Salah satu hal menarik yang bisa kita ketahui terutama ketika kita membahas tentang kesehatan mental adalah faktor frustasi dalam psikologi agama. Frustasi bisa diartikan sebagai sebuah kondisi dimana seseorang mengalami kekecewaan yang luar biasa sehingga menyebabkan ia menjadi jengkel dengan situasi yang tengah dihadapinya. Perasaan jengkel tersebut kemudian membuatnya kesulitan untuk menemukan solusi dari permasalahan yang tengah ia hadapi. Pada akhirnya, seseorang kemudian menjadi sulit untuk menemukan apa sebenarnya yang bisa ia lakukan untuk memecahkan permasalahan tersebutnya. Kondisi ini membuatnya terjebak dan merasa tidak berdaya sama sekali.
Baca juga:
Apabila dibiarkan, kondisi frustasi bisa menimbulkan seseorang menjadi marah kemudian beresiko melakukan perilaku kekerasan, atau sebaliknya, membuat ia cenderung diam, depresi hingga kemudian menarik diri dari lingkungan sosialnya. Kita akan melihat sudut pandang kondisi frustasi ini jika dilihat dari segi psikologi agama. Berikut ini ada beberapa macam faktor yang menyebabkan seseorang menjadi frustasi apabila dilihat dari segi psikologi agama.
Frustasi bisa disebabkan salah satunya karena kegagalan dalam menemukan ketenangan atau pengalaman spiritual tertentu. Seseorang yang mengalami frustasi, ketika ia kesulitan untuk mendapatkan ketenangan bisa disebabkan karena belum pernah mengalami pengalaman spiritual tertentu. Orang yang terbiasa untuk menenangkan diri dengan berdoa, biasanya akan terhindar dari rasa frustasi dan tetap berusaha mencari jalan keluar permasalahan.
Individu dengan koping yang tidak efektif juga sangat rentan mengalami frustasi. Perasaan tidak berdaya membuat seseorang akan berusaha menangani stress dengan melakukan koping tertentu. Koping yang tidak efektif ini bisa saja dengan munculnya sikap agresif, depresif atau tindakan lain yang cenderung negatif.
Faktor lain yang paling umum menyebabkan seseorang frustasi adalah permasalahan dari luar yang terus saja berdatangan secara bertubi-tubi. Seseorang bisa mengalami titik jenuh. Ia akan merasa setiap usahanya mengalami kegagalan sehingga timbul rasa frustasi. Tentu ini tergantung dengan jenis emosi yang dimiliki seseorang.
Karena munculnya banyak permasalahan yang bertubi-tubi tadi, maka seseorang kemudian bisa merasa apa yang telah ia lakukan semacam sia-sia. Timbul kebuntuan pikiran yang membuatnya kemudian frustasi. Dalam psikologi agama sendiri, sebenarnya ini dianggap sebagai sesuatu yang memang sudah sewajarnya akan dialami oleh seorang individu. Usaha apa yang akan ia lakukan itulah yang menentukan kemudian.
Faktor frustasi dalam psikologi agama selanjutnya yaitu berupa hilangnya panutan seseorang. Katakanlah seorang individu memiliki sosok yang menginspirasinya dalam mengatasi setiap permasalahan. Namun ketika sosok yang menjadi panutannya tersebut hilang, tentu saja ini menyebabkan ia menjadi lebih frustasi. (Baca juga: Dampak psikologis bagi pengangguran)
Hampir sama seperti kehilangan panutan, ketika seseorang merasa terkhianati oleh sosok yang menginspirasinya atau apa yang ia percayai ternyata tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapi, bisa saja ia menjadi frustasi. Ini adalah faktor yang siapa saja bisa mengalaminya.
Individu yang sering mengalami kebuntuan pikiran dalam mengatasi permasalahan, sebenarnya bisa diakibatkan karena hilangnya iman dalam dirinya. Ia merasa tidak punya siapa-siapa atau “pegangan” ketika mengalami permasalahan. Padahal jika ia masih memiliki iman, ia masih bisa bisa mengatasi permasalahan yang tengah ia hadapi.
Seseorang yang hilang iman, biasanya juga tidak percaya dengan kekuatan doa. Akibatnya, saat mengalami permasalahan, kadang ia lupa untuk berdoa. Kebuntuan dalam permasalahannya, ia sejenak lupa bahwa unsur spiritual yang ada dalam dirinya juga patut untuk dipertimbangkan.
Hilangnya motivasi juga menjadi faktor seseorang mengalami frustasi. Ini mengakibatkan seorang individu menjadi tidak tergerak untuk mencari alternatif permasalahan yang sebenarnya bisa saja dengan mudah ia lalui.
Terakhir adalah sikap malas. Malas menjadi faktor penyebab dari rasa frustasi yang mungkin saja terjadi. Ini juga masih ada kaitannya dengan mudahnya seseorang kehilangan motivasi sehingga tidak mampu mencari cara lain dalam mengatasi permasalahan.
Itulah tadi berbagai macam faktor frustasi yang bisa dialami oleh individu. Kita bisa mempelajari lebih banyak lagi tentang faktor frustasi dalam psikologi agama sehingga kita terhindar dari kebuntuan pikiran dalam menghadapi permasalahan.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…