Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » 10 Contoh Psikologi dalam Akuntansi Keperilakuan

10 Contoh Psikologi dalam Akuntansi Keperilakuan

by Barzam

Salah satu bagian menarik dari psikologi sosial adalah contoh psikologi dalam akuntansi keperilakuan. Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari sebuah disiplin ilmu akuntansi, dimana di dalamnya akan dikaji hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi. Ruang lingkupnya pun termasuk luas, sebab melibatkan dimensi keperilakuan dari organisasi yang manusia dan sistem akuntansinya diakui keberadaannya. Definisi ini mungkin terlalu kompleks. Namun pada dasarnya akuntansi keperilakuan lebih cenderung menelaah sikap-sikap tertentu berkaitan dengan disiplin ilmu akuntansi. (Baca juga: Hubungan perilaku dengan sikap)

Bila kita membahas mengenai contoh dari psikologi yang ada di akuntansi keperilakuan, maka kita akan lebih banyak membicarakan mengenai komponen sikap yang ada di dalamnya. Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk bereaksi terhadap sesuatu, baik itu yang sifatnya menguntungkan maupun tidak. Pengertian sikap menurut para ahli mungkin lebih rinci lagi untuk menjelaskan hal tersebut. Untuk memahami hal ini, berikut adalah beberapa macam hal yang bisa kita pelajari terkait dengan contoh psikologi di dalam akuntansi keperilakuan:

  1. Rasa Suka

Rasa suka merupakan salah satu contoh komponen psikologi yang timbul dalam akuntansi keperilakukan. Saat seseorang dihadapkan dalam sebuah situasi yang menguntungkan, umumnya mereka akan memiliki rasa suka terhadap hal tersebut. Inilah yang kemudian menjadi sebuah sikap yang umum biasa ditemui pada setiap individu. (Baca juga: Tingkatan sikap dalam psikologi)

  1. Sikap Hormat

Sikap hormat juga merupakan salah satu perilaku yang bisa saja muncul saat individu memiliki nilai tersendiri akan hubungan antar rekan dalam pekerjaan. Ini tentunya merupakan bentuk sikap positif yang bisa meningkatkan hubungan interpersonal di dalamnya. Sikap hormat yang dimiliki seseorang mampu memberikan kualitas hubungan antar individu yang lebih baik sehingga kerja sama yang terjalin pun bisa terjadi dengan lebih baik.

  1. Empati

Empat muncul sebagai bentuk bagaimana seseorang merasa terlibat dalam situasi yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Sikap ini termasuk ke dalam sikap positif. Tentunya ini akan menjadi sarana untuk mendongkrak jalinan kerja sama dan mempererat hubungan interpersonal yang terbangun di dalamnya. Kerja sama pun bisa timbul dengan adanya empati yang tinggi dari diri seseorang. Ini adalah sebuah hal yang memang patut ditingkatkan.

  1. Rasa Takut

Rasa takut sebenarnya bisa saja muncul karena adanya ketidaknyamanan. Rasa takut ini juga sebenarnya semu dengan rasa hormat. Sikap yang terlalu hormat bisa saja dilandasi karena adanya rasa takut. Sikap ini merupakan sikap yang negatif dan justru bisa menghambat seseorang untuk lebih berkembang. Ketika seseorang memiliki rasa takut berlebihan, ia mungkin cenderung tidak melakukan hal-hal lain yang dianggap beresiko terlalu tinggi. Pada akhirnya, bisa saja seorang indiviu itu terjebak dalam sebuah zona nyaman.

  1. Kebencian

Kebencian biasanya timbul karena adanya intimidasi terhadap individu. Atau mungkin tidak terjadi intimidasi, tetapi seseorang salah mempersepsikan sesuatu. Tentunya ini semua juga terkait dengan macam-macam sifat manusia. Ini adalah contoh psikologi dalam akuntansi keperilakuan yang juga sering timbul ketika ada kebijakan baru. Biasanya kebijakan tersebut dianggap tidak menguntungkan sehingga muncul kebencian.

  1. Sikap Menghargai

Sikap menghargai adalah sikap yang positif. Ini merupakan contoh perilaku yang muncul sebagai bentuk kesadaran bahwa tidak selamanya pendapat kita bisa diterima oleh orang lain. Menghargai perbedaan pendapat juga bisa menjadi sebuah cara atau strategi bagi individu dalam mengembangkan dirinya.

  1. Penolakan

Penolakan terjadi karena seseorang benar-benar tidak nyaman. Rasa benci yang sudah muncul tadi kemudian berkembang menjadi penolakan sehingga ia menjadi cenderung lebih agresif. Bila sudah demikian, maka perkembangan seseorang bisa lebih terhambat lagi. (Baca juga: Cara menghilangkan sifat labil)

  1. Adaptasi

Perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar harus dianggap sebagai sesuatu yang memang wajar dan pasti terjadi. Seseorang yang memiliki kesadaran tinggi akan hal ini bisa menunjukkan sikap atau perilaku adaptasi yang baik. Adaptasi merupakan sebuah kemampuan yang memang perlu untuk ditingkatkan. Seseorang bisa meningkatkan kerja sama yang baik dengan kemampuan adaptasi yang baik. (Baca juga: Cara mendewasakan diri dalam menghadapi masalah)

  1. Stress

Stress sebenarnya hal yang sudah pasti kita temui dalam sehari-hari. Cara mengelola stress setiap orang berbeda-beda. Ketika seseorang bena-benar tidak mampu lagi menghadapi stress, mungkin perilaku yang negatif akan ditunjukkan dibandingkan dengan sikap adaptif.

  1. Peningkatan Kemampuan

Rasa senang, perasaan positif dan sikap menghargai biasanya akan ditunjang dengan peningkatan kemampuan seseorang secara lebih signifikan. Ini merupakan penerapan psikologi yang memang bisa muncul dari dalam diri seseorang dengan baik.

Demikian beberapa macam penjelasan mengenai contoh psikologi terkait di dalam akuntansi keperilakuan. Kita bisa mencari berbagai macam contoh lain dengan mengamati lingkungan sekitar kita. Seseorang pasti akan bereaksi terhadap sesuatu, dimana itu bisa mengembangkan dirinya atau justru membuatnya lebih menurun potensinya. Setidaknya contoh psikologi dalam akuntansi keperilakuan ini bisa memberikan wawasan baru bagi kita.

You may also like