Secara umum, teori psikoanalisis digunakan untuk memberi penjelasan mengenai hakikat serta perkembangan kepribadian individu yang mengutamakan aspek-aspek dari dalam diri, seperti motivasi dan emosi dengan asumsi konflik antara aspek-aspek tersebut menandakan kepribadian yang berkembang (Helaluddin & Syawal, 2018).
Teori ini pertama kali dipopulerkan oleh Sigmund Freud dan banyak mendapatkan pro-kontra karena ide dasarnya cenderung menggunakan penalaran deduktif, bukan penelitian ilmiah seperti cabang ilmu psikologi lainnya. Freud justru merasa ketidaksadaranlah yang menjadi inti manusia dan kesadaran hanya menjadi bagian kecil dari mental manusia.
Freud memulai psikoanalisis dengan banyak melakukan metode observasi, studi kasus, dan introspeksi. Ia banyak membantu pasiennya untuk mengatasi gangguan psikologis dengan cara asosiasi bebas. Cara inilah yang kemudian berkembang menjadi terapi psikoanalisis.
Pengertian Terapi Psikoanalisis
Menurut Mukhlisin (2018), terapi psikoanalisis merupakan teknik dalam penyelesaian konflik internal di dalam diri yang mengganggu perkembangan kepribadian individu dengan cara menyelesaikan masalah pada ego yang berlawanan dengan id.
Sedangkan menurut Alang (2021), terapi psikoanalisis dapat diartikan sebagai salah satu teori psikoanalisis yang memberikan intervensi pada individu dengan aturan dasar, yakni individu tersebut harus bersedia untuk jujur kepada terapisnya dan mau mengikuti arahan tanpa ada yang ditutup-tutupi atau dihindari.
Berdasarkan Counselling Directory, terapi psikoanalisis adalah bentuk terapi yang didasarkan pada teori milik Freud dengan pendekatan pada pikiran bawah sadar yang mempengaruhi pikiran dan perilaku sehingga individu menemukan wawasan dalam penyelesaian masalah yang dirasakan.
Manfaat Terapi Psikoanalisis
Terapi psikoanalisis yang diperkenalkan oleh Freud terbukti membantu banyak orang yang mengalami gangguan secara psikologis, maupun gangguan fisik yang disebabkan oleh individu. Berikut adalah beberapa manfaat terapi psikoanalisis, yaitu:
- Membantu individu untuk membentuk kembali struktur kepribadian serta karakternya dengan membuka kesadaran di dalam diri pasien yang sebelumnya tidak disadari.
- Mengupayakan kesembuhan pada individu yang mengalami gangguan psikis karena peristiwa yang ia alami di masa anak-anak sehingga tidak mengganggu lagi ketika sudah dewasa.
- Membuat individu berfokus pada emosi yang sedang dirasakan dan mengganggu kehidupan sehari-harinya.
- Mengubah individu agar lebih berani menghadapi hal-hal yang ia takuti, seperti perasaan, pikiran, maupun situasi yang menyebabkan rasa stres dengan cara mencari sumber masalahnya.
- Memahami hubungan antarindividu yang dijalani baik saat ini maupun di masa lalu yang mungkin turut andil dalam adanya gangguan pada kondisi mental.
Cara Kerja Terapi Psikoanalisis
Dilansir dari Psychology Today, terapi psikoanalisis merupakan perkembangan dari teori psikoanalisis milik Freud yang dimodifikasi. Namun, pada terapi lebih difokuskan untuk melepas pikiran, pengalaman, serta emosi yang ditekan oleh individu ke alam bawah sadarnya sehingga umumnya lebih singkat dan tidak seintens konsep analisis Freudian awal.
Cara kerja terapi psikoanalisis berpusat pada hubungan antara terapis dengan pasien. Hal ini serupa dengan konsep kelekatan yang fokusnya adalah kualitas ikatan antara orang tua dengan bayinya; transfer emosi dan kebutuhan di masa lalu yang mempengaruhi masa sekarang; serta resistensi di mana pasien merasa kewalahan terhadap apa yang ia rasakan karena terlalu menyakitkan atau berat sehingga menghindari hal tersebut.
Oleh karena itu, penting untuk membangun hubungan terlebih dahulu agar pasien dapat lebih nyaman dan tidak berusaha menutup diri. Dengan demikian, proses interview dan observasi berjalan dengan baik dan pasien mampu memahami dirinya sendiri sebagai bentuk proses penyembuhan.
Contoh Penerapan Terapi Psikoanalisis
Salah satu contoh terapi psikoanalisis yang paling umum ialah asosiasi bebas. Dengan teknik ini, pasien diminta untuk duduk atau berbaring dengan rileks sambil mengutarakan isi pikirannya. Tujuannya adalah membantu pasien mengungkapkan hal-hal yang terpendam di pikiran bawah sadar yang disebabkan oleh retensi psikologis atau memang secara sengaja ditekan ke alam bawah sadar.
Kata yang pertama kali muncul dari mulut pasien setelah mendengar kata yang disebutkan terapis diharapkan menjadi petunjuk berupa potongan-potongan ingatan dan memberi wawasan ke dalam pikiran bawah sadar klien. Pasien juga dibebaskan untuk membicarakan apa pun berdasarkan kata atau ide yang diberikan oleh terapis.
Berdasarkan pengalaman Freud, terkadang pasien akan merasakan memori lamanya dengan kuat dan jelas secara emosional. Hal ini menyebabkan klien seperti dapat menghidupkan kembali pengalaman itu dan merasakan kembali kondisi perasaan, suasana, dan waktu pada pengalaman yang dimunculkan.
Kesimpulan Pembahasan
Kesimpulannya, terapi psikoanalisis adalah suatu teknik terapi yang diperkenalkan oleh Freud dengan intervensi pada pikiran bawah sadar yang menyebabkan gangguan dalam diri individu sehingga ia mendapatkan wawasan untuk menyelesaikan gangguan tersebut. Salah satu manfaat dari terapi psikoanalisis adalah membantu individu untuk membentuk kembali kepribadiannya sehingga lebih berani menghadapi permasalahan.
Diperlukan hubungan yang baik antara pasien dengan terapis ketika melakukan terapi psikoanalisis. Hal ini dikarenakan cara kerja terapi psikoanalisis memerlukan kesediaan pasien untuk terbuka sehingga terapis dapat membantu pasien untuk melepas pikiran, pengalaman, dan emosi dari upaya pemahaman pasien itu sendiri.
Asosiasi bebas merupakan salah satu contoh terapi psikoanalisis yang dilakukan dengan cara pemberian satu kata oleh terapis yang kemudian akan diceritakan oleh pasien dengan bebas sesuai dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan. Setelah itu, terapis akan merangkai potongan-potongan ingatan tersebut untuk membantu pasien untuk menemukan wawasan yang membantunya sembuh.