Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » 10 Contoh Fenomena Dalam Psikologi Sosial

10 Contoh Fenomena Dalam Psikologi Sosial

by Khanza Savitra

Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup tanpa intervensi atau keikutsertaaan orang lain. Oleh sebab itu manusia tak akan lepas dengan kehidupan bersosial atau bermasyrakat. Setiap aktifitas sosial pasti akan menimbulkan kejadian atau fenomena sosial yang terjadi. Fenomena sosial merupakan gejala atau peristiwa yang terjadi dan dapat diamati dalam kehidupan sosial.

Fenomena sosial ini sering terjadi di area perkotaan. Hal ini dikarenakan di perkotaan khususnya ibukota pasti terdapat beragam lapisan masyrakat dengan berbagai perbedaan, seperti latar belakang pendidikan, tempat kelahiran, budaya, agama, suku, ras, serta level perekonomiannya. Pada artikel ini akan menjelaskan secara tuntas dan mendalam tentang 10 contoh fenomena dalam psikologi sosial.

Artikel terkait :

Berikut ini 10 contoh fenomena dalam psikologi sosial, antara lain:

1. Kegiatan mudik lebaran

Mudik adalah aktifitas pulang ke kota atau daerah asal mereka. Mereka adalah penduduk Indonesia yang berusaha mengadu nasib mereka ke kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota besar lainnya. Kegiatan mudik ini dapat kita jumpai sesaat sebelum lebaran idhul fitri. Mudik secara etimologi bermakna berlayar ke udik atau hulu sungai. Hal ini dapat diartikan bahwa mudik merupakan tindakan orang untuk pergi ke kampung halaman alias tempat mereka dibesarkan.

Menurut lembaga penelitian, 80% dari para urbanis datang ke Jakarta hanya untuk mencari pekerjaan. Dari jumlah tersebut, setengahnya merupakan golongan masyarakat dengan level pendiikan dan keahliaan yang rendah. Secara sosiologis, dapat dikatakan mereka adalah kelompok masyarakat menengah ke bawah atau mereka belum mapan di Jakarta. Lebaran merupakan selain sebagai media untuk silaturahmi dan maaf memaafkan akan tetapi juga moment untuk ajang pamer keberhasilan.

Secara psikologis, problem ini diselimuti dimensi keagamaan lalu memperoleh legitimasi sosiologis atau pengakuaan status sosial. Pada umumnya, pulang kampung sebenarnya sebagai kamuflase atas keinginan mendapatkan legitimasi sosial dengan menunjukkan keeksistansinya. Sesungguhnya fenomena psikologi sosial mudik lebaran lebih disebabkan oleh problem sosial akibat perbedaan yang sangat signifikan atas kemajuan perkotaan di Jakarta dengan kota – kota lainya.

2. Angka kriminalitas yang tinggi

Tindakan kriminalitas merupakan segala sesuatu yang melanggar hukum atau dapat dikenal suatu tindakan kejahatan dan dapat dikenakan hukuman bagi si pelaku. Tindakan ini dapat berupa pencurian, pembunuhan, perampokan atau pembegalan. Tidak menutup kemungkinan bahwa kriminalistas adalah bagian dari kehidupan sosial.

Kriminalitas tidak dapat terjadi melainkan karena ada niat dan kesempatan untuk melakukan tindakan kriminal tersebut. Tindakan kriminal ini tidak pandang usia dan jenis kelamin, semua orang dapat melakukan tindakan ini. Ketika menjelang bulan ramadhan dan hari raya idhul fitri maka angka kriminalitas ini semakin meningkat.

Bahkan pelaku tindakan ini tidak segan melukai dan membunuh korbannya. Angka kriminal meningkat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor ekonomi. Susahnya mendapatkan pekerjaaan yang mapan membuat orang banyak yang menjadi  pengangguran. Oleh sebab ini pelaku tersebut melakukan tindakan kriminal tersebut dengan alasan agar kebutuhan sehari – hari tercukupi.

3. Prostitusi 

Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan fenomena psikologi sosial tentang meningkatkanya angka kriminal. Fenomena sosial satu ini erat kaitannya dengan agama, norma sosial, hukum dan ekonomi. Seperti dalam ilmu marketing, apabila terdapat permintaan maka disitu market memberikan penawaran.

Aksi prostitusi ini masih terjadi dan menjamur sampai saat ini dikarenakan terdapat permintaan pasar yang semakin besar. Secara psikologi aksi prostitusi ini merupakan akfitas yang merendahkan derajat wanita. Namun, pihak wanita yang terjun bebas di limbah prostitusi mengaku melakukan hal tersebut karena untuk mencukupi kebutuhan sehari – harinya.

Bagi para penikmat prostitusi mengaku melakukan aksi tersebut karena rasa penasaran dan ekspektasi yang terlau tinggi. Di Indonesia yang memeliki budaya timur, aksi prostitusi telah melanggar hukum dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.

4. Korupsi

Tindakan korupsi ini sama halnya dengan pencurian. Namun, tindakan korupsi ini disematkan pada para pejabat baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif yang dengan sengaja melakukan pencurian terhadap uang negara. Secara sosial, aktifitas ini sangat merusak nama baik mereka sebagai pejabat negara.

Eksistensi mereka mungkin telah digeser bahkan dihilangkan dari lingkungan mereka tinggal. Para pelaku korupsi atau dikenal sebagai koruptor mengaku melakukan hal tersebut dengan alasan adanya kesempatan dan kemudahan dalam melakukan hal tersebut. Terlebih lagi lingkungan sosial seperti rekan kerjanya sama melakukan kegiatan korupsi sehingga membuat mereka tidak canggung lagi dalam melakukan tindakan tersebut.

5. Terdapat anak jalanan

Anak jalanan merupakan potret sosial psikologi di kota – kota besar seperti halnya terlihat jelas di Jakarta. Fenomena sosial ini terjadi karena kurangnya akses pendidikan yang mudah dan murah. Selain itu, tingkat keharmonisan dalam rumah tangga berkurang juga dapat mengakibatkan seorang anak pergi dari rumah dan menjadi anak jalanan. Faktor yang lainnya adalah tidak tercukupi kebutuhan sehari – hari sehingga terpaksa seorang anak menjadi pengamen atau sebaigannya.

6. Pencemaran air

Pencemaran air, ini terdapat di beberapa sungai di kota besar seperti Jakarta. Pencemaran ini berupa sampah, atau kotornya air. Pencemaran air ini apabila masuk ke dalam tanah dan menjadi sumber mata air, hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan warga sekitar. Secara psikologi sosial, fenomena ini akibat tidak pedulinya masyarakat dalam membersihkan lingkungannya serta selalu membuang sampah di luar tempat sampah terutama di sungai – sungai.

7. Tawuran

Tawuran merupakan fenomena sosial yang melibatkan beberapa kelompok yang beseteru atau mengalami perselisihan. Pada umumnya, tawuran ini terjadi dikalangan remaja sekolah, seperti siswa sekolah A tawuran terhadap siswa sekolah B. Menurut pandangan sosial dan psikologi, tindakan tawuran ini dipicu oleh masalah yang kecil tetapi dibesar-besarkan. Selain itu, tindakan tawuran ini dapat disebabkan oleh provokator dari satu kelompok untuk melakukan tindakan tawuran. Pihak sekolah harus mencari cara mengatasi kenakalan remaja berupa tawuran ini agar tidak terjadi kedepannya.

8. Kepadatan penduduk

Indonesia merupakan negara terbesar ke-4 di dunia. Oleh sebab itu penduduk Indonesia sangat banyak akan tetapi keuntungan demografi ini tidak dimanfaatkan sebaik – baiknya. Penduduk tidak tersebar merata di Indonesia atau dengan kata lain penduduk hanya terkonsentrasi di daerah – daerah tertentu seperti pulau jawa dan sumatra. Sementara pulau kalimantan atau papua masih minim penduduknya.

Secara psikologi sosial, fenomena ini diakibatkan tidak adanya lapangan pekerjaan yang mampan serta kondisi alam yang masih sangat ekstrim yang membuat penduduk Indonesia enggan tingkal di pulau kalimatan atau papua.

9. Kebiasaan melanggar peraturan lalu lintas

Peraturan lalu litas diciptakan untuk ditaati agar terhindar dari bahaya kecelakaan. Fenomena sosial berupa kebiasaan melanggar peraturan lalu lintas ini diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya rasa ketidakpedulian masyarakat atas keamanan dan keselamatan diri sendiri. Selain itu, tersedianya petugas yang nakal yang mempermudah pelanggar dalam proses penyelesaian hukum atas pelanggaran lalu lintas tersebut.

10. Pemakaian Narkoba

Narkoba merupakan obat – obat terlarang baik dari segi mengkonsumsi atau mengedarkannya. Tindakan tersebut dapat dikenakan hukuman. Hukuman paling berat yaitu hukuman sosial berupa terkucilkan dari lingkungan sosial di tempat tinggalnya. Aktifitas yang berkaitan narkoba ini merupakan objek studi dalan psikologi sosial. Secara aspek psikologi terdapat rasa penasaran yang tinggi terhaadap narkoba sehingga mereka mencoba – coba hal tersebut. Namun, secara padangan sosial, hal ini dapat terjadi karena bujuk rayu teman – teman mereka yang telah lama menggunakannya.

Artikel terkait :

Nah, demikian penjelasan singkat dari 10 contoh fenomena dalam psikologi sosial. Dengan mengetahui dan memahami fenomena diatas, Anda dapat menghindarkan diri dari hal tersebut. Beragam fenomena sosial yang berada disekeliling kita, menggambarkan pada kita bahwa negera ini masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

You may also like