Psikologi Anak

10 Cara Meningkatkan Konsentrasi Pada Anak Autis yang Wajib Dicoba

Hello sobat semua yang terkasih dan selalu penulis rindukan, semoga sobat semua dalam keadaan baik –  baik saja ya sobat. Panulis masih akan tetap setia menemani waktu luang anda nih sobat dengan memberikan ulasan menarik yang cocok buat anda bersama keluarga untuk menghabiskan waktu luang bersama keluarga tercinta.

Jika waktu luang dihabisakan untuk membaca tentunya akan lebih produktif dibandingkan dengan menghabiskan bermain gadget ya sobat. Pada kesempatan kali ini, tidak jauh berbeda dengan artikel sebelumnya, kita masih akan membahas mengenai psikologi ya sobat, karena memang lilmu psikologi ini sangtah penting untuk kita kaji lebih dalam lagi.

Adapun pembahasan pada artikel kali ini yaitu mengenai cara meningkatkan konsentrasi pada anak autis. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, autis merupakan ganguan yang terjadi pada perkembangan syaraf yang cukup kompleks yang ditandai denagn adanya kesulitan melakukan interaksi sosial dan komunikasi, mengalami perilaku yang terbatas jika dibandingkan dengan anak seusianya, serta memiliki karakater yang steoretif. Pada umumnya gejala anak autis ini bisa muncul pada saat seorang  anak berusia 33 tahun.

Nah sobat semua, apabila anda memiliki anak atau keluarga yang memnag mengalami gangguan seperti autis ini, tidak ada salahnya sobat semua membaca ulasan berikut ini, agar anda bisa menigkatkan konsentrasi belajar anak atau keluarga anda yang memang dalamkondisi autis.

Jadi tidak ada istilah menyerah atau pasrah ya sobat, semunya dapat diselesaikan asalkan mau berusaha, jadi anda tidak usah berkecil hati. Berikut ini cara meningkatkan konsentrasi pada anak autis, mari kita simak dengan seksama.

1. Melakukan Terapi Biomedik

Terapi biomedik ini merupakan salah satu cara yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan konsentrasi pada anak autis. Dalam terapi ini, dilakukan pembersihan dari fungsi – fungsi abnormal yang ada dalam otak. Dan dalam menjalani terapi ini bisa membuat fungsi – fungsi dalam susunan syaraf dapat bekerja lebih optimal dari sebelumnya, sehingga diharapkan segala yang berbau abnormal dalam diri dan pikiran sianak dapat berkurang atau hiking sama sekali, sehingga konsentrasinya pun akan lebih meningkat karean syarafnya sudah bekerja lebih optimal.

2. Melakukan Terapi Okupasi

Cara yang kedua yang bisa anda lakukan adalah dengan melakukan terapi okupasi. Terapi ini berguna untuk melatih otot – otot halus pada anak. Pada umumnya, hampir semua anak yang menderita autisme mengalami keterlambatan pertumbuhan motorik halus.

Gerak geriknya pun cenderung kasar dan kaku. Oleh sebab itulah anak autis apabila diajarkan memegang pensil atau memegang mainan yang ada hubungannya dengan pelajaran cenderung kaku dan tidak berminat. Jadi sobat semua untuk mengatasi hal tersebut anda bisa melakuakn terapi okupasi ini. (Baca juga mengenai autisme pada anak)

3. Melakukan Intervensi Pendidikan

Cara yang ketiga adalah dengan melakukan intervensi pendidikan. Terapi edikatif ini merupakan salah satu terapi yang paling banyak digunakan untuk meningkatkan konsentrasi pada anak autis, sehingga anak autispun lebih konsentrasi untuk melakukan hal yang sedang dilakoninya. (Baca juga mengenai terapi anak autis)

4. Melakukan Terapi Musik

Cara yang keempat adalah dengan melakukan terapi musik. Dengan melakukan terapi musik ini, maka diharapkan seorang anak yang menderita autisme, dapat membantu integrasi fisiknya, emosi, serta psikologisnya. Apabila integrasi fisik, emosi dan psikologisnya terkendalikan, maka bisa dipastikan seorang anak yang menderita autisme daya konsentrasinya akan lebih meningkat. (Baca juga mengenai prinsip komunikasi dalam psikologi untuk terapi)

5. Melakukan Terapi Wicara

Cara yang kelima adalah melakuka terapi wicara. Hampir semua anak yang menderita autisme akan kesusahan dalam hal berbicara, untuk itulah ada baiknya jika anda melakukan terapi wicara ini. Karena apabila bicara aja susah, susah pasti akan berpengaruh terhadap konsentrasinya nantinya. (Baca juga mengenai cara mendidik anak down sindrom)

6. Melakukan Terapi Fisik

Cara yang keenam adalah dengan melakukan terapi fisik. Adapun maksud dari terapi fisik adalah pengelolaan terhadapa fisik sang anak yang menderita autisme, karena pada umumnya seornag yang menderita autis akan mengalami ketrlambatan pertumbuhan motorik.

Dengan adanya terapi fisik ini, maka diharapkan adanya perkembangan yang positif terhadap pertumbuhan fisiknya. Jika fisiknya sudah sehat dan kuat, otomatis daya atau tingakatn konsentrasinya pun  akan lebih meningkat ketika melakukan sesuatu apalagi yang berhubungan dengan fisik. (Baca juga mengenai macam macam terapi dalam psikologi)

7. Melakukan Terapi Bermain

Cara yang ketujuh adalah dengan melakukan terapi bermain. Pada umumnya semua anak-   anak sangatlah suka bermain. Pada saat mereka bermain, sesungguhnya hal tersebut sedang melatih mereka  untuk mengembangkan konsentrasi mereka lewat ekspresi maupun eksplorasi mereka pada saat bermain. Apabila mereka dalma bermain membutuhkan konsentrasi untuk mendapatkan atau memenangkan apa yang mereka mau, nah jika sering dilakukan dan dilatih tentunya akna melatih daya konsentrasinya juga.

8. Melakukan Terapi Perkembangan

Cara yang kedelapan adalah dengan melakukan terapi perkembangan. Adapun terapi yang satu ini memiliki dasar jika keadaan anak autisme akan bisa berubah aau berkembang kearah yang lebih baik dan positif apabila orang tua atau orang terdekarnya bisa melakukan interaksi secara terus –   menerus kepadanya, karena akan merangsang daya pikir serta konsentrasi si anak tersebut.

9. Melakukan Terapi Visual

Cara yang kesembilan adalah dengan melakukan terpi visual. Pada umumnya anak yang memiliki gejala autisme akan lebih mudah belajar dengan cara melihat. Untuk itulah terapi visual ini sangat penting dilakukan agar konsentrasi anak yang menderita autisme ini dapat meningkat.

Terapi visual ini merupakan salah satu sarana atau metode berkomunikasi dengan menggunkan gambar serta video. Jika sering dilatih dengan menggunkan gambar atau vodeo tersebut, maka diharapkan konsentrasi anak yang menderita autis ini akan meningkat.

10. Melakukan Applied Behavioral Anlaysis ( ABA )

Cara yang terakhir yang bisa anda lakukan adalah dengan melakukan terapi applied behavioral analysis ( ABA ). Terapi ini dilakukan dengan cara memberikan pelatihan khusus terhadap anak dalam bentuk hadiah atau pujian serta mengukur kemajuan dari anak tersebut, agar daya konsentrasinya lebih meningkat dari sebelumnya.

Oke sobat semua, sampai disini dulu pembahasan mengenai cara meningkatkan konsentrasi pada anak autis yang penulis share pada artikel kali ini. Sampai jumpa di lain kesempatan. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel kali ini. Salam hangat selalu dari penulis.

Share
Published by
Arby Suharyanto

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

8 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

8 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

9 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

9 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

9 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

9 months ago