Depresi adalah salah satu penyebab utama dari penyakit – penyakit di seluruh dunia. Banyak mitos dan kesalahan konsepsi mengenai depresi yang beredar. Orang yang mengalami depresi seringkali menghadapi prasangka karena stigma yang melekat pada penyakit kelainan mental. Mengesampingkan fakta bahwa depresi akan menjadi penyakit yang melumpuhkan urutan kedua terbanyak pada tahun 2020 menurut pernyataan WHO pada 2012, masih ada kepercayaan dan keyakinan yang salah mengenai depresi.
Kepercayaan yang salah ini bercampur dengan aksi untuk mencari dan menerima perawatan yang layak. Untuk membantu melawan prasangka dan stigma ini maka sangat penting untuk mempelajari fakta – fakta akibat depresi dan proses terjadinya depresi. Penting untuk mempelajari beberapa mitos dan kesalahan persepsi yang umum mengenai depresi, dan juga realitas dari penyakit ini. Beberapa pendapat salah paham tentang depresi yang sering dipercaya benar adanya antara lain:
1. Depresi sebenarnya tidak ada, bahwa kita semua sebenarnya sedikit depresi
Banyak orang berpikir bahwa depresi tidak lain daripada hanya sekedar kesedihan dan bahwa semua orang dapat mengalaminya setiap sekali waktu. Ini adalah salah paham tentang depresi yang sering dipercaya benar adanya. Depresi dan kesedihan sangat berbeda dalam intensitas, surasi dan dampaknya terhadap kehidupan sehari – hari. Sementara kesedihan adalah perasaan sementara, hal itu tidak mencegah kita dari mengalami emosi positif atau memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sehari – hari. Sedangkan depresi dapat berdampak pada perubahan signifikan dalam berfungsi sebagai manusia dan dalam suasana hati.
Untuk didiagnosa sebagai depresi, gejalanya harus ada selama sekitar dua minggu, kebanyakan hari dan sebagian besar waktu. Kesedihan dan suasana hati buruk hanya sebagian dari gejala yang dialami oleh orang – orang yang depresi, selain kurangnya minat pada aktivitas rutin, kekurangan energi, perasaan tidak berharga atau rasa bersalah, perubahan pada pola tidur dan selera makan, pikiran akan kematian dan sulit berkonsentrasi.
2. Depresi hanya ada di kepala kita dan tidak memiliki akar biologis
Ini adalah salah paham tentang depresi yang sering dipercaya benar adanya sekali lagi. Faktor lingkungan dan pengasuhan berinteraksi untuk memicu dan menyebabkan depresi. Kekurangan secara genetik dan kejadian dalam hidup memegang peranan dalam hal ini. Sejauh pengetahuan di bidang Biologi, vaiasi spesifik dari gen transport serotonin tampaknya dapat meningkatkan resiko depresi. Disamping itu, depresi tidak hanya mempengaruhi pemikiran tetapi tubuh kita juga. Orang yang depresi bisa mengalami perubahan berbeda dalam kebiasaan fisik mereka. Sebagian bisa mengalami penurunan atau kenaikan secara signifikan akan nafsu makan, sebagian mengalami kesulitan tidur sementara yang lain kelebihan tidur, sebagian mengalami kemunduran motorik atau justru agitasi. Ini artinya bahwa depresi datang dengan berbagai variasi gejala yang berbeda.
3. Depresi berhubungan dengan kreativitas dan sensitivitas
Banyak seniman berbakat, ilmuwan dan musisi di masa lalu yang mengalami penderitaan karena masalah mental, maka mudah untuk dipercaya bahwa menderita suatu kondisi mental berhubungan dengan kreativitas dan sensitivitas. Hal ini tidak berarti bahwa depresi berhubungan, sebab banyak juga orang – orang kreatif yang tidak pernah mengalami depresi dan juga banyak orang penderita depresi yang secara alami bukanlah seorang yang kreatif.
4. Depresi selalu dipicu oleh kejadian khusus
Peristiwa spesifik mungkin terkadang akan memicu depresi, seperti kehilangan orang tercinta atau mengalami trauma. Seperti telah disebutkan diatas, lingkungan dan pengasuhan secara dekat terhubung dan tidak mungkin untuk menunjuk penyebab depresi tunggal. Cara menyembuhkan depresi pada diri sendiri atau cara menghilangkan depresi dengan cepat tidak dapat semudah itu untuk dilakukan, terlebih cara mengatasi depresi diri sendiri.
5. Mulai menggunakan antidepresan berarti akan mengalami ketergantungan selamanya
Menggunakan obat – obatan untuk perawatan masalah mental bisa jadi menakutkan karena kemungkinan efek sampingnya sebagaimana fakta pengobatan itu sendiri. Dalam kasus depresi, tergantung pada tingkat keparahan suatu kasus, seorang psikiater mungkin menganggap pengobatan layak dilakukan secara klinis. Antidepresan memang menyediakan pilihan perawatan jangka panjang untuk banyak orang dengan depresi. Tetapi jangka waktunya dapat bervariasi berdasarkan tingkat keparahan kondisi dan rencana pengobatan yang sudah diresepkan. Penderita mungkin saja tidak perlu mengonsumsi antidepresan untuk seumur hidup. Kombinasi dari pengobatan dan psikoterapi seringkali direkomendasikan khususnya dalam kasus yang berat. Jangka waktu pengobatan antidepresan biasanya tergantung pada tingkat keparahan kasus dan jumlah episode depresif yang dialami.
6. Antidepresan saja akan selalu menyembuhkan
Depresi memang bisa disembuhkan, diantara intervensi lain, dokter Anda mungkin akan meresepkan pengobatan antidepresan. Obat – obatan ini akan mengendalikan kimia otak penderita, membantu menyasar akar terdalam masalah biologis yang mungkin menyumbang terhadap depresi yang dialami. Tetapi untuk banyak orang, antidepresan saja tidak cukup. Dokter biasanya akan merekomendasikan psikoterapi atau terapi bicara. Mengkombinasikan pengobatan dengan terapi bicara adalah strategi perawatan yang umum. Ketahui apa saja faktor depresi pada remaja dan cara mengatasi depresi berat.
7. Antidepresan akan mengubah kepribadian penggunanya
Antidepresan mengubah kimia otak seseorang, dan mungkin memang kedengaran menakutkan. Penderita depresi mungkin akan khawatir bahwa akan merasa seperti orang yang berbeda ketika mengonsumsinya. Sangat membantu untuk mengenali bahwa antidepresan didesain untuk mengubah hanya kimia tertentu di otak seseorang, dan membantu meredakan gejala depresi tanpa mengubah kepribadian dasar seseorang tersebut. Setelah mengonsumsinya, banyak orang yang mengalami depresi mulai merasa seperti diri mereka lagi. Ketahui juga mengenai gejala depresi pada anak dan ciri – ciri depresi ringan.
8. Depresi bukan penyakit sungguhan
Banyak orang secara salah mempercayai bahwa depresi hanyalah suatu kesedihan atau bahkan kelemahan karakter. Tetapi faktanya, depresi adalah suatu kondisi kelainan mental yang kompleks. Depresi memiliki akar sosial, psikologis dan biologis, dan bisa diperlakukan dalam banyak cara. Orang yang depresi seringkali mengalami salah paham tentang depresi yang sering dipercaya benar adanya, bahwa dia hanya mencari perhatian dengan sikapnya tersebut. Menderita depresi bukanlah suatu pilihan, dan tidak ada seorang waraspun yang mau mendapatkan perhatian dengan penderitaan sedahsyat depresi.
9. Depresi mudah diabaikan
Tidak seorangpun memilih untuk merasa depresi. Sebagian orang secara salah mempercayai bahwa depresi terjadi ketika kita mengizinkan diri berkubang dalam kesedihan atau duka, dan bisa disembuhkan dengan pikiran yang positif dan perubahan dalam perilaku. Dalam kenyataannya, depresi bukan sebuah tanda mengasihani diri, kelemahan atau kemalasan. Ini adalah kondisi medis dimana kimia otak, fungsi dan struktur terpengaruh secara negatif oleh faktor lingkungan dan biologis. Orang yang depresi bukanlah orang yang lemah, bahkan seringkali mereka yang depresi menyembunyikan kondisi tersebut dan bangun setiap hari serta beraktivitas seperti biasanya dengan berharap gejala depresinya hilang dengan sendirinya.
10. Depresi adalah penyakit keturunan
Kepercayaan salah paham tentang depresi yang sering dipercaya benar adanya adalah bahwa depresi bisa diturunkan. Jika Anda memiliki sejarah depresi dalam keluarga, maka Anda akan lebih mungkin mengalaminya sendiri. Tetapi para ahli tidak yakin seberapa signifikan faktor genetik berperan dalam menentukan resiko depresi seseorang. Hanya karena memiliki orang tua atau anggota keluarga lain mengalaminya tidak berarti Anda juga akan mengalami hal yang sama. Sangat bijak untuk tetap awas pada sejarah keluarga, tetapi cobalah untuk tidak terlalu khawatir mengenai faktor resiko yang tidak bisa Anda kontrol. Fokus pada faktor yang dapat Anda atur, misalnya hindari penyalahgunaan alkohol atau obat – obatan untuk membantu menurunkan resiko depresi.
11. Depresi terjadi karena adanya peristiwa sedih
Semua orang mengalami pikiran yang sedih atau ketidak bahagiaan sekali – kali. Anda mungkin akan merasa sedih akibat kematian orang tercinta atau karena mengakhiri suatu hubungan. Peristiwa seperti ini bisa meningkatkan resiko depresi tetapi depresi tidak selalu disebabkan oleh insiden negatif. Depresi bisa menyebabkan periode yang tidak bisa dijelaskan dari rasa putus asa, kesedihan dan kelesuan. Anda juga dapat mengalami kecenderungan bunuh diri yang bisa bertahan dalam periode yang panjang. Perasaan ini bisa muncul tiba – tiba dan tidak diharapkan, bahkan ketika semua hal di dalam kehidupan tampaknya berjalan baik.
12. Depresi hanya menyerang wanita
Karena tekanan sosial, banyak pria tidak merasa nyaman mendiskusikan perasaan mereka atau meminta pertolongan. Itu sebabnya salah paham tentang depresi yang sering dipercaya benar adanya menyatakan bahwa hanya wanita yang kerap mengalami depresi. Sebagai hasilnya sebagian orang mempercayai bahwa depresi adalah penyakit yang hanya mempengaruhi wanita. Wanita lebih umum melaporkan gejala depresi, tetapi depresi juga dapat mempengaruhi pria juga. Bahkan dengan resiko beberapa konsekuensi serius. Pria lebih mungkin melakukan bunuh diri daripada wanita, karena itu sangat penting untuk mendapatkan pertolongan.
13. Membicarakannya hanya membuatnya semakin buruk
Ini adalah salah paham tentang depresi yang sering dipercaya benar adanya yang paling umum bahwa mendiskusikan depresi hanya mengumpulkan perasaan yang merusak dan membuat penderitanya fokus pada pengalaman negatif dalam hidup. Tetapi untuk banyak orang, sendirian dengan pikirannya lebih berbahaya daripada mengeluarkannya. Mungkin akan membantu untuk bicara kepada pendengar yang suportif, dapat diandalkan, dan tidak menghakimi mengenai kondisi dan perasaan Anda. Orang tercinta mungkin bersedia untuk menyediakan tanggapan yang simpatik, tetapi dalam banyak kasus, seorang terapis bersertifikat lebih baik untuk menyediakan dukungan yang dibutuhkan.
Walaupun banyak mitos yang salah sehingga salah paham tentang depresi yang sering dipercaya benar adanya sering terjadi, depresi adalah kasus yang berat dan melumpuhkan yang seharusnya tidak pernah diremehkan. Depresi dikelilingi oleh miskonsepsi yang banyak, dan beberapa diantaranya turut menyumbang terhadap munculnya stigma mengenai depresi, antidepresan dan juga terapi. Tetapi mengenali kapan Anda memiliki depresi dan mendapatkan pertolongan sangat penting. Jika Anda didiagnosa dengan depresi, dokter mungkin akan meresepkan sejumlah perawatan. Contohnya, kombinasi dari pengobatan, psikoterapi, prosedur medis, terapi alternatif, dan perubahan gaya hidup. Jika Anda curiga mengalami depresi, segera hubungi dokter untuk janji konsultasi.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…