Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » 13 Aplikasi Psikologi Sosial dalam Bidang Kesehatan

13 Aplikasi Psikologi Sosial dalam Bidang Kesehatan

by Hana Masita

Psikologi sosial adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari hubungan manusia dengan kelompok. Artinya dalam psikologi sosial manusia tidak hanya diamati sebagai seorang individu, melainkan juga dalam kelompok di lingkungannya. Aplikasi psikologi sosial bisa terdapat diseluruh bidang kehidupan, salah satunya bidang kesehatan.

Ketika psikolgi sosial diaplikasikan dalam bidang kesehatan, maka kita akan melihat bagaimana masyarakat atau kelompok dalam masyarakat memahami konsep kesehatan. Di dalamnya akan terdapat banyak fenomena yang berkaitan dengan para praktisi kesehatan dan sikap masyarakat menerapkan nilai-nilai yang mereka percaya tentang kesehatan. Berikut ini akan dibahas lebih lengkap mengenai aplikasi psikologi sosial dalam bidang kesehatan. Simak terus, ya!

  1. Penggunaan self efficacy

Self efficacy adalah sebua kepercayaan bahwa seseorang bisa melakukan suatu tindakan untuk bisa mendapatkan tujuan tertentu. Self efficacy ini akan mempengaruhi kualitas seseorang dalam mengambil keputusan terkait kesehatannya.

Misalnya tentang keputusan seseorang untuk berhenti merokok demi hidup yang lebih sehat. Hal ini berbeda dengan orang yang memiliki self efficacy rendah yang tidak melakukan usaha apapun untuk menjaga kesehatannya.

  1. Social learning theory

Dalam teori ini ddipercaya bahwa setiap orang melakukan pembelajaran dan cenderung mau meniru atau mengikuti apa yang dilakukan oleh orang di sekitarnya. Maka, aplikasi psikologi sosial dalam bidang kesehatan terkait teori ini adalah dengan menjadikan gaya hidup sehat menjadi tren yang dilakukan oleh banyak orang, sehingga membuat orang lain juga termotivasi dan mengikuti gaya hidup sehat tersebut. (Baca juga: Pendekatan Sosiokultural dalam Psikologi Klinis)

  1. Interaksi antara praktisi kesehatan dengan pasien

Interaksi antara dokter dengan pasien, atau perawat dengan pasien, termasuk proses sosial yang cukup kompleks. Interaksi ini melibatkan komunikasi interpersonal, persepsi terhadap penilaian sosial, serta pengaruh sosial lainnya.

Misalnya, asumsi pasien terhadap dokter, apakah dokter cukup kompeten atau tidak. Asumsi mereka ini kemudian akan menentukan keputusan untuk mengikuti atau tidak mengikuti saran kesehatan yang diberikan oleh dokter tersebut. (Baca juga: Hubungan Interpersonal dalam Psikologi Komunikasi)

  1. Locus of control dalam kognisi penyakit

Locus of control adalah kendali individu atas pekerjaan yang mereka lakukan untuk membuat usaha mereka berhasil.

Dalam bidang kesehatan dibutuhkan locus of control dalam kognisi penyakit untuk meyakinkan diri mereka bahwa apa yang mereka lakukan dapat mengendalikan atau menyembuhkan penyakit yang mereka alami. Hal ini akan memberi mereka motivasi untuk terus melakukan pengobatan yang diperlukan dan menjalani gaya hidup sehat.

  1. Melakukan prinsip persuasi

Para praktisi kesehatan harus mengetahui prinsip persuasi yang akan bermanfaat untuk mereka ketika mempromosikan kesehatan dan pemberantasan penyakit. Hal ini bisa diaplikasikan saat melakukan penyuluhan hingga workshop kesehatan berupa program latihan di masyarakat.

  1. Proses wawancara kesehatan

Aplikasi psikologi di bidang kesehatan juga bisa muncul dalam proses wawancara kesehatan. Seringkali dokter harus melakukan wawancara untuk mengetahui kondisi kesehatan kepada pasien, dimana pasien mengalami trauma, khawatir dan takut akan penyakit yang mungkin dideritanya.

Maka, dalam hal ini dokter harus bisa menggali informasi dengan tepat sehingga bisa mengidentifikasi kondisi kesehatan pasien dan memberikan pengobatan yang tepat.

  1. Identifikasi stress

Seseorang yang mengalami stress atau tekanan seringkali kesulitan untuk berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itu, aplikasi psikologi sosial sangat dibutuhkan di bidang kesehatan untuk bisa mengidentifikasi kondisi psikis dan kejiwaan seseorang.

Diharapkan dengan identifikasi stress lebih dini, penanganan pun akan bisa lebih cepat dilakukan sehingga bisa mempercepat penyembuhan yang diharapkan. (Baca juga: Cara untuk Meningkatkan Kesehatan Mental)

  1. Mengenali sumber dukungan

Dengan psikologi sosial diharapkan praktisi kesehatan bisa mengenali hal-hal yang berpengaruh di kelompok masyarakat sehingga menimbulkan kebiasaan atau perilaku kesehatan tertentu. Dengan mengenali hal ini, praktisi kesehatan dapat merumuskan system kesehatan ataru strategi lainnya yang dibutuhkan untuk mempromosikan gaya hidup sehat di masyarakat. (Baca juga: 13 Pengaruh Kelompok Dalam Psikologi Sosial)

  1. Peningkatan sistem kesehatan

Berkaitan dengan poin sebelumnya, dengan mengenali perilaku interaksi sosial yang terjadi di masyarakat, maka para praktisi kesehatan bisa membuat pendekatan yang sesuai untuk masyarakat tersebut. Harapannya adalah dengan pendekatan yang sesuai, maka akan terjadi perubahan sikap di masyarakat.

Misalnya dari yang sebelumnya masyarakat enggan melakukan imunisasi untuk anak, berubah menjadi kemauan untuk melakukan imunisasi. (Baca juga: Penerapan Psikologi Sosial dalam Bidang Kesehatan)

  1. Pendidikan kesehatan

Psikologi sosial sangat penting untuk diaplikasikan dalam melaksanakan pendidikan kesehatan. Pendekatan sosial yang baik dalam pendidikan kesehatan tentu akan sangat menentukan keberhasilan pendidikan kesehatan tersebut.

Hal ini bisa dibayangkan ketika kita ingin masuk ke lingkungan dan masyarakat tertentu yang memiliki kebiasaan tertentu, sudah pasti kita memerlukan pendekatan-pendekatan yang baik untuk bisa mempengaruhi kebiasaan yang sudah terbentuk, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan.

  1. Membangun kepercayaan masyarakat

Akan cukup sulit bagi tenaga kesehatan untuk membangun pola hidup sehat jika dia tidak dipercaya oleh masyarakat secara keseluruhan. Dalam psikologi sosial diketahui bahwa perilaku seseorang mendapatkan pengaruh yang cukup besar dari lingkungannya.

Maka hal ini pula lah yang harus dipahami dan diaplikasikan oleh praktisi kesehatan. Mereka perlu mampu membangun kepercayaan masyarakat untuk bisa mensukseskan tujuan mereka dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. (Baca juga: Peran Psikologi Komunitas dalam Psikologi Terapan)

  1. Meninjau kembali definisi sakit

Selama ini mungkin kita memahami bahwa definisi sakit adalah ketika terjadi gangguan pada seseorang secara fisik. Namun, dalam lingkup psikologi sosial kondisi sakit tidak hanya sebatas hal tersebut. Secara sosial, sakit tidak hanya berkaitan dengan fisik, melainkan juga berkaitan dengan harapan dan gambaran seseorang tentang keadaan sakit.

Kebanyakan orang menganggap bahwa sakit akan menimbulkan gejala-gejala yang tidak biasa terjadi di tubuh. Namun, seringkali gejala-gejala tersebut diartikan salah.

Cukup banyak gejala penyakit yang timbul akibat adanya gangguan secara psikis atau kejiwaan, misalnya akibat depresi. Hal inilah yang menjadi perhatian dalam lingkup psikologi sosial.

  1. Membentuk kelompok pendukung

Bagi kebanyakan orang, terutama yang mengalami penyakit cukup berat seperti kanker, stroke hingga HIV AIDS, beban mental dan psikis mereka sangat berat.

Hal ini tentu sangat mempengaruhi kondisi tubuh mereka dan bisa menjadikan proses penyembuhan berjalan kurang maksimal. Hal ini diperhatikan dalam psikologi sosial dan muncullah program pembentukan kelompok pendukung.

Baca juga:

Kelompok pendukung ini merupakan kelompok yang dibentuk dengan tujuan membangkitkan emosi serta mutualisme, juga bisa memberi dukungan-dukungan nyata untuk pasien.

Kelompok pendukung ini bisa memiliki banyak fungsi, mulai dari melatih mental pasien, membantu pasien agar lebih rileks, hingga untuk mengadakan aktivitas-aktivitas ringan yang menyenangkan.

Dengan keberadaan kelompok pendukung ini, pasien akan merasakan support dan lebih mampu menangani beban psikis akibat penyakit yang diderita.

Demikianlah pembahasan tentang aplikasi psikologi sosial dalam bidang kesehatan kali ini. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!

You may also like