tulus sekalipun, terdapat kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri.

11. Belajarlah dari pengalaman ini.

Ada pepatah Inggris yang sering diulang: practice makes perfect (latihan akan menyempurnakan). Anggaplah pengalaman ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan keterampilan Kamu menerima sebuah kritik. Berterimakasihlah kepada orang yang memberikan Kamu kesempatan untuk melakukan berbagai langkah dalam artikel ini dan memperbaiki diri.

Berterimakasihlah dengan tulus. Hindari sarkasme. Sarkasme mungkin memang terasa menyenangkan, akan tetapi bentuk komunikasi ini tidak baik dan negatif, dan dapat menciptakan perseteruan lebih lanjut.

12. Cara lainnya

  • Jangan terlalu dipaksakan sekamuinya Kamu tidak dapat menerima sebuah kritik secara elegan di kali pertama. Sebuah kritik kadang mengingatkan kita pada suatu memori buruk di masa kecil. Ketika Kamu disebuah kritik, Kamu sebenarnya sedang mengingat suatu pengalaman di masa lalu ketika Kamu lebih muda dan lebih lemah.

  • Kalau Kamu diserang, ditindas, atau diperlakukan secara kasar terus menerus, carilah perlindungan lebih lanjut. Misalnya, laporkanlah perilaku tersebut kepada manajer/bos, guru, atau polisi.
  • Jangan mendendam. Dendam adalah sebuah siklus. Apabila sebuah kritik disampaikan dengan kemarahan, cari tahu alasannya kepada diri Kamu sendiri.

Semangat memperbaiki diri ya.. semoga bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya.

You may also like