Trauma

5 Dampak Post Traumatic Stress Dissorder


Pada dasarnya, Post Traumatic Stress Dissorder ( PTSD) adalah respons emosional terhadap pengalaman mengerikan. PTSD disebabkan oleh trauma, tetapi penting untuk diingat bahwa tidak semua pengalaman  mengerikan itu traumatis. Misalnya, perceraian atau kehilangan pekerjaan, meski menyebabkan stres dan sakit hati, bukanlah trauma.

Namun,  hanya insiden parah yang melibatkan kematian atau kekerasan seksual yang dapat diklasifikasikan sebagai PTSD. Kejadian/pengalaman itu tidak hanya menimpa dirinya. PTSD juga bisa disebabkan oleh kecelakaan yang menimpa kerabat dekat atau teman. Selain itu, PTSD juga bisa disebabkan karena terus menerus menyaksikan hal-hal mengerikan.

Inilah yang terjadi pada orang-orang yang mengalami kekerasan dan/atau kematian setiap hari. Misalnya, petugas kesehatan dan pemadam kebakaran bahkan moderator pembuat konten untuk media sosial yang  harus memfilter berita atau video harian yang tidak layak ditonton bisa menimbulkan PTSD.

Ada 4 jenis gejala yang umum terjadi pada penderita PTSD yaitu.

  • Re-Experience. Gejala gangguan stres pascatrauma yang paling umum adalah penderita mengalami kembali atau kembalinya ingatan pengalaman traumatis.
  • Avoidance. Gejala ini merupakan gejala di mana penderita PTSD menghindari segala sesuatu yang dapat mengingatkannya pada pengalaman traumatis.
  • Hyperarausal. Gejala pasien PTSD termasuk kecemasan dan kegelisahan yang konstan. Gejala ini  membuat mereka mudah terkejut dan melihat hal-hal biasa sebagai ancaman bagi kehidupan mereka. 
  • Kognisi dan Mood. Gejala ini menyebabkan penderita PTSD terus memikirkan hal-hal negatif.

Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi risiko PTSD. Salah satu yang terpenting adalah dukungan  dari keluarga dan orang-orang tersayang. Tanpa support system peluang terjadinya PTSD jauh lebih tinggi. Di sisi lain, penderita PTSD memiliki gejala umum, dan penderita PTSD juga memiliki dampak tertentu dimana dampak tersebut antara lain:

1. Kondisi fisik terganggu

Mengenai faktor biologis/fisik, seseorang yang menderita PTSD ditandai dengan :

  • Kelelahan atau kelesuan
  • Sering mual
  • Muntah
  • Tremor
  • Kejang
  • Nyeri atau kaku di area bahu
  • Sulit bernapas
  • Sering jantung berdebar atau tekanan darah tinggi
  • Gangguan pencernaan
  • Penglihatan kabur
  • Buram
  • Rasa haus (tidak wajar)
  • Gigi gemertak
  • Nyeri di beberapa bagian tubuh
  • Sering buang air kecil
  • Sakit kepala, dan lain-lain.

Hal ini dikarenakan penderita PTSD terlalu memikirkan segala hal yang ditakutinya, sehingga jarang memikirkan kesehatan fisik dirinya sendiri.

2. Perubahan kognitif

Dalam hal ini, dapat dicirikan sebagai perilaku buruk dimana penderita PTSD :

  • Sering salah mengira seseorang
  • Kebingungan
  • Ketidakpedulian
  • Kelambatan atau ketidakmampuan untuk mengambil keputusan
  • Kurang atau terlalu waspada
  • Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
  • Pelupa
  • Kecurigaan
  • Kesulitan mengenali objek
  • Ketidakmampuan untuk memecahkan masalah
  • Kemampuan daya ingat rendah
  • Berpikir abstrak
  • Lupa waktu/tempat
  • Sering mimpi buruk, dan
  • Sering berhalusinasi.

Dampak dari perubahan kognitif ini yang membuat penderita PTSD sulit untuk disembuhkan, kecil kemungkinan jika ingin sembuh harus melakukan beberapa pengobatan dan terapi yang sesuai dengan kondisinya dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.

3. Respon emosional semakin menurun

Seseorang dengan PTSD ini memiliki ciri-ciri :

  • Mudah cemas
  • Merasa bersalah
  • Sedih
  • Galau
  • Mengelak
  • Mudah panik
  • Takut
  • Kaget
  • Minder
  • Kurang kontrol emosi
  • Gejala depresi terselubung
  • Reaksi tidak tepat
  • Meluap emosi
  • Sering cemas
  • Mudah marah
  • Mudah terbawa suasana

Respon emosional penderita PTSD ini salah satu dampaknya yang semakin tidak terkendali memengaruhi perilaku sehari-hari, kesehatan, bahkan reaksi lambat mereka terhadap segala hal.

4. Perubahan perilaku

Penderita dengan PTSD tampaknya :

  • Sering atau mudah mengubah aktivitas (kebiasaan)
  • Mengubah pola bicara (misalnya gagap)
  • Menarik  diri
  • Menunjukkan ledakan emosi
  • Mudah curiga
  • Mengubah pola komunikasi
  • Kehilangan nafsu makan atau sebaliknya makan yang berlebihan
  • Sering menggunakan obat-obatan sebagai penenang mereka
  • Sering merokok berlebihan
  • Tidak bisa istirahat
  • Perilaku antisosial atau suka menyendiri
  • Penyakit fisik yang tidak jelas
  • Sangat sensitif terhadap lingkungan
  • Tidak menyukai hobbnya lagi yang biasa dilakukan
  • Perubahan fungsi seksual
  • Gangguan seksual

5. Tidak dapat memproses informasi dengan tepat

Pada orang yang menderita PTSD, fungsi hippocampus rusak sedemikian rupa sehingga tidak dapat memproses informasi dengan benar, sehingga informasi yang diberikan ke amigdala salah, dan amigdala bereaksi secara tidak benar dengan mengaktifkan faktor bahaya berupa adrenalin, dan norepinefrin dosis tinggi.

Untuk menanggapi sesuatu yang tidak begitu mengancam, setelah mengalami peristiwa traumatis, ia bereaksi secara tidak tepat terhadap peristiwa tersebut, seperti yang terjadi pada korban kekerasan di Bosnia, Nazi Jerman, veteran Perang Vietnam, dan lain-lain. 

6. Kondisi mental memburuk

Penyakit mental adalah gangguan yang lebih banyak terjadi menyerang pikiran seseorang. Penderita PTSD  mengalami dampak berupa :

  • Sering bermimpi berulang tentang kejadian traumatis yang dialaminya
  • Selalu mengingat kejadian tersebut
  • Tidak mengingat aspek-aspek penting dari kejadian tersebut
  • Kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari
  • Hilangnya karakteristik aktualisasi dirinya
  • Tidak percaya diri
  • Merasa tidak berdaya dan putus asa akan masa depan.

Dampak PTSD ini bisa menjadi kronis, yaitu, seumur hidup, tetapi untungnya tidak selalu demikian, karena beberapa orang dapat pulih dari PTSD dalam  beberapa bulan jika menerima perawatan yang tepat.

Perawatan untuk PTSD biasanya melibatkan beberapa antidepresan dan terapi. Namun, ingatlah bahwa satu jenis pengobatan mungkin tidak bekerja sama untuk semua orang dengan PTSD. Itulah mengapa penting untuk berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dalam semua ini, ingatlah bahwa trauma tidak terbatas pada medan perang, siapa pun dapat menderita PTSD.

Itulah mengapa penting bagi kita untuk tidak meremehkan kesulitan yang sedang dialami seseorang, tetapi cobalah untuk memahami perasaan mereka dan lebih memberikan dukungan kepada mereka. Keberadaan kita sendiri bisa  menjadi pembeda antara trauma permanen atau ingatan yang suatu hari nanti bisa dilupakan.

Share
Published by
Titi Rahmah

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

8 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

8 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago