Down syndrome merupakan salah satu bentuk permsalahan psikologis dan mental lebih tepatnya yang dapat terjadi pada anak anak. Secara medis, down syndrome diidentifikasikan sebagai kelainan genetik yang menjadikan penderitanya memiliki kecerdasan rendah dan bentuk kelainan fisik yang khas. Setiap penderita memiliki tingkat kelainan yang berbeda beda, ada yang rendah keparahannya maupun sangat parah. Down syndrome dapat dikenali melalui gejala gejala fisik saat masih usia bayi. Setiap anak down syndrome ternyata memiliki karakteristik yang hampir sama dan harus diperhatikan untuk membantu dalam cara mendidik anak down sindrom. Berikut beberapa karakteristik anak down syndrome dalam penjelasan di bawah ini.
Kelainan down syndrome dapat disebabkan oleh karena adanya permasalahan genetika pada kromosom 21 yang dapat dipicu oleh kondisi riwayat keluarga yang pernah mengalaminya atau karena memang adanya kelainan genetik dari orang tua yang terbawa pada anak. Salah satu karakter dan ciri anak down syndrome yang paling dapat terlihat adalah bentuk fisiknya yang khas. Anak down syndrome memiliki ukuran kepala yang lebih besar, kepala bagian belakangnya terlihat tidak berkontur atau datar, memiliki ukuran telinga yang lebih kecil dan tidak normal, serta sudut kepala bagian luar naik ke atas atau yang sering dikenal dengan mata berbentuk kacang almond. Dengan ciri ciri canak tunagrahita tersebut, seseorang dapat dikatakan menderita down syndrome.
Selain bentuk fisik yang khas, karakteristik anak down syndrome lainnya adalah sering melakukan aktivitas yang khas seperti menjulur julurkan lidahnya. Kebiasaan menjulurkan lidah pada anak down syndrome tersebut disebabkan oleh karena ukuran lidah yang lebar dan tebal namun memiliki mulut yang kecil sehingga lidah tidak dapat ditampung sepenuhnya oleh mulut.Down syndrome yang tidak tertangani dengan baik termasuk dalam macam macam gangguan jiwa.
Seperti yang sudah dijelaskan dalam uraian diatas, penderita down syndrome tidak hanya memiliki fisik yang khas namun juga mengalami kondisi kecacatan intelektual yang berbeda tingkat keparahannya pada masing masing individu. Perkembangan kognitif dan intelektual pada anak down syndrome secara utuh memang terhambat dan bermasalah. Karena tingkatan yang berbeda tersebut menjadikan anak down syndrome ada yang bisa bersekolah secara reguler tanpa harus bersekolah di sekolah khusus anak dengan karakteristik anak berkebutuhan khusus.
Karakteristik anak down syndrome lainnya yang juga cukup khas adalah mudah menderita penyakit. Tubuh anak penderita down syndrome memang lebih rentan untuk permasalahan medis tertentu seperti cacat jantung bawaan, masalah pada bagian pernafasan dan pendengaran, penyakit alzheimer atau penyakit degeneratif pada otak, leukimia yang terjadi pada anak anak, epilepsi, dan peluang terjadinya masalah pada tiroid. Dengan karakteristik yang mudah sakit tersebut maka peran orang tua sangat besar untuk dapat mencegahnya. Menjaga kebersihan anak, memberikan asupan nutrisi yang cukup, dan sering kontrol kesehatan dengan dokter. Memperhatikan karakteristik yang ada tersebut menjadi salah satu cara menghadapi orang down syndrome.
Memiliki anak down syndrome memang suatu kondisi yang tidak diinginkan terjadi oleh setiap orang tua. Akan tetapi, meskipun ada karakteristik anak down syndrome yang dapat dikatakan buruk, setiap anak down syndrome yang dilahirkan tetap perlu kasih sayang orang tua dan berkembang seperti kebanyakan anak lainnya.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…