Menurut Mubarak (2002) dalam Yudiani (2013), Psikologi Islam merupakan ilmu mengenai manusia yang kerangka konsepnya dibangun dengan semangat agama Islam serta bkaidah-kaidah ilmiah yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis.
Psikologi Islam memiliki kecenderungan pada Barat dan Timur. Sebagai ilmu pengetahuan, Psikologi Islam dekat dengan Barat walaupun sains Islam saat ini kurang berkembang. Sebagai ajaran spiritual. Psikologi Islam dekat dengan Timur melalui aliran Sufismenya.
Namun, pada umumnya Psikologi Islam lebih dicondongkan ke Timur karena cukup berbeda dengan Psikologi Barat. Berikut adalah perbedaan Psikologi Islam dengan Psikologi Barat, di antaranya:
1. Pondasi dasar ilmu pengetahuan
Psikologi Islam sudah jelas didasari oleh ajaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui Al-Qur’an dan hadis (Ancok & Nasori, 1995). Walaupun tidak banyak dicantumkan dalam Al-Qur’an mengenai Psikologi secara langsung, tetapi melalui hadis dan warisan intelektual (turats) pada masa lalu dapat diketahui agama Islam juga punya dasar ilmu terkait Psikologi. Sementara pada Psikologi Barat, dasar pengetahuan adalah buah pemikiran atau pengamatan terhadap kondisi-kondisi yang ada terlepas dari kepercayaan atau agama.
2. Tujuan
Secara garis besar, Psikologi Barat bertujuan untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan perilaku manusia. Dalam Psikologi Islam, terdapat dua tujuan tambahan, yakni membangun perilaku yang baik serta mendorong manusia agar memiliki kedekatan dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
3. Sikap terhadap alam
Kebanyakan pola pikir Barat adalah mengenai penguasaan terhadap alam. Bagaimana alam bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk kehidupan mereka. Di sisi lain, bagi Psikologi Islam, penting untuk memiliki kecintaan yang besar terhadap alam. Hal ini didasari oleh kepercayaan dan filsafat dalam Islam yang sebenarnya juga sangat mengutamakan kebaikan dan menghindari keburukan.
4. Cara pandang terhadap manusia
Psikologi Islam memiliki tujuan untuk membentuk pribadi manusia yang ideal (insan kamil) dan juga memberikan kontribusi yang positif. Sedangkan pada Psikologi Barat, manusia lebih dipandang sebagai objek. Contohnya, menurut kebanyakan tokoh-tokoh Behaviorisme radikal yang melihat manusia dapat diubah perilakunya dengan pengaruh lingkungan dan kurang memperhatikan aspek jiwa dalam manusia.
5. Pemahaman mengenai hidup yang ideal
Dalam Psikologi Barat, hidup ideal adalah ketika dapat memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan tersebut biasanya didapatkan dari luar, seperti makanan, seks, hiburan, dan sebagainya. Dalam Psikologi Islam, hidup yang ideal dan kebahagiaan bukan hanya berasal dari pemenuhan kebutuhan, tetapi justru datang dari dalam diri sendiri, seperti menerima hidup, memaknai kehidupan, dan dekat dengan Allah.
6. Ruang lingkup
Terdapat dimensi yang lebih luas dalam Psikologi Islam, yakni fisik-biologis, psikologis, sosiokultural, kerohanian, dan spiritual. Pada Psikologi Modern, ruang lingkupnya hanya terbatas pada dimensi fisik-biologis, psikologis, dan sosiokultural. Hal ini dikarenakan dasar pengetahuan yang berbeda.
7. Arah gerak
Psikologi Barat lebih menunjukkan dinamismenya ke luar, yakni sudut pandang manusia yang melihat secara objektif terhadap hal-hal yang ada di luar dirinya. Sedangkan dalam Psikologi Islam cara pandangnya lebih ke dalam diri, seperti melihat potensi yang ada dari dalam diri walaupun masih ada juga pandangan ke arah luarnya.
8. Nilai-nilai
Nilai-nilai yang muncul dalam Psikologi Barat, di antaranya: martabat manusia, akal budi, kebebasan, aksi, ilmu pengetahuan, dan sistem. Sementara nilai-nilai yang muncul dalam Psikologi Islam, yaitu: kebaikan hati, cinta kasih, sabar, pasrah, dan kedamaian.
9. Pendekatan dalam mengatasi permasalahan atau gangguan
Konseling pada Psikologi Barat lebih difokuskan untuk membuat individu yang bermasalah bisa kembali pulih dan menjalankan hidup sehari-hari dengan normal. Namun, pada Psikologi Islam, intervensi yang dilakukan juga mendorong individu agar hidupnya tidak sekadar hidup, tetapi juga bermakna dan sesuai dengan ajaran Islam.