Sering kali kita melihat orang lain memiliki gestur yang tidak wajar ketika dalam keadaan tertentu, termasuk saat berbohong. Berbohong merupakan cara seseorang dalam memberi informasi yang tidak benar untuk menyembunyikan hal yang sebenarnya agar orang yang mendengar percaya.
Ada cara yang dapat dicoba untuk memperkirakan apakah yang orang lain bicarakan kepada kita itu jujur atau bohong. Dengan melihat arah gerakan mata, kita dapat mengetahui apa yang sedang lawan bicara kita rasakan.
Dilansir dari situs Liputan6, seorang bernama Richard Bandler memiliki pemikiran yang dinamakan Neuro Linguistic Programming. Idenya adalah dengan melihat gerakan mata lawan bicara.
Dilansir dari situs IDN Times, gerakan bola mata melihat ke kiri atas menunjukkan seseorang sedang mengimajinasikan sesuatu yang belum pernah dilihat. Lalu, gerakan bola mata melihat ke kiri tengah menunjukkan seseorang sedang membayangkan suara yang belum pernah ia dengar. Kedua hal tersebut kemungkinan menunjukkan orang tersebut mengatakan kebohongan.
Sedangkan orang yang gerakan bola matanya melihat ke kanan atas menunjukkan konstruksi visual nyata yang pernah dilihat atau dialami langsung. Kemudian, gerakan bola mata melihat ke kanan tengah menunjukkan seseorang sedang mengingat suara atau percakapan yang pernah didengar sebelumnya. Kedua hal tersebut dapat mengindikasikan orang tersebut sedang mengatakan kejujuran sesuai pengalamannya.
Selain mendeteksi kejujuran melalui gerakan mata, kita juga harus mengetahui cara membaca micro expression lainnya. Dilansir dari situs Portal Merauke, mengerutkan alis, memegang hidung, menutup atau mengusap mulut, bibir yang tegang, dan perubahan ketika bicara juga dapat menjadi petunjuk seseorang yang sedang berbohong.
Demikianlah beberapa cara melihat kejujuran seseorang melalui gerakan mata. Ilmu mengenai ekspresi wajah ini memang benar adanya. Akan tetapi, kita tidak bisa langsung menuduh lawan bicara sedang berbohong atau sudah jujur hanya dengan wajahnya saja tanpa ada bukti pendukungnya.