Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Kepribadian » Jenis Tipologi dalam Kepribadian

Jenis Tipologi dalam Kepribadian

by Arby Suharyanto

Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang-cabang psikologi. Sesuai dengan namanya psikologi kepribadian mempelajari kepribadian individu dengan menggunakan berbagai cara dan pendekatan.

Pengertian Kepribadian Berdasarkan Ahli

  • Stern, kepribadian merupakan kehidupan dari individu secara keseluruhan. Kehidupan tersebut dapat dilihat dari usaha mencapai tujuan, unik, kemampuan mendapatkan pengalaman, kemampuan bertahan hidup serta membuka diri. (Baca juga: Psikologi Keperawatan)
  • Mandy dan Burt, kepribadian merupakan seperangkat kecenderungan yang stabil, dimana menentukan perbedaan tingkah laku psikologis dari individu dalam jangka panjang yang tidak dapat dipahami dengan sederhana. Kepribadian adalah hasil dari tekanan biologis dan tekanan sosial pada saat itu. (Baca juga : tipe anak yang suka berbohong )
  • Lindzey dan Hall, teori kepribadian merupakan sekumpulan konsep yang membahas terkait tingkah laku manusia dan saling berkaitan satu sama lain.
  • Murray, kepribadian merupakan lembaga yang mengatur tubuh sejak individu lahir hingga meninggal, dimana ia tidak pernah berhenti untuk terlibat dalam kegiatan fungsional.
  • Hilgard dan Marquis, kepribadian merupakan nilai yang dijadikan stimulus sosial, serta kemampuan menampilkan diri dari seseorang secara mengesankan. (Baca juga : tipe prasangka dalam psikologi sosial )
  • Guilford, kepribadian merupakan suatu pola traik unik seseorang.
  • Allport, kepribadian merupakan organisasi yang dinamis dalam sistem psikofisis seseorang yang menentukan model penyesuaian unik dengan lingkungannya.
  • Phares, kepribadian merupakan suatu pola yang khas dari perasaan, pikiran, tingkah laku yang dapat membedakan individu dan cenderung tidak berubah dalam lintasan situasi atau waktu.
  • Pervin, kepribadian merupakan keseluruhan karakteristik individu atau sifat umum dari banyak orang yang berakibat pada munculnya pola yang cenderung tetap dalam merespon situasi.

Sumadi Suryabrata dalam bukunya menjelaskan berbagai pendekatan dalam membahas psikologi kepribadian yang kurang lebih sebagai berikut :

Pendekatan Typological

Tipologi merupakan suatu keilmuan untuk menggolongkan manusia berdasar tipe tertentu dengan melihat faktor tertentu seperti nilai budaya, karakter psikis atau karakter fisik.

Tipologi Fisik

Tipologi ini diawali dengan teori yang dikemukakan oleh Hipocrates mengenai cairan badaniah. Teori ini selanjutnya disempurnakan oleh Galenus.

Berikut ini pendapat Hipocrates :

  • Sifat panas terdapat dalam sanguis atau darah.
  • Sifat dingin terdapat dalam phlegma atau lendir.
  • Sifat kering terdapat dalam chole atau empedu kuning.
  • Sifat basah terdapat dalam melanchole atau empedu hitam.

Jika proporsi keempat cairan tersebut selaras maka orang dikatakan normal atau sehat namun jika proporsi cairan terganggu maka orang tersebut sakit atau menyimpang dari keadaan normal. Galenus sependapat dengan Hipocrates dalam menggolongkan manusia berdasarkan empat cairan, antara lain :

a. Kholeris

Memiliki sifat khas meliputi optimistis, daya juang tinggi, hati mudah terpengaruh serta memiliki semangat yang besar. Kelemahan kholeris adalah kurang mampu merasakan perasaan orang lain dan kurang merasa kasihan sehingga kepekaan sosialnya perlu ditingkatkan.

b. Melankholis

Memiliki sifat khas meliputi mudah kecewa, daya juang rendah, pesimistis dan suram. Melankholis memiliki obsesi pada karya yang paling sempurna dan mengerti estetika. Perasaan melankholis sangat sensitif dan kuat. Kelemahan dari melankholis adalah tidak mudah tertawa terbahak-bahak dan mudah dikuasai perasaan yang cenderung murung.

c. Sanguinis

Memiliki sifat yang mudah berubah haluan, ramah dan hidup. Sanguinis mampu membuat senang dan gembira lingkungannya. Kelemahan dari sanguinis adalah kecenderungannya untuk impulsif dan bertindak sesuai dengan keinginan serta emosinya. Sanguinis mudah dipengaruhi lingkungan atau rangsang dari luar dirinya. Kelemahan dari sanguinis adalah kurang mampu menguasai diri dan mudah terpengaruh cobaan.

d. Phlegmatis

Tenang, tidak mudah terpengaruh, tidak suka terburu-buru dan setia. Phlegmatis dapat menguasai diri serta mampu melakukan instropeksi diri. Phlegmatis juga menjadi penonton sekaligus pengkritik berbobot untuk peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Kelemahan phlegmatis adalah kecenderungannya yang kurang mau berjuang dengan susah payah.

Baca juga: Cabang – Cabang Psikologi

Berdasarkan teori Galenus, keadaan ketika salah satu cairan dominan disebut sebagai temperamen.

Tipologi Konstitusional

Tipologi konstitusional merupakan tipologi yang disusun berdasarkan konstitusi.

a. Tipologi Mazhab Italia

Pada akhir abad 19, sejumlah ahli Italia bekerja untuk menyelidiki variasi tubuh manusia dengan mendirikan mazhab Italia atau mazhab morfologi. Tokoh utama dalam mazhab ini adalah De-Giovani dan Viola.

1. Hukum Deformasi, Teori De-Giovani

Teori ini berisi penggolongan variasi tubuh manusia yang terdiri dari :

  • Orang yang memiliki togok kecil, cenderung memiliki tubuh yang panjang memiliki hubungan dengan habitus phthisis.
  • Orang yang memiliki togok besar, dan tubuh cenderung pendek, memiliki hubungan dengan habitus apoplectis.
  • Orang yang memiliki togok normal juga memiliki proporsi badan yang normal.

2. Teori Viola

Viola kemudian melakukan penyelidikan dan menemukan tiga golongan bentuk tubuh manusia, yaitu :

  • Bentuk tubuh dengan ukuran tegak melebihi perbandingan biasa sehingga terlihat jangkung.
  • Bentuk tubuh dengan ukuran mendatarnya lebih dari perbandingan biasa sehingga terlihat pendek.
  • Bentuk tubuh dengan ukuran tegak dan datar yang selaras.

b. Tipologi Mahzab Perancis

Sekelompok ahli di Perancis dengan dipimpin oleh Sigaud, menyelidiki beragam tubuh manusia. Kelompok ini dikenal dengan mahzab Perancis atau mahzab morfologi konstitusional. Dalam mengadakan penggolongan manusia, menggunakan dasar keadaan jasmani yang digunakan adalah suatu fungsi fisiologi dalam pertumbuhan organisme.

Sigaud berpendapat bahwa manusia beserta anomalie harus dimengerti sebagai fungsi. Dalam setiap sistem, ada unsur sekitar yang memainkan peranan pada organisme dan secara langsung akan mempengaruhi sistem. Terdapat empat macam penggolongan, yaitu:

  • Muskuler : Anggota badan kokoh, otot berkembang dengan baik, selaras dengan organ.
  • Respiratoris : Muka lebar, thorax dan leher lebih besar.
  • Digestif : Pinggang besar, rahang besar, mata kecil, thorax pendek besar, leher kecil.
  • Cerebral : Tangan dan kaki kecil, dahi menonjol ke depan, mata bersinar, daun telinga lebar.

c. Morfologi Konstitusional Jerman, Tipologi Krestschmer

Teori Krestschmer merupakan salah satu tidak semata membahas masalah konstitusi namun juga masalah temperamen, namun dasar pandangan dan orientasi tetap konstitusional. Terdapat empat tipe orang berdasarkan jasmaninya yaitu tipe piknis, tipe leptosom, tipe atletis dan tipe displastis. Orang yang berkonstitusi piknis kebanyakan bertempramen cyclothym dan orang yang berkonstitusi leptosom, atletis dan dysplastis kebanyakan bertemperamen schizotym.

d. Konstitusional Amerika Serikat, Teori W.H Sheldon

Sheldon menentukan sejumlah kecil variabel jasmaniah dan temperaman yang tegas dan dianggap hal terpenting dalam tingkah laku manusia. Sheldon bertujuan mendapatkan biological identification tag. Sheldon berpendapat bahwa faktor genetis dan biologis memainkan peranan yang menentukan perkembangan individu.

Dalam pandangan Sheldon, terdapat struktur biologis hipotesis yaitu morphogenotipe yang menjadi dasar jasmani yang nampak dan memainkan peran dalam menentukan perkembangan jasmani dan membentuk tingkah laku. Terdapat tiga teori manusia berdasarkan teori Sheldon, yaitu:

  • Tipe Mesomorph. Tipe ini ditandai dengan komponen mesomorphy yang dominan.
  • Tipe Endomorph. Tipe ini ditandai dengan komponen endomorphy yang dominan.
  • Tipe Ectomorph. Tipe ini ditandai dengan organ ectoderm yang berkembang.

Tipologi Temperamen

Terdapat beberapa jenis tipologi temperamen, diantaranya:

a. Tipologi Plato

Plato membedakan tiga bagian jiwa yaitu logos atau pikiran, thumos atau kemauan dan epithumid atau hasrat.  Berdasarkan dominasi tersebut, Plato kemudian membagi manusia berdasarkan tiga tipe yaitu orang yang dikuasai pikir, orang yang dikuasai kemauan dan orang yang dikuasai hasrat.

b. Tipologi Kant dan Neo-Kantianisme

Kant mengemukakan bahwa temperamen merupakan corak kepekaan dan karakter adalah corak pikiran. Temperamen dianggap memiliki dua aspek antara lain aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek psikologis terdiri dari dua macam temperamen yaitu temperamen perasaan yang terdiri dari sanguinis dan melancholis, serta temperamen kegiatan yang terdiri dari choleris dan phlegmatis.

Seorang Neo-Kantianis yang terkenal adalah Enselhans. Enselhans membatasi temperan dari segi perasaan saja. Menurut Enselhans, temperamen berdasarkan definisi Kant sebenarnya merupakan konstitusi afektif yang menentukan kegiatan dalam hubungan dengan kehidupan kemauan.

c. Tipologi Heymans

Heymans menggunakan data penyelidikan empiris dalam menyusun tipologi ini. Terdapat tiga macam kualitas kejiwaan sebagai dasar klasifikasi, yaitu emosionalitas, proses pengiring dan aktivitas.

d. Teori Kepribadian G. Ewald

Menurut G. Ewald, temperamen merupakan konstitusi psikis yang berhubungan dengan konstitusi jasmani. Ewald berpendapat bahwa temperamen memiliki hubungan yang erat dengan biotonus atau intensitas serta irama hidup yang mengatur kecepatan serta kekuatan kegiatan-kegiatan hidup. Biotonus ada selama hidup dan keberadaannya constant dalam diri seseorang, terutama tergantung pada konstelasi hormon-hormon.

e. Tipologi Kebudayaan

Tipologi Kebudayaan juga sering disebut sebagai teori Spranger. Menurut Spranger terdapat dua macam roh atau Gest. Roh tersebut adalah roh subyektif dan roh obyektif. Roh subyektif atau roh individual merupakan roh yang terdapat dalam diri masing-masing individu. Roh obyektif merupakan roh supra-individual atau kebudayaan yaitu roh seluruh umat manusia yang berkembang selama berabad-abad.

Roh subyektif dan roh obyektif memiliki hubungan secara timbal balik. Roh subyektif mengandung nilai yang terdapat pada masing-masing individu dan dibentuk dengan acuan toh obyektif. Roh obyektif mengandung unsur yang telah mendapat pengakuan umum sebagai hal yang bernilai karena diberi kedudukan yang tinggi dan diletakkan di atas roh individual. Menurut teori Spranger terdapat enam tipe manusia yaitu manusia teori, manusia ekonomi, manusia estetis, manusia agama, manusia sosial dan manusia kuasa.

Nah, semoga bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya.

You may also like