Anak-anak pada masa batita atau balita terkadang sering sekali mengamuk atau menangis hebat, yang terkadang kita tidak mengetahui apa penyebab sebenarnya. Ekspresi emosional seperti itu biasanya dikenal dengan sebutan tantrum. Keterbatasan mereka dalam komunikasi yang belum terbentuk sempurna membuat bayi seperti merasa frustasi dan berakhir dengan menangis keras, menjerit, marah, mengamuk, dan lain-lain.
Tantrum biasanya mulai terjadi pada anak usia 12 bulan, dan berlangsung selama 3 tahun. Komunikasi bayi yang belum lancar dan membuat orang tua nya tidak mengerti apa maksudnya dapat membuat bayi terus menerus merengek. Penyebab tantrum ini bisa terjadi mungkin saja karena bayi merasa lapar, haus, ingin bermain atau mencari perhatian orang tua nya. Akan tetapi, seiring bertambahnya usia maka tantrum pada anak akan bisa terkendali sebab si bayi sudah mulai bisa berkomunikasi dan orang tua sudah mulai paham atas apa yang diinginkan oleh anak.
Nah, agar kalian para orang tua tidak kesusahan ketika mengatasi bayi yang sedang tantrum, maka saya akan berikan sedikit tips bagaimana caranya mengatasi tantrum pada bayi. Simak penjelasannya berikut ini!
1. Tetap Tenang dan Jangan Terbawa Emosi
Kunci utama menangani tantrum pada bayi adalah ketenangan dari Mama dan Papanya sendiri. Kondisikan emosi Anda sebagai orang tua di hadapan anak. Jika Anda emosi dan marah-marah, yang ada bayi Anda malah semakin menangis dan mengamuk. Sebab secara tidak langsung, ia akan meniru apa yang orang tuanya lakukan dan perlihatkan.
Saran saya, jangan lakukan hal-hal yang akan membuat Anda menyesal di kemudian hari. Hindari lah memarahi anak ketika mereka sedang merajuk. Sebab yang ia butuhkan adalah ingin di pahami atau hanya sekadar mencari perhatian. Jadi bicaralah padanya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Tetap tenang dan sabar dalam memberi pengertian terhadap si kecil. Lalu mulai mengajaknya berbicara ketika ia sudah tenang dan berhenti menangis.
2. Biarkan Bayi Tenang Lebih Dulu, Kemudian Tanya Mengenai Perasaannya
Saat bayi tantrum, jangan memaksanya untuk mengatakan apa yang sebenarnya ia inginkan. Biarkan ia menyelesaikan tangisnya lebih dulu, karena ada saatnya bayi akan berhenti menangis. Tugas Mama dan Papa sebagai orang tua adalah coba untuk memeluknya, mendekapnya sambil memberikan kata-kata penenang agar si kecil bisa cepat tenang dan berhenti menangis.
Kemudian setelah dirasa bayi berangsur tenang, tanyakan lah padanya mengenai perasaan yang sedang dirasakannya, tanyakan apa keinginannya dan cobalah untuk memahami dan mengerti apa yang disampaikan oleh anak.
Namun saran saya, jangan terlalu sering menggunakan cara ini, sebab kemungkinan bisa saja ini malah jadi kesempatan anak supaya keinginanya harus selalu terpenuhi. Bukannya tidak baik, hanya saja jangan terlalu mengiyakan atau menuruti kemauan si kecil.
3. Mengalihkan Emosi dan Perhatian Anak.
Hal ini pasti sudah tidak asing lagi dan sering digunakan oleh para orang tua ketika mengatasi bayi nya yang sedang tantrum. Biasanya Mama atau Papa akan mengalihkan perhatiannya pada sesuatu yang lucu atau menarik, seperti mainan kesukaan si kecil, membawanya ke tempat-tempat yang menghibur, atau membelikan makanan kesukaan si kecil.
Cara ini memang bisa dibilang cukup ampuh, karena perhatian si kecil yang mudah teralihkan jika dihadapkan pada sesuatu yang baru atau yang ia sukai.
4. Bersikap Tegas Sebagai Orang tua
Seperti yang sudah saya katakan pada poin-poin sebelumnya, bahwa tantrum bisa terjadi karena biasanya bayi yang menginginkan sebuah perhatian dari orang tua atau orang terdekat disekitarnya. Jadi, jika anak Anda selalu sering menunjukkan keadaan mengamuk atau tantrum, ada baiknya jangan langsung mengiyakan permintaan si kecil yang dimaksudnya membuat kemarahannya mereda.
Cobalah untuk bertindak tegas pada anak agar menegaskan bahwa Mama dan Papanya tidak akan menuruti kemauan nya hanya karena ia mengamuk. Karena jika orang tua sudah terpengaruh pada emosi yang dikeluarkan si kecil dan berakhir selalu menuruti keinginannya agar si kecil diam, maka lama-kelamaan si kecil akan memanfaatkan kebiasannya yang sering mengamuk, dan bisa menjadi manja.
Namun walaupun bertindak tegas, bukan berarti Anda harus memarahinya sampai membentak. Tetap sabar dan tahan emosi Anda dalam berbicara pada si kecil. Juga tunjukkan kasih sayang Anda dalam memberi pengertian terhadapnya.
5. Mencari Tahu Penyebab Tantrum
Jika penyebab anak mengalami tantrum adalah karena ia yang kesulitan berkomunikasi atau menyampaikan keinginannya. Maka tugas orang tua ketika mengalami anaknya yang tantrum atau ingin mencegah terjadinya anaknya agar tidak tantrum adalah dengan mencari tahu apa yang diinginkan oleh anak. Perhatikan perilaku atau gerak-gerik yang ditunjukkan oleh anak, dan bertanyalah apa keinginannya, serta cobalah untuk bisa memahami bahasa si kecil.
Maka, ketika Anda sudah bisa memahami bahasa si kecil, Anda akan lebih mudah memahami mereka. Dan dengan begitu, Anda akan dapat mengatasi dan mencegah terjadinya tantrum pada anak Anda.
Itulah sedikitnya penjelasan mengenai bagaimana cara mengatasi bayi yang sedang tantrum. Semoga dengan adanya artikel ini dapat membuat Anda sebagai orang tua tidak merasa kebingungan dan kesulitan lagi mengenai kemarahan si kecil. Namun, apabila Anda masih kesulitan menanganinya atau mungkin si kecil semakin tidak bisa dikontrol ketika mengalami tantrum, ada baiknya untuk konsultasikan masalah itu kepada dokter yang ahli.