Apakah yang tepatnya dimaksudkan ketika orang berbicara mengenai kebahagiaan dan penjelasan ilmiahnya? Apakah fakta – fakta ilmiah dari kebahagiaan? Secara sederhana, fakta ilmiah dari kebahagiaan adalah apa saja yang membuat orang bahagia. Jika ditelaah lebih lanjut, subyek alami kebahagiaan sulit untuk didefinisikan dan juga sangat menantang untuk dijadikan alat ukur.
Kebahagiaan telah menjadi topik diskusi dan debat sejak zaman Yunani kuno. Secara ilmiah, ilmu pengetahuan telah mendefinisikan kebahagiaan secara hedonis atau dengan kata lain sebagai hasil dari pengejaran akan kesenangan melalui rasa sakit.
Riset Mengenai Kebahagiaan
Para peneliti telah mencoba melakukan riset mengenai kebahagiaan dan hasilnya adalah sebagai berikut ini.
1. Kebahagiaan mengaktifkan seluruh tubuh
Tidak seperti pikiran, emosi tidak hidup seluruhnya di otak kita. Emosi juga berhubungan dengan sensasi pada tubuh. Penelitian terbaru psikologi mengenai kebahagiaan ini merupakan yang pertama mengungkap adanya hubungan antara tubuh dan emosi. Para peneliti dari Finlandia menginduksi emosi pada 701 peserta dan membuat mereka mewarnai suatu peta tubuh dimana mereka merasakan aktivitas yang meningkat atau menurun. Kuning mengindikasikan tingkat tertinggi aktivitas diikuti oleh merah. Hitam adalah netral, sedangkan biru dan biru langit mengindikasikan rendah dan sangat rendah. Sangat menakjubkan bahwa kebahagiaan adalah emosi yang mengisi seluruh tubuh dengan aktivitas termasuk area kaki.
2. Kebahagiaan mengubah kode genetika
Kebahagiaan yang benar tidak hanya terasa luar biasa namun juga menguntungkan tubuh hingga ke kode instruksinya yaitu kode genetika kita. Sebuah studi baru – baru ini menguji pola dari ekspresi gen didalam sel yang bertanggung jawab untuk melawan penyakit infeksi dan melindungi tubuh dari material asing. Diantara orang – orang yang mengalami level paling tinggi dari ‘baik – baik saja’ ada ekspresi yang lebih kuat dari antibodi dan gen antiviral. Sementara melakukan suatu yang baik dan merasa baik, keduanya membuat kita merasa senang, tetapi aktivitas yang baiklah yang menguntungkan kita di level genetika.
3. Orang akan lebih bahagia jika melakukan hal yang benar
Bagaimana orang menghadapi kehilangan pekerjaan, kekurangan pemasukan uang, perasaan putus asa dan kurangnya kontrol akan mimpi buruk yang sepertinya tidak akan berakhir? Jawabannya, sebagian orang menguatkan dirinya sendiri. Data dari 255 area metropilitan di sekitar Amerika Serikat menemukan bahwa komunitas yang dapat membangkitkan diri mereka sendiri secara esensial melakukan hal hal baik untuk sesama seperti menjadi relawan dan membantu tetangga adalah orang yang lebih bahagia. Ketahui juga metode penelitian dalam biopsikologi, dan apa saja contoh psikologi eksperimen sederhana.
4. Bersikap ekstrovert lebih membahagiakan
Berperilaku seperti seorang ekstrovert bahkan walaupun Anda adalah seorang yang introvert membuat orang – orang merasa lebih bahagia, menurut metode penelitian psikologi ini yang datang dari survei di Amerika Serikat, Venezuela, Filipina, Cina dan Jepang. Di seluruh dunia, orang – orang merasa bahwa mereka merasakan emosi yang lebih positif dalam situasi sehari – hari dimana mereka bertindak lebih ekstrovert. Para peserta dalam penelitian dikatakan untuk bersikap lebih supel selama 10 menit dan lalu melaporkan bagaimana perasaan mereka.
5. Kebahagiaan menular secara online
Emosi yang diekspresikan secara online, baik itu positif dan negatif akan menular menurut sebuah kesimpulan penelitian. Salah satu penelitian mengenai facebook yang paling besar dilakukan menguji konten emosional dari satu milyar post selama dua tahun menggunakan software untuk menganalisanya. Hasilnya ternyata emosi positif meluas lebih kuat daripada emosi negatif, dengan pesan positif lebih menular daripada yang negatif. Ketahui juga metode penelitian dalam psikologi kognitif, etika melakukan penelitian observasi dalam psikologi dan macam – macam riset dalam psikologi pendidikan.
6. Perubahan dalam pertambahan usia membuat bahagia
Dengan peningkatan usia, orang akan mendapatkan kesenangan dari pengalaman sehari – hari lebih banyak. Sebuah penelitian baru – baru ini meminta 200 orang dari usia 19 hingga 79 mengenai pengalaman menyenangkan yang pernah mereka rasakan baik yang biasa maupun luar biasa. Di seluruh grup usia penelitian tersebut, orang – orang menemukan kesenangan dalam semua macam pengalaman, baik dalam tingkat yang biasa dan luar biasa. Akan tetapi hanya orang yang lebih tua yang lebih mampu menarik kesenangan lebih dari pengalaman yang relatif biasa saja. Mereka lebih bahagia dengan menghabiskan waktu bersama keluarga, berjalan di taman atau melihat ekspresi senang orang lain. Sementara itu orang yang lebih muda mendefinisikan diri mereka lebih dari pengalaman yang luar biasa.
7. Mengapa orang materialistis tidak bahagia
Alasan bahwa orang – orang yang materialistis tidak bahagia adalah fokusnya kepada apa yang diinginkan, dan tidak dimiliki sehingga membuatnya lebih sulit untuk menghargai apa yang sudah dimiliki. Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa sikap materialistis juga terasa kurang bersyukur sehingga menurunkan tingkat kepuasan. Ketahui juga mengenai jenis – jenis metode penelitian dalam psikologi perkembangan dan juga metode eksperimen dalam psikologi.
8. Kekuatan koneksi sosial
Hubungan memiliki keterkaitan lebih kuat dengan kebahagiaan daripada pencapaian akademik menurut penelitian terbaru ini. Sementara hubungan sosial yang kuat pada masa kanak – kanak dan dewasa dihubungkan dengan orang dewasa yang lebih bahagia, penelitian terbaru psikologi mengenai kebahagiaan ini menemukan dengan pencapaian akademik lebih rendah. Tampaknya semua pendidikan di dunia tidak otomatis mengajarkan mengenai apa artinya bahagia, baik itu dalam rasa emosional atau filosofis.
9. Jenis tujuan yang mengarah pada kebahagiaan
Mengejutkan bahwa ternyata orang – orang seringkali salah mengenai tipe tujuan yang akan membuat mereka paling bahagia. Sebuah penelitian menyarankan bahwa tujuan tertentu untuk kebahagiaan akan bekerja paling baik daripada tujuan yang abstrak. Penelitian tersebut menemukan bahwa tindakan yang dilakukan dalam rangka tujuan yang konkrit akan membuat pemberinya juga merasa lebih bahagia daripada tujuan yang abstrak. Dengan berpikir pada cara konkrit mengenai tujuan kita akan kebahagiaan, kita dapat meminimalkan jarak antara kedua harapan dan apa yang benar – benar memungkinkan untuk dicapai.
10. Kesenangan tidak diharapkan dari momen biasa
Pengalaman yang membosankan dan biasa yang dialami setiap hari dapat menimbulkan kebahagiaan yang tidak diharapkan menurut sebuah penelitian psikologis. Dalam sebuah studi, 135 siswa diminta untuk menciptakan kapsul waktu di awal musim panas yang berisi:
- Percakapan terbaru
- Event sosial terakhir yang mereka hadiri
- Bagian dari makalah yang mereka tulis
- Dan tiga lagu favorit mereka.
Pada waktunya, mereka juga diharapkan untuk memprediksi bagaimana perasaan mereka mengenai item – item ini ketika kapsul dibuka tiga bulan kemudian. Walaupun kegiatan ini relatif biasa dan membosankan, para siswa tersebut secara signifikan meremehkan bagaimana antusiasnya mereka ketika membukanya nanti. Penelitian terbaru psikologi mengenai kebahagiaan ini adalah sebuah pengingat bagaimana kita cenderung menganggap rendah kebahagiaan yang bisa didapatkan dari pengalaman sehari – hari.
Penemuan Mengenai Kebahagiaan
Beberapa Penelitian terbaru psikologi mengenai kebahagiaan lainnya menemukan juga mengenai penemuan yang positif terkait dengan kebahagiaan, seperti berikut ini:
1. Menemukan teman sejati membutuhkan banyak waktu
Amerika adalah tempat dimana orang – orang kesepian berada dengan hampir setengah dari negara tersebut melaporkan bahwa mereka merasa kesepian. Sebuah penelitian terbaru menawarkan jawaban mengapa mereka tidak keluar dan menjalin pertemanan, yaitu karena mendapatkan teman yang baik membutuhkan banyak waktu. Penelitian tersebut yang dipublikasikan di Journal of Social and Personal Relationships menunjukkan bahwa perlu waktu 120 jam dari para siswa untuk berpindah dari kenalan biasa hingga menjadi teman sejati. Untuk orang dewasa, waktu rata – rata sekitar 164 jam. Padahal di dunia zaman sekarang, banyak orang yang merasa tidak punya waktu.
2. Tidur cukup dapat mengurangi kesepian
Penelitian terbaru psikologi mengenai kebahagiaan menemukan hubungan waktu tidur dan kesepian. Peserta penelitian pada suatu makalah yang dipublikasikan pada Nature Communications yang tidak cukup istirahat dan tidur lebih terganggu dengan orang baru dan menginginkan mereka untuk tetap menjauh, juga merasa lebih kesepian lagi. Pendeknya, mengantuk membuat kita ingin menghindari orang – orang dan dalam penelitian lanjutan juga ditemukan bahwa para peneliti juga menunjukkan yang lain menghindari orang yang kurang tidur.
3. Terikat kepada smartphone akan mengurangi kesenangan berkumpul
Penelitian pada akhirnya mengkonfirmasi bahwa bergaul dengan teman akan berkurang kesenangannya apabila dilakukan sambil melihat handphone mereka. Sebuah penelitian di Journal of Social and Personal Relationships menemukan bahwa mereka yang menyimpan teleponnya dari pandangan menikmati saat yang lebih signifikan dan lebih bahagia.
4. Keragaman membuat orang bersikap lebih baik
Dalam serangkaian eksperimen, para penneliti menunjukkan orang yang hidup pada lingkungan yang lebih beragam secara rasial akan lebih mudah membuka rumahnya terhadap orang asing yang membutuhkan, lebih berkaitan dengan kemanusiaan daripada lainnya dan lebih bersedia membantu tetangganya.
5. Manusia memiliki EQ kurang daripada yang dikiranya
Penelitian ini meminta para subyek untuk menterjemahkan emosi orang lain dari ekspresi mereka dan menemukan bahwa orang yang paling percaya diri justru paling tidak akurat dari berempati. Karena merasa paling dapat membaca ekspresi orang lain mereka justru terjebak dalam kesimpulan yang tidak beralasan.
Kebahagiaan adalah fenomena psikologi yang positif, dan penelitian terbaru psikologi mengenai kebahagiaan menunjukkan bahwa ternyata kebahagiaan bisa diukur. Kebahagiaan adalah sebuah fenomena yang elusif yang kita semua inginkan. Semua orang ingin bahagia dengan pemahaman yang berbeda – beda mengenai kebahagiaan tersebut bagi diri mereka pribadi. Karena itulah kebahagiaan bisa bersifat subjektif, namun juga bisa dijadikan bahan penelitian dan masih menjadi perdebatan sebagian orang.