Psikologi sosial merupakan suatu bidang studi yang mempelajari tentang hubungan antara manusia dan kelompok sosial yang dipengaruhi oleh perilaku manusia. Bidang studi ini mempelajari mengenai bagaimana pemikiran, perasaan, dan perilaku seseorang terhadap kehadiran orang lain disekitarnya.
Dalam kehidupan bermasyarakat (bersosial), terkadang ada kalanya hubungan dengan manusia lainnya berjalan tidak baik-baik saja. Ada hal-hal yang baik di sengaja ataupun tidak dapat memicu adanya perkelahian atau pertengkaran, pertikaian, dan perselisihan antar kelompok diantara keluarga, teman, pasangan, tetangga, dan lainnya.
Kemudian, di sinilah psikologi sosial berkembang dan mendorong ilmu psikologi untuk mempelajari hubungan antara manusia dan perilaku-perilaku yang dapat mempengaruhi hubungan tersebut. Hubungan antara manusia itu biasanya dipengaruhi oleh tingkah laku, sikap, dan juga pembuatan keputusan yang diambil oleh orang tersebut.
Ada beberapa kegiatan dan kebiasaan masyarakat yang dapat menjadi coontoh psikologi sosial dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Kebiasaan tersebut biasanya telah melekat dalam diri masyarakat, sehingga dapat dijadikan cakupan psikologi sosial dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saja mudik saat lebaran, prostitusi (PSK), korupsi, dan lain-lain.
Adapun, contoh-contoh psikologi sosial tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Angka kriminalitas yang tinggi
Salah satu contoh kasus yang sering terjadi di masyarakat adalah adanya tindakan kriminalitas. Tindakan kriminal ini biasanya di latar belakangi oleh suatu kondisi adanya permasalahan ekonomi yang buruk sehingga berdampak terhadap perilaku seseorang, yang menyebabkan mereka melakukan pencopetan atau perampokan. Dalam ilmu psikologi sosial, hal ini sudah dapat disebut sebagai bentuk penyimpangan sosial dalam berperilaku dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
2. Prostitusi
Menurut Wikipedia, prostitusi merupakan suatu profesi pertukaran hubungan seksual dengan uang atau hadiah sebagai bentuk transaksi perdagangan. Biasanya, individu yang menjalankan pekerjaan ini dilakukan karena bentuk kesenangan atapun keterpaksaan.
Dari dua alasan tersebut, sudah banyak individu-individu melakukan pekerjaan tersebut sebagai bentuk kebiasaan. Sehingga, kedua alasan itu menjadi penyebab kenapa pekerjaan yang menyimpang ini sangat sulit untuk dihentikan. Dari suatu hal yang menjadi kebiasaan tersebut, menjadi salah satu wujud perilaku masyarakat yang sangat sulit untuk dihilangkan. Dan butuh waktu yang sangat panjang untuk membuat seseorang terbiasa untuk tidak melakukan kegiatan ini.
Psikologi sosial mempelajari permasalahan ini dengan dengan segala kecenderungan yang menjadikan suatu kebiasaan. Terkadang, ada beberapa orang yang ingin meninggalkan pekerjaan ini, akan tetapi, suatu kebiasaan yang sudah melekat sehari-harinya, serta rasa takut terasingkan, tidak diterima kembali dalam masyarakat dan sulitnya mendapat pekerjaan, membuat mereka kesulitan berhenti dari pekerjaan tersebut.
3. Korupsi
Kebiasaan buruk yang sangat merugikan masyarakat dan negara ini sayangnya sudah sangat sering terjadi dan sulit untuk dihilangkan. Biasanya, seseorang yang memiliki keberanian untuk melakukan tindakan korupsi seperti ini merupakan individu yang mudah terpengaruh dari orang lain atau secara sengaja atau tidak sengaja memang sudah berada dalam lingkaran orang-orang yang sudah biasa melakukan korupsi.
Orang yang melakukan tindakan korupsi akan sangat sulit untuk disembuhkan karena kasus ini berkaitan dengan banyak orang dan banyak uang. Selain itu, orang-orang yang melakukan korupsi akan sangat sulit untuk mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat.
Dan dampak lain yang akan memepengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat adalah mereka akan sangat sulit untuk memberikan kepercayaan atau mempercayai orang lain atau orang-orang yang ada di sekeliling.
4. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
Adanya kecenderungan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga adalah ketika salah satu atau keduanya dari pasangan suami istri tersebut menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya dengan penuh emosi. Mereka lebih mengedepankan nafsunya dan tidak memikirkan dampak apa yang akan ditimbulkan kedepannya. Salah satu akibat dari pertengkaran yang penuh emosi adalah terjadinya kekerasan pada fisik sebagai bentuk penyaluran emosi yang sedang menguasai diri.
Pertengkaran seperti ini dapat karena rasa ego yang tinggi, sehingga membuat orang tersebut akan melakukan segala hal untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan memuaskan egonya. Apabila hal ini terjadi terus menerus, maka akan menimbulkan suatu trauma yang mendalam bagi korbannya.
5. Perselingkuhan
Perselingkuhan merupakan salah satu bentuk pengkhianatan yang dilakukan seseorang dalam sebuah rumah tangga. Biasanya, perselingkuhan dapat terjadi karena seseorang tersebut merasakan ketidakpuasan terhadap pasangan, menginginkan suatu hal yang baru, atau ingin mencari validasi atau keinginan untuk mendapatkan apresiasi dari orang lain.
Akibat adanya dampak psikologis perselingkuhan, seseorang yang pernah diselingkuhi akan sangat sulit untuk mengembalikan rasa kepercayaannya terhadap pasangan. Rasa pernah dikhianati tidak bisa dilupakan dan dimaafkan begitu saja. Selain itu, seseorang yang mudah berselingkuh juga biasanya cenderung akan mengulangi hal tersebut suatu hari nanti.
Dari dua kebiasaan ini, seperti rasa sulit menaruh rasa percaya, serta melakukan perselingkuhan, merupakan kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan dari dalam diri seseorang. Hal ini dikarenakan adanya pola pikir yang berbeda-beda pada setiap diri masing-masing individu.
6. Pernikahan usia dini
Salah satu kebiasaan yang sering terjadi di masyarakat, terutama pada masyarakat yang tinggal di desa adalah kecenderungan melangsungkan pernikahan pada anak usia dini. Orangtua beranggapan bahwa semakin cepat mereka menikahkan anak-anaknya, maka semakin cepat pula tanggung jawab untuk menikahkan anaknya terlaksana.
Demi mementingkan egonya mengenai tanggungjawab menikahkan anak, orangtua terkadang lupa untuk menanyakan apakah anaknya sudah siap secara psikis dan fisik untuk menikah atau belum. Selain itu, faktor terjadinya pernikahan dini di masyarakat juga bisa jadi karena anak-anak yang salah memilih pergaulan, sehingga mengakibatkan mereka hamil di luar nikah, yang pada akhirnya harus dinikahkan karena orangtua tidak ingin terlalu menanggung malu.
Dampak pernikahan dini harus diketahi oleh anak, dan harus ditanamkan sejak anak masih usia belia, beri anak pengertian agar anak dapat memahami bagaimana cara bergaul yang benar, menjaga diri, serta riskannya menikah pada usia dini.
7. Penyalahgunaan narkoba
Seseorang yang sedang mengalami beban masalah yang berat biasanya memiliki cara berbeda untuk mengalihkan permasalahannya. Dan tak jarang dari mereka malah melampiaskan beban masalah tersebut dengan bermabuk atau yang paling parah adalah dengan memilih menggunakan zat adiktif narkoba yang pada akhirnya membuat mereka kecanduan dan sulit untuk terlepas dari penggunaan tersebut. Maka dari itu, para pecandu biasanya akan memiliki dampak psikologis dari mengkonsumsi narkoba.
Selain itu, seseorang yang berani menggunakan narkoba tidak hanya mereka yang memiliki beban yang berat dalam permasalahan hidupnya, akan tetapi secara aspek psikologi dalam perilaku, seseorang yang memiliki rasa penasaran yang tinggi terhadap zat adiktif tersebut, dan juga seseorang yang lelah akibat pekerjaan sehingga butuh stamina yang besar juga bisa menyalahgunakan penggunaan narkoba tersebut sebagai bentuk pengalihan.
Dan ketika seseorang sudah menggunakan narkoba, maka akan sulit bagi mereka untuk meninggalkan hal tersebut, hal ini terjadi karena rasa candu yang membuat mereka tersiksa apabila tidak mengkonsumsi barang tersebut. Saat seseorang ingin terlepas dari penyalahgunaan narkoba, maka tidak hanya hubungan psikologi klinis dengan ilmu lain saja yang perlu dibenahi, akan tetapi psikologi sosial pun juga harus agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat.
8. Tawuran
Tawuran merupakan bentuk kekerasan yang pada umumnya terjadi antar geng, atau antar remaja sekolah dalam masyarakat urban di Indonesia. Menurut Sosiolog, Wirumoto berpendapat bahwa tindakan tawuran tersebut merupakan salah satu cara mereka untuk menghilangkan stress selama ujian.
Sedangkan menurut pandangan sosial dan psikologi, terjadinya tindakan tawuran ini dapat dipicu oleh masalah yang sebenarnya kecil akan tetapi terlalu dibesar-besarkan. Selain itu, tawuran juga dapat terjadi karena adanya provokator dalam salah satu kelompok sehingga menyebabkan terjadinya tawuran.
Agar tawuran antar sekolah dapat diminimalisir, sebaiknya pihak sekolah segera mencari tahu bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja seperti itu agar kedepannya kerukunan dapat lebih terjaga.
9. Kegiatan saat mudik lebaran
Mudik merupakan kegiatan perantau atau pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya. Orang-orang yang tinggal di kota-kota besar untuk mengadu nasib mencari peruntungan, biasanya akan memanfaatkan momen pulang ke kampung halamannya di saat suasana lebaran idulfitri.
Pada saat telah sampai di kampung halaman, biasanya mereka mulai menyambangin dan bersilaturrahmi ke rumah para saudara dan tetangga sekitar. Kegiatan seperti itu merupakan salah satu bentuk hubungan sosial antar individu yang ada di lingkungan masyarakat.
Dan kegiatan mudik yang menjadi kebiasaan berulang-ulang pada setiap tahunnya merupakan suatu bentuk psikologi sosial yang dapat dipelajari dalam ilmu psikologi sosial. Hal ini karena suatu kebiasaan mudik tersebut dianggap lazim terjadi di lingkungan masyarakat.
10. Kebiasaan melanggar aturan rambu lalu lintas
Kebiasaan kurang baik yang satu ini sayangnya menjadi hal yang paling sering terjadi di kehidupan masyarakat. Hal ini terjadi karena kurangnya kesabaran dalam berkendara, serta kurangnya rasa peduli terhadap keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Padahal, melanggar aturan rambu lalu lintas dapat menyebabkan kecelakaan pada diri sendiri serta menyebabkan kecelakaan terhadap orang lain. Lebih disayangkan lagi, kebiasaan melanggar yang satu ini sangat sulit sekali untuk dihilangkan, karena perbedaan suatu pemikiran seseorang.
Bahkan, dalam kajian sosiologi, kondisi ini sudah termasuk dan menjadi bagian dari arti anomie (keterasingan yang dialami seseorang dari lingkungan masyarakat).
11. Pengemis
Pengemis merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh seseorang ketika orang tersebut merasa tidak mampu melakukan pekerjaan apapun yang lebih baik. Biasanya cara yang di lakukan untuk mengemis juga berbeda-beda, ada yang memanfaatkan kekurangan fisik yang dimilikinya, menyuruh anak-anak untuk mengemis, bahkan lebih parah lagi, ada yang berpura-pura cacat hanya demi melancarkan pekerjaannya menjadi pengemis.
Perilaku mengemis seperti ini berkaitan dengan dengan pola pikir beberapa individu, serta bagaimana seseorang berusaha untuk tetap memenuhi segala kebutuhan sehari-harinya.
12. Anak jalanan
Banyaknya anak-anak yang memilih hidup di jalanan atau terpaksa hidup di jalanan, merupakan akibat dari hubungan sosial antar individu dengan orang-orang terdekatnya berjalan kurang baik. Oleh karena itu, demi hidup bebas tanpa tekanan, mereka lebih memilih pergi dan hidup di jalanan.
Mereka berimajinasi dan berandai-andai bahwa dengan pergi dari rumah atau lingkungan tempat tinggal mereka, maka kebebasan akan mereka dapatkan. Imajinasi dan keinginan demi mewujudkan kebebasan tersebut merupakan salah satu pilihan yang ada dipikirannya, dan mereka memilih menjadi anak jalanan. Permasalahan seperti ini dapat di kaji secara psikologi sosial.
kehidupan masyarakat tersebut, semuanya merupakan bagian dari contoh kajian psikologi sosial. Semua peristiwa tersebut bisa terjadi karena berkaitan dengan perasaan, perkataan, pemikiran, dan perilaku antar individu yang berbeda dengan lingkungan sosial di sekitarnya.