Manajemen merupakan suatu hal yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana tidak, jika setiap hal yang kita lakukan pasti teelah kita rencanakan dan kita atur sedemikian rupa, dimana hal inilah yang menjadi pengertian manajemen secara singkat.
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Salah satu sumber daya yang kita semua miliki adalah waktu yang membuat kita perlu mempelajari lebih jauh mengenai manajemen waktu itu sendiri. Lalu, bagaimana teori manajemen waktu dalam psikologi?
Menurut Atkinson, manajemen waktu adalah suatu kemampuan yang berkaitan dengan tindakan yang diambil dari seorang individu untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Sedangkan menurut Forsyth manajemen waktu memiliki pengertian tentang bagaimana seorang indvidu bisa mengendalikan waktunya sehingga dia dapat mencapai produktivitas yang diinginkan secara efektif. Untuk bisa melakukan manajemen yang baik, terdapat prinsip-prinsip dan teori yang bisa diikuti. Berikut ini akan dibahas lengkap mengenai manajemen waktu dalam psikologi.
Jika Anda ingin bisa mengatur waktu dengan baik, Anda perlu untuk mengetahui prinsip-prinsip manajemen waktu:
Membuat prioritas untuk setiap kegiatan inilah yang menjadi kunci dari manajemen waktu. Memang, membuat skala prioritas bukanlah sesuatu yang mudah, namun bukan berarti mustahil untuk dilakukan. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan dan diikuti secara disiplin untuk bisa melakukan manajemen waktu yang baik.
Baca juga:
Hal ini sejalan dengan pendapat DR Jan Yager. Menurutnya, manajemen waktu memang bukan merupakan hal yang mudah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam manajemen waktu, yaitu untuk selalu aktif, bukan reaktif.
Selanjutnya, kita harus menentukan tujuan yang ingin kita capai yang diikuti dengan penentuan prioritas dalam bertindak. Selama mengeksekusi semua rencana tersebut pun kita harus tetap fokus dan tidak mudah teralihkan dengan hal-hal lain yang mungkin muncul di tengah jalan. Buat deadine yang realistis dan jangan pernah menunda-nunda apa yang sudah kita rencanakan.
Seseorang yang melakukan manajemen waktu bukan berarti akan kehilangan atau tidak memiliki waktu untuk bersenang-senang. Juga bukan berarti orang tersebut hanya menghabiskan waktu untuk belajar dan bekerja mengejar target. Melainkan, mengatur waktu yang dimiliki untuk menentukan kapan harus belajar dan bekerja mengejar target, serta kapan harus beristirahat dan melakukan refreshing. (Baca juga: Pengaruh Game Terhadap Mental Anak)
Membagi waktu sejak awal seseorang akan melakukan kegiatan tertentu akan membantu orang tersebut memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien. Tidak akan ada waktu yang terbuang karena semua kegiatan telah direncanakan. Secara psikologi pun seseorang yang membuat manajemen waktu akan lebih mudah fokus dan menyelesaikan pekerjaan satu demi satu.
Tidak hanya membantu Anda fokus dan konsentrasi dalam menyelesaikan pekerjaan, membuat manajemen waktu yang baik akan sangat membantu Anda mengendalikan stress. Belajar, bekerja ataupun melakukan kegiatan lain untuk mengejar target pasti membutuhkan energi dan konsentrasi yang tinggi.
Hal ini sangat mungkin membuat Anda merasa tertekan dan stress. Maka, membagi waktu untuk bekerja dan beristirahat secara efisien akan membantu Anda mengelola stress karena Anda telah merencanakan kapan Anda harus menghentikan pekerjaan.
Baca juga:
Untuk bisa membuat manajemen waktu yang baik, ada tiga hal yang harus Anda miliki. Tiga hal tersebut adalah sebagai berikut:
Setiap orang pasti memiliki tujuan atau goal yang berbeda. Memiliki tujuan ini sangat penting untuk membuat hidup Anda lebih terarah, bukan hanya rutinitas tanpa tujuan yang berarti. Tujuan yang Anda miliki akan menjadi langkah awal untuk menentukan target-target jangka pendek hingga jangka panjang yang akan membantu Anda mencapai tujuan akhir. Jika Anda masih belum menemukan tujuan dalam hidup Anda, jangan ragu untuk meminta bimbingan dari orang lain. (Baca juga: Fungsi Filsafat Manusia dalam Psikologi dan Kehidupan Manusia)
Sering kita mendengar pepatah, ‘jika Anda gagal merencanakan, maka Anda merencanakan untuk gagal’. Pepatah ini menunjukkan bahwa rencana akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya Anda mencapai tujuan yang Anda inginkan.
Jika Anda telah memiliki tujuan atau target yang jelas, maka Anda perlu untuk menyusun rencana terkait langkah-langkah apa saja yang dibutuhkan untuk bisa mencapai tujuan tersebut. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:
Langkah-langkah perencanaan di atas mungkin terdengar sangat panjang, namun akan sangat bermanfaat jika Anda coba. Bukan hanya membantu Anda merencanakan, melainkan juga akan mempermudah Anda saat akan mengeksekusi rencana-rencana tersebut.
Setelah membuat semua rencana, tentu Anda harus melakukan rencana-rencana tersebut. Tidak akan ada artinya jika rencana yang Anda buat dibiarkan begitu saja. Bagaimanapun dalam usaha mencapai tujuan Anda perlu bertindak dan berusaha. Dalam hal ini manajemen waktu dan perencanaan yang baik akan berperan dalam usaha mencapai tujuan tersebut.
Manajemen waktu, yang merupakan faktor internal di dalam diri seseorang dalam mengelola dirinya sendiri memang membutuhkan kedisiplinan yang tinggi. Maka, dengan menggunakan teori manajemen waktu dalam psikologi ini kita akan memahami bahwa manajemen waktu merupakan motivasi atau motor penggerak bagi seorang individu untuk bisa mencapai tujuannya. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…