Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Warna » 8 Sifat Negatif Penyuka Warna Biru

8 Sifat Negatif Penyuka Warna Biru

by Gendis Hanum Gumintang

Hampir semua orang pasti dapat mengenal warna, setidaknya warna merah, kuning, hijau, biru, violet, ungu, hitam, dan putih. Pada setiap warna yang ada di dunia ini pasti memiliki keindahannya masing-masing, termasuk memiliki makna tersendiri. Dalam ilmu psikologi warna, berbagai warna tersebut memiliki artinya tersendiri yang berkaitan dengan karakter atau kepribadian orang-orang yang menyukai warna tersebut.

Warna yang akan dibahas dalam artikel ini adalah warna biru. Sebelumnya, terdapat karakter penyuka warna biru menurut psikologi yang perlu diketahui. Secara spesifik, di sini akan dibahas mengenai sifat negatif penyuka warna biru, yakni sebagai berikut.

1. Pribadi yang Terlalu Sensitif

Sifat negatif penyuka warna biru yang pertama adalah mereka sering kali terlalu sensitif. Artinya, mereka lebih banyak menggunakan perasaannya dalam menghadapi berbagai hal, sekali pun pada hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan atau dirasakan secara berlebih karena justru mengganggu pikiran saja.

Sebenarnya, peka terhadap perasaan orang lain atau terhadap lingkungan sekitar adalah kemampuan yang penting untuk dimiliki setiap orang agar dapat terus menyesuaikan diri. Namun, di lain sisi jika hal tersebut diterapkan secara berlebihan, maka justru akan mengganggu fungsi individu dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

2. Menghindari Konflik atau Pertentangan

Secara filosofis, arti warna biru adalah non-konfrontasional atau tidak senang berada pada posisi yang berlawanan. Hal ini menyebabkan penyuka warna biru biasanya cenderung membawa kedamaian dan tidak suka mengaduk-aduk suasana, sebab lebih menyukai ketenangan atau kondisi yang stabil. Selain itu, penyuka warna biru pun pada dasarnya memang membenci gagasan untuk menciptakan konflik

Di satu sisi, sifat ini dapat menjadi sifat yang diperlukan dalam kondisi tertentu, sehingga konflik tidak semakin memburuk. Namun, sebenarnya terdapat situasi di mana pertentangan merupakan hal yang wajar dan bahkan dianjurkan untuk memberikan perspektif yang berbeda untuk memperluas pandangan terhadap suatu hal dan bukan sekadar ikut-ikut saja agar semuanya berjalan lancar

3. Kurang Spontan

Warna biru berkaitan dengan karakter melankolis. Hal ini menyebabkan orang yang menyukai warna biru cenderung lebih serius, tertutup, waspada, berhati-hati, atau sering curiga. Ciri-ciri tersebut menyebabkan mereka menjadi kurang spontan atau fleksibel karena lebih terbiasa dengan sistem yang terstruktur dan terencana.

Akibat dari sifat penyuka warna biru yang kurang spontan ini adalah pada beberapa waktu ketika harus menghadapi orang baru, tempat baru, lingkungan baru, atau suatu permasalahan mungkin akan kesulitan dalam beradaptasi atau menemukan solusi yang paling tepat untuk kondisi tersebut.

4. Ketergantungan pada Satu Hal

Masih berkaitan dengan sifat penyuka warna biru yang kurang spontan, di sisi lain sifat tersebut juga membuat mereka cenderung ketergantungan pada satu hal. Maksudnya, ketika mereka sudah merasa nyaman atau cocok dengan sesuatu, maka mereka tidak ingin berusaha mencari atau mencoba hal lain yang berbeda dari biasanya.

Kebanyakan penyuka warna biru justru berusaha untuk mempertahankan hal-hal yang sudah nyaman menurut mereka. Hal tersebut menyebabkan mereka menjadi ketergantungan, padahal hidup ini berjalan secara dinamis bukan statis, sehingga perubahan merupakan hal yang wajar dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dan setiap orang perlu belajar untuk selalu siap.

5. Memendam Perasaan Negatif

Salah satu sifat negatif dari penyuka warna biru yang cukup menonjol adalah kecenderungan untuk memendam perasaan negatif, seperti marah, kecewa, dendam, atau sedih. Mereka tidak terlalu senang untuk mengungkapkan perasaannya dan lebih nyaman untuk memendamnya sendiri. 

Perasaan negatif ini tentu bisa terbawa sampai berhari-hari, bahkan bertahun-tahun, sebab tidak segera terselesaikan. Penyebab dari perasaan negatif yang berkelanjutan adalah individu tidak terbuka mengenai kondisinya, sementara ia mungkin tidak dapat menghadapi masalahnya sendirian dan orang lain pun tidak memahami kondisi yang dialaminya, sehingga tidak memberikan bantuan apa-apa

Dengan demikian, penyuka warna biru perlu belajar untuk melepaskan emosinya, entah itu dengan melakukan koping yang positif maupun membagikan perasaannya kepada orang lain, seperti keluarga, pasangan, atau teman dekat yang dipercaya. Selain itu, penting juga untuk menerapkan cara mengatasi emosi negatif .

6. Suka Menyembunyikan Rasa Sakit

Masih berkaitan dengan sifat sebelumnya, orang yang menyukai warna biru sering kali memiliki sifat yang tertutup rapat. Maksudnya, mereka tidak senang untuk menceritakan banyak hal mengenai hal-hal pribadinya kepada orang lain, terlebih jika setelah itu mereka menjadi pusat perhatian.

Penyuka warna biru akan menyembunyikan perasaannya, termasuk ketika mereka merasa sakit. Hal ini dilakukan karena merasa mampu mengatasi rasa sakit atau mungkin merasa tidak enak untuk menceritakan perasaannya kepada orang lain karena bisa saja malah merepotkan. 

Sifat ini sebenarnya tidak boleh dimiliki oleh setiap orang, sebab tidak semua masalah dapat diatasi sendiri dan perlu dipahami bahwa dirinya bukanlah satu-satunya orang baik yang ada di dunia, pasti ada orang lain baik lainnya yang bersedia membantu untuk mengatasi rasa sakit tersebut. 

7. Suasana Hati Mudah Berubah

Kemudian, orang yang menyukai warna biru juga biasanya memiliki mood atau suasana hati yang mudah berubah. Biasanya, mereka pun cukup kesulitan dalam mengendalikan emosi di dalam diri. Terlebih pada emosi sedih atau ketika merasa bimbang yang cenderung lebih sulit untuk dikendalikan emosinya.

Salah satu penyebab dari suasana hati yang mudah berubah adalah karena penyuka warna biru sering kali terlalu memikirkan suatu hal atau membawa perasaan dalam menghadapi setiap hal. Hal tersebut menyebabkan suasana hati mereka juga ikut berubah mengikuti situasi yang terjadi, padahal seharusnya setiap orang dapat menerapkan cara mengendalikan emosi dan tidak mudah terbawa perasaan.

8. Terlalu Berhati-hati atau Cemas

Terakhir, penyuka warna biru juga sering kali memiliki sifat terlalu berhati-hati. Hal tersebut dilakukan karena mereka terlalu cemas atau khawatir sesuatu bisa saja tidak berjalan dengan semestinya, sehingga dapat menyebabkan kekacauan. Pada kenyataannya, melakukan segala sesuatu dengan semaksimal yang dimampu saja sudah cukup dan urusan hasil adalah bagian dari ketentuan Tuhan.

Biasanya penyuka warna biru akan memilih cara-cara yang lebih aman dan tidak suka melakukan gebrakan baru atau menggunakan metode yang berbeda. Mereka lebih cenderung memilih meningkatkan kehati-hatiannya saja agar semua hal bisa sesuai dengan rencana dan tidak terdapat masalah yang berarti sebagai cara menghilangkan kecemasan dan ketakutan yang berlebihan.

You may also like