Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » 14 Peran Orang Tua Dalam Kasus Bullying di Kalangan Anak – anak

14 Peran Orang Tua Dalam Kasus Bullying di Kalangan Anak – anak

by Devita Retno

Tindakan bullying sekarang ini bukan lagi peristiwa langka, terutama di kalangan anak sekolah. Mirisnya, kemajuan zaman yang makin canggih sekarang ini tidak diimbangi dengan perilaku manusia yang semakin baik pula, dan yang kerap terjadi justru kebalikannya. Kecanggihan teknologi dipadukan dengan pengawasan yang kurang baik di rumah seringkali dapat menanamkan berbagai pikiran  yang kurang baik dan tidak sesuai dengan norma – norma kehidupan pada anak. Salah satu akibatnya adalah perilaku bullying.

Bullying sendiri adalah perilaku yang menindas, menggunakan kekerasan, ancaman atau paksaan untuk membuat orang lain menuruti kehendak pelakunya, atau bertujuan untuk mengintimidasi orang lain yang dapat menjadi suatu kebiasaan sangat buruk sehingga terjadi ketidak seimbangan secara sosial dan secara fisik antara korban dan pelaku bullying. Perilaku ini merupakan tindakan agresif yang disengaja untuk mendapatkan kekuasaan atas mental korbannya, dilakukan secara berulang kepada orang yang dirasa lebih lemah daripada si pelaku yang bisa berupa satu orang atau sekelompok orang.

Posisi Orang Tua Dalam Perilaku Bullying Anak

Bullying akan memberi dampak yang cukup besar pada kehidupan anak dan perkembangan karakternya. Anak – anak yang mengalami bullying dapat membawa luka batin atau trauma sehingga menjadi orang yang memiliki kepercayaan diri rendah, juga berbagai masalah lainnya. Anak tentunya belum dapat menyelesaikan sendiri masalahnya yang berkaitan dengan gangguan dari teman lainnya. Karena itu sangat diperlukan adanya peranan orang tua dalam kasus bullying untuk membantu anak melalui tahapan tersebut dan meminimalkan dampak negatifnya.

1. Orang Tua Sebagai Penengah

Peran orang tua dalam kasus bullying yang paling utama adalah sebagai penengah terhadap perilaku bullying. Orang tua dapat menjadi jembatan untuk menyelesaikan kasus bullying yang dilakukan anak ataupun jika anaknya menjadi korban bullying. Jembatan yang dimaksudkan disini tentunya antara anak dan pelaku bullying, atau antara korban bullying dengan anaknya sendiri. Contohnya, apabila menyaksikan perilaku bullying maka orang tua dapat menengahi dengan memberi tahu kepada pelaku bahwa apa yang dilakukannya itu salah. Peran orang tua sebagai penengah ini hendaknya disikapi dengan serius, karena ketidak pedulian orang tua dapat mencelakakan anaknya sendiri kelak.

2. Orang Tua Sebagai Pengasuh yang Kompeten

Tentunya tidak ada lagi yang bisa turut mengendalikan dan membentuk perilaku anak selain orang tuanya. Baik itu dalam kaitannya ketika anak menjadi korban ataupun menjadi pelaku. Orang tua dapat menjadi pihak yang meluruskan perilaku bullying atau justru mendukungnya dengan pola asuh yang mereka terapkan kepada anak di rumah. Contohnya, ketika orang tua menerapkan pola asuh yang selalu menuruti keinginan anak tanpa pernah mengajarkan konsekuensi, maka secara tidak langsung orang tua sudah menjadi pendukung ketika anaknya melakukan bullying kepada anak lain. Tipe orang tua yang memilih pola asuh demikian sudah tentu tidak dapat diharapkan untuk membantu ketika anaknya mengalami bullying atau melakukan bullying kepada anak lain. Sebaliknya, orang tua yang sangat memperhatikan anak dan selalu bersikap adil merupakan orang yang tepat untuk mengatasi perilaku bullying tersebut.

3. Orang Tua Sebagai Pengamat

Menjadi orang tua berarti Anda harus cukup jeli untuk mengamati perilaku anak. Anak yang mengalami bullying tentunya akan menunjukkan gejala yang jelas antara lain seperti menarik diri dan tampak murung. Anak yang menjadi pelaku adalah anak yang paling sulit dilihat perilakunya, bahkan mungkin saja tidak tampak adanya perbedaan. Pengabaian orang tua terhadap perilaku anak dapat menghasilkan anak yang senang membully, dan juga membuat orang tua tidak dapat melihat anak yang menjadi korban sampai situasinya memburuk.

4. Orang Tua Sebagai Pemberi Disiplin

Penerapan disiplin  yang tepat di rumah akan mengurangi resiko anak menjadi pelaku bullying atau juga menjadi korbannya. Misalnya, menentukan berapa lama waktu anak bermain di luar rumah, mengetahui siapa saja teman bermainnya dan apa yang mereka kerjakan. Tentukan waktu – waktu tertentu ketika anak bisa bebas bermain di luar rumah tanpa pengawasan Anda, dan juga terapkan hal yang sama di rumah. Penerapan disiplin ini tentunya tidak bisa dilakukan secara kaku atau ala militer. Cukup memastikan agar anak mematuhi jadwal kegiatannya sendiri sudah cukup untuk mengajari anak tentang makna disiplin tersebut.

5. Orang Tua Sebagai Pengawas

Peran orang tua dalam kasus bullying antara lain juga sebagai pengawas terhadap pergaulan anak. Pada zaman sekarang ini, pergaulan sudah tidak lagi aman seperti dulu. Banyak hal yang dapat merusak mental anak dalam pergaulan, antara lain perilaku bullying tersebut. Peran orang tua sebagai pengawas dalam pergaulan anak akan dapat membantu meminimalkan resiko – resiko yang mungkin saja terjadi akibat pengaruh buruk lingkungan pergaulan anak. Anda perlu mengetahui siapa saja yang bergaul dengan anak, bagaimana karakter teman – temannya, dan bagaimana sikap anak ketika sedang bermain dengan teman – temannya tersebut.

6. Orang Tua Sebagai Penyemangat

Ketika anak mengalami bullying, ia akan membutuhkan semangat untuk mengatasi masalahnya dari orang dewasa. Peran orang tua dalam kasus bullying tentunya sebagai orang yang dapat memberikan semangat kepada anak ketika ia sedang terpuruk. Akibat bullying tersebut, kemungkinan anak akan mengalami rasa percaya diri yang rendah, tidak ingin lagi bergaul, bersekolah, atau bahkan keluar rumah dan berbagai macam kemungkinan lain. Disinilah waktunya orang tua untuk memberikan motivasi yang tepat bagi anak agar dapat mengatasi peristiwa ini dengan baik, misalnya membantu anak dengan cara menghilangkan rasa minder dalam bergaul.

7. Orang Tua Sebagai Pelindung Anak

Dalam keadaan apapun anak haruslah berada di bawah perlindungan orang tuanya. Peran orang tua dalam kasus bullying ini sangat besar sebagai pihak yang melindungi anak sehingga anak tidak terpuruk dengan peristiwa buruk didalam kehidupannya. Melindungi anak yang terkena bullying bisa dilakukan dengan menasehati anak yang menjadi pelaku bullying, menemui orang tuanya, membesarkan hati anak, dan lain sebagainya. Pengaruh hedonisme bagi remaja dan pengaruh lingkungan dalam perkembangan remaja turut memperbesar resiko bullying pada anak, karena itulah peran orang tua sebagai pelindung juga harus diterapkan benar – benar.

8. Orang Tua Sebagai Pihak yang Dapat Dipercaya

Ketika anak sedang mengalami bullying, ia akan membutuhkan orang dewasa yang dapat dipercaya untuk mencari bantuan dan mencurahkan kesulitannya. Tentunya anak akan berpaling kepada orang tuanya. Jika orang tua tidak dapat menjadi pihak yang dipercaya anak, besar kemungkinan anak tidak dapat pulih dari kejadian buruk tersebut dan menjadikannya trauma. 

9. Orang Tua Sebagai Orang yang Dapat Diandalkan

Sejak bayi seorang anak selalu mengandalkan orang tuanya untuk membimbing, mengasuh dan menjaganya. Ketidak hadiran orang tua ketika anak membutuhkan dapat berpengaruh buruk terhadap mental anak yang mengalami bullying, sebab banyak orang tua yang sibuk sehingga jarang hadir di kehidupan anak baik secara fisik ataupun mental. Hanya orang tua yang selalu ada untuk anak yang dapat membantu anak korban atau pelaku bullying.

10. Orang Tua Sebagai Pencegah Bullying

Peran orang tua dalam kasus bullying juga sebagai orang yang dapat mencegahnya terjadi. Orang tua yang dapat secara aktif menunjukkan kepada anak untuk dapat mengerti permasalahan dari sudut pandang orang lain, terutama ketika teman sebayanya sedang berperilaku tidak patut atau sedang menyebalkan. Orang tua dapat menunjukkan hal tersebut dengan bahasa yang baik dan mengajari anak bahwa bersikap kejam kepada orang lain adalah suatu hal yang tidak diperbolehkan atau tidak pantas.

11. Orang Tua Sebagai Pihak yang Bijak

Seiring dengan pertambahan usia, tentu orang tua adalah orang yang jauh lebih berpengalaman dalam kehidupan daripada anak. Karena itulah seharusnya orang tua dapat bersikap lebih bijak dalam menyikapi berbagai peristiwa, termasuk ketika anak sedang melakukan bullying atau menjadi korbannya. Sikap yang bijak tersebut dapat ditunjukkan ketika membantu anak mengatasi permasalahan mengenai bullying, tentunya dengan kedewasaan yang pantas ditunjukkan oleh orang tua. 

12. Orang Tua Sebagai Pihak yang Paling Dekat

Kedekatan anak dengan orang tua juga dapat mempengaruhi bagaimana kasus bullying dapat diselesaikan dengan baik. Anak – anak yang memiliki kedekatan dengan orang tua pada umumnya jauh lebih berkurang resikonya untuk membully anak lain dan juga tidak akan segan untuk mengungkapkan masalahnya kepada orang tua. Lagi – lagi disini dituntut agar orang tua dapat melakukan perannya dengan benar dan tidak melakukan pengabaian kepada anak. Bantulah anak untuk melakukan cara mengatasi minder dalam pergaulan, cara mudah bergaul bagi orang pendiam, dan cara menjadi pribadi yang menyenangkan agar anak dapat bergaul dengan lancar.

13. Orang Tua Sebagai Panutan 

Orang tua yang secara aktif menunjukkan kepada anak bagaimana cara memperlakukan orang lain dengan baik adalah orang tua yang dapat menjadi panutan baik bagi anak. Karena anak mempelajari segala sesuatunya dengan meniru dan menyerap semua yang disaksikannya, maka sangat penting agar orang tua juga menjaga perilaku baiknya demi memberi contoh kepada anak mengenai bagaimana perilaku yang santun terhadap sesama manusia, macam – macam tata krama, mengajarkan apa saja peran etika dalam pergaulan remaja, dan meminimalkan resiko anak membully anak lain.

14. Orang Tua Sebagai Pengendali

Peran orang tua dalam kasus bullying lainnya yaitu sebagai pengendali tingkah laku anak. Orang tua perlu mengetahui bagaimana sebenarnya sikap anak dalam pergaulan dengan teman – temannya yang lain. Sebab, ada kalanya anak yang tampak baik di rumah ternyata seorang anak yang suka membully di luar rumah, akibat tidak adanya kendali dan pengawasan dari orang tuanya sendiri. Begitu pula untuk mencegah anak menjadi korban, orang tua perlu dapat mengendalikan bagaimana cara anak menghadapi berbagai macam watak temannya dengan memberi pengajaran kepada anak. Perlunya sedikit mengetahui psikologi remaja penting untuk mengetahui cara mengatasi kenakalan remaja dan anak.

Peran orang tua dalam kasus bullying sangat vital dan penting untuk membantu anak dapat melewati fase – fase sulit dalam hidupnya. Pada zaman sekarang, bullying tidak saja bisa terjadi di dunia nyata, namun juga dapat dialami anak di dunia maya. Hampir semua anak sudah mengenal internet dan aktif di dalamnya, paling tidak dalam bermedia sosial sehingga membuat mereka rentan menjadi korban atau pelaku bullying itu sendiri. Dalam situasi yang lebih kompleks, orang tua perlu melibatkan pihak lain untuk membantu. Guru, orang tua lain, konselor sekolah, keluarga dan pihak terkait lain dapat turut membantu dalam kasus bullying anak. Diatas semuanya, paling penting adalan adanya kontrol dari orang tua yang dapat membantu mengarahkan anak agar tidak terlibat bullying.

You may also like