Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » 10 Teori Prososial Dalam Psikologi Sosial Secara Singkat

10 Teori Prososial Dalam Psikologi Sosial Secara Singkat

by Devita Retno

Perilaku prososial atau perilaku yang diniatkan untuk memberi keuntungan kepada orang lain adalah perilaku sosial yang menguntungkan orang lain atau masyarakat secara keseluruhan. Perilaku prososial tersebut seperti memberi bantuan, berbagi, berdonasi, bekerja sama dan pekerjaan sukarela. Mematuhi peraturan dan mengikuti perilaku yang dapat diterima secara sosial juga dianggap merupakan perilaku prososial. Dorongan untuk melakukan perilaku ini bisa berasal dari empati dan kepedulian mengenai kesejahteraan dan hak – hak orang lain, sebagaimana alasan praktis atau alasan egois seperti status sosial atau reputasi.

Perilaku prososial ditandai dengan kepedulian terhadap hak – hak , perasaan dan kesejahteraan orang lain. Perilaku yang dapat digambarkan sebagai prososial antara lain merasa empati dan peduli kepada orang lain serta berperilaku dalam cara yang dapat memberi keuntungan kepada orang lain. Istilah perilaku prososial pertama kali muncul pada tahun 1970an dan diperkenalkan oleh para peneliti sosial sebagai lawan dari istilah perilaku antisosial.

Landasan Teori Pada Perilaku Prososial

Perilaku prososial telah lama menjadi tantangan bagi para peneliti sosial yang berusaha mencari pengertian mengapa orang dapat terlibat dalam perilaku yang menguntungkan orang lain namun juga membawa konsekuensi tersendiri bagi mereka. Pada beberapa kasus, orang bahkan rela membahayakan dirinya sendiri untuk orang yang sama sekali asing hingga kemudian muncul pertanyaan mengapa orang mau melakukan sesuatu yang menguntungkan orang lain namun tidak menawarkan keuntungan apapun pada orang lainnya? Pemahaman mengenai perilaku prososial berusaha didapatkan melalui beberapa perpektif teori yang mungkin ada. Teori prososial dalam psikologi sosial tersebut antara lain:

1. Teori Behaviorisme

Penerapan teori behavioristik dalam psikologi sosial merupakan salah satu landasar teorinya. Adapun teori prososial dalam psikologi sosial yang dikemukakan oleh aliran behaviorisme adalah karena seseorang mendapatkan pengajaran oleh lingkungannya untuk memberi pertolongan dan mendapatkan ganjaran positif dari masyarakat. Manusia cenderung mengulangi atau memperkuat perilaku yang memiliki ganjaran atau konsekuensi yang positif bagi dirinya. Kesimpulannya menurut Bierhoff bahwa orang yang memberi pertolongan melihat dunia sebagai suatu tempat yang adil dan mempunyai kepercayaan bahwa tingkah laku baik akan mendapatkan imbalan dan tingkah laku yang buruk akan mendapatkan hukuman.

2. Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory)

Pada dasarnya teori ini adalah prinsip sosial ekonomi bila dilihat dari perkembangan yang terbaru. Pendapat dalam teori ini menyatakan bahwa setiap tindakan dilakukan oleh seseorang dengan pertimbangan untung dan rugi, tidak hanya dalam bentuk materi atau finansial melainkan juga secara psikologis. Keuntungan yang dimaksud apabila mendapatkan hasil yang lebih besar dari usaha yang dikeluarkan, dan kerugian yang dimaksud adalah jika hasil yang didapatkan kurang dari besarnya usaha yang dilakukan. Prinsip sosial ekonomi ini menyatakan bahwa setiap perilaku didasarkan dengan penggunaan strategi yang paling minim, yang memaksimalkan hasil dan meminimalkan usaha agar dapat memperoleh keuntungan yang sebesar – besarnya.

3. Teori Empati

Teori ini menyatakan bahwa egoisme dan simpati keduanya memiliki fungsi dalam perilaku menolong. Dalam hubungannya dengan egoisme, perilaku menolong dapat mengurangi ketegangan di dalam diri sendiri, sedangkan dari sisi simpati, menolong orang lain dapat mengurangi penderitaan atau kesusahan yang dialami orang lain. Kombinasi dari egoisme dan simpati dapat bewujud empati, yaitu dapat ikut merasakan penderitaan dan kesusahan orang lain sebagai kesusahannya sendiri. Beberapa hipotesis mengenai empati:

  • Hipotesis Empati-Altruistik / Emphaty –Altruism Hypotesis

Hipotesis ini menyatakan bahwa perhatian empatik yang dirasakan seseorang mengenai kesusahan orang lain akan menghasilkan suatu motivasi untuk membantu mengurangi penderitaan orang tersebut. Motivasi untuk menolong ini bisa menjadi sangat kuat sehingga bersedia terlibat dalam aktivitas yang tidak menyenangkan, berbahaya bahkan dapat mengancam nyawa.

  • Hipotesis Mengurangi Perasaan Negatif / Negative State Relief Model

Caldini dan rekan – rekan mengemukakan model ini dalam penelitiannya di tahun 1981 dan menjelaskan bahwa orang melakukan perbuatan prososial untuk mengurangi perasaan negatif yang dialaminya ketika melihat penderitaan orang lain. Dengan menolong orang yang sedang kesusahan, diharapkan si penolong dapat mengatasi perasaan negatifnya tersebut. Tindakan menolong ini berarti berperan sebagai self – help untuk terlepas dari suasana hati yang kurang baik.

  • Hipotesis Kesenangan Empatik / Emphatetic Joy Hypothesis

Seseorang akan menolong apabila ia memperkirakan bisa ikut merasakan kebahagiaan orang yang ditolongnya, atau dengan kata lain ia dapat melihat bahwa orang yang ditolong tersebut merasa sangat berterima kasih terhadap pertolongan yang diberikan. Orang yang memberi pertolongan tersebut merasa perlu untuk mengetahui apakah tindakannya akan memberikan pengaruh positif pada orang yang ia bantu.

4. Teori Norma Sosial

Teori ini berpendapat bahwa orang memberikan pertolongan karena mendapatkan keharusan dari norma – norma yang ada di masyarakat. Beberapa macam norma sosial yang biasanya menjadi pedoman bagi perilaku menolong orang lain yaitu:

  • Norma Timbal Balik / Recriprocity Norm

Alvin Goulner, seorang tokoh sosiologi mengemukakan teori ini dan menyatakan bahwa kita harus menolong orang lain yang juga memberikan pertolongan kepada kita. Jika hal tersebut dilakukan, maka suatu saat kita juga akan mendapatkan pertolongan dari orang lain ketika sedang membutuhkan.

  • Norma Tanggung Jawab Sosial / Social Responsibility Norm

Teori ini menyatakan bahwa kita wajib memberi pertolongan kepada orang lain tanpa mengharapkan adanya balasan apapun setelahnya sebagai perwujudan rasa tanggung jawab dalam menjalankan proses sosialisasi di masyarakat. Norma ini menyatakan bahwa kita harus membantu orang lain karena adanya aturan agama dan moral yang berlaku di masyarakat untuk menekankan kewajiban memberi bantuan kepada sesama yang sedang membutuhkan.

  • Norma Keseimbangan / Harmonic Norm

Norma ini kebanyakan berlaku di dunia Ketimuran yang menyatakan bahwa seluruh alam semesta harus berada dalam kondisi yang memiliki keseimbangan, keserasian dan keselarasan. Manusia harus membantu untuk tetap mempertahankan keseimbangan tersebut di dunia antara lain dengan melakukan perbuatan yang membantu orang lain.

5. Teori Evolusi

Anggapan dalam teori prososial dalam psikologi sosial berikut ini adalah bahwa perilaku prososial dilakukan demi kelangsungan hidup manusia dan mempertahankan jenisnya dalam proses evolusi. Kecenderungan untuk menolong orang lain ini mengandung nilai kelangsungan hidup yang tinggi bagi kelompok individu tertentu yang lainnya yaitu:

  • Perlindungan kerabat

Secara alamiah setiap orang akan membantu dan menolong orang lain yang memiliki hubungan darah atau hubungan terdekat dengan dirinya. Melalui pengamatan dari berbagai peristiwa seperti dalam bencana alam, musibah, dan peperangan dapat diketahui bahwa orang – orang cenderung memberi pertolongan kepada kerabat terdekatnya lebih dahulu dalam urutan prioritas tertentu, yaitu anak – anak, orang tua, mendahulukan kenalan daripada orang yang asing, dan membuktikan bahwa terdapat naluri untuk melindungi kerabatnya dalam perilaku prososial tersebut.

  • Timbal balik biologis

Teori evolusi ini pun mengandung prinsip timbal balik yang menganggap bahwa seseorang akan cenderung menolong orang lain agar juga dapat memperoleh pertolongan di masa depan karena perbuatannya menolong orang lain tersebut.

  • Orientasi seksual

Dalam sebuah penelitian dinyatakan bahwa dalam rangka mempertahankan jenisnya, ditemukan bahwa seseorang akan cenderung memilih pasangan yang sering berperilaku altruis atau berperilaku prososial.

6. Teori Perkembangan Kognisi

Teori ini menyatakan bahwa tingkat perkembangan kognitif akan berpengaruh kepada perilaku altruisme atau perilaku prososial. Pada anak – anak, perilaku akan lebih didasarkan pada pertimbangan hasil yang didapatkan namun ketika anak semakin dewasa dan semakin mampu berpikir abstrak, maka ia akan semakin mampu untuk mempertimbangkan usaha apa yang harus dilakukan atau dikorbankan untuk perilaku menolong. Sehingga seseorang akan menolong ketika merasa mampu, atau memilih tidak menolong karena merasa tidak mampu.

7. Teori Perilaku Terencana / Planned Behaviour

Teori prososial dalam psikologi sosial ini menjelaskan mengenai perilaku yang dilakukan oleh individu yang timbul karena individu tersebut memiliki niat untuk berperilaku disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal dari diri individu itu sendiri. Perilaku internal dipengaruhi oleh kendali pribadi seseorang tersebut dalam keadaan sadar. Sedangkan perilaku eksternal dipengaruhi oleh orang lain atau lingkungan. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia merupakan makhluk rasional yang akan mementingkan akibat dari tindakannya sebelum memutuskan untuk melakukan sesuatu. 

8. Teori Perilaku Prososial Organisasi

Teori psikologi sosial ini didefinisikan oleh Brief dan Motowidlo sebagao suatu tindakan yang dilakukan oleh anggota dari sebuah organisasi terhadap individu, kelompok atau organisasi yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Ketahuilah juga mengenai aplikasi psikologi sosial dalam bidang kesehatan dan hakikat kemauan dalam psikologi.

9. Teori Sosiokultural

Teori budaya dalam psikologi ini juga dinamakan oleh Donald Campbell dengan teori evolusi sosial yaitu mengenai perkembangan sejarah kebudayaan manusia. Ia mengemukakan bahwa evolusi genetik juga bisa membantu untuk memberi penjelasan mengenai beberapa perilaku prososial dasar, namun tidak dapat berlaku untuk beberapa contoh yang lebih ekstrim, misalnya perilaku menolong orang asing yang sedang dalam kesulitan. Secara bertahap dan selektif manusia akan mengembangkan keterampilan, keyakinan dan teknologi yang dapat menunjang kesejahteraan kelompoknya.

10. Teori Belajar Sosial

Perilaku prososial dapat terjadi karena adanya proses belajar, terutama dalam masa perkembangan anak melalui metode reward, punishment dan modelling sehubungan dengan teori meniru dalam psikologi. Hal yang paling penting dalam konteks teori ini adalah pemberian reward. Ada tiga mekanisme umum pada proses belajar tersebut, yaitu pengkondisian klasik, reinforcement atau penguatan, dan belajar observasional. Ketahuilah juga mengenai macam – macam teori belajar dalam psikologi.

Teori prososial dalam psikologi sosial terkadang menyebutkan mengenai altruisme. Altruisme terkadang dipandang sebagai salah satu bentuk dari perilaku prososial, akan tetapi beberapa ahli mengemukakan bahwa ada perbedaan konsep diantara keduanya. Jika perilaku prososial dilihat sebagai jenis perilaku untuk menolong orang yang pada akhirnya membawa sejumlah keuntungan bagi diri penolongnya, altruisme dilihat sebagai bentuk murni dari pemberian bantuan yang termotivasi karena kepedulian kepada individu yang membutuhkan. Lalu ada juga perdebatan antara para ahli bahwa timbal balik pada intinya mendasari banyak dari perilaku altruisme atau bahwa orang – orang terlibat dalam perilaku yang tidak mementingkan diri sendiri untuk alasan yang egois, seperti untuk mendapatkan pengakuan orang lain atau untuk memperoleh perasaan lebih baik mengenai dirinya sendiri.

You may also like