1. Pengertian Teori Lapangan dalam Psikologi Sosial Kehidupan
Lapangan dalam psikologi sosial kehidupan dari seorang individu terdiri dari orang itu sendiri dan lingkungan kejiwaan (psikologis) yang ada padanya. Demikian pula lapangan dalam psikologi sosial kehidupan suatu kelompok adalah kelompok itu sendiri ditambah dengan lingkungan tempat kelompok itu berada pada suatu saat tertentu.
Lapangan dalam psikologi sosial kehidupan terbagi-bagi dalam wilayah-wilayah (region) atau disebut juga lingkungan kehidupan (life-sphere). Lingkungan kehidupan ini ada yang bersifat nyata (reality) seperti ibu, teman, pekerjaan, dan sebagainya dan ada pula yang bersifat maya (irreality), seperti harapan, cita-cita, dan sebagainya.
Jadi lapangan dalam psikologi sosial kehidupan mempunyai dimensi nyata-maya (dimensi R-I). Dimensi kedua dari lapangan dalam psikologi sosial kehidupan adalah kecairan (fluidity) dari lingkungan-lingkungan kehidupan tersebut di atas.
Kecairan berarti dapat terjadi gerak,perpindahan dari satu wilayah ke wilayah yang lain yang tergantung pada keras atau lunaknya dinding-dinding pembatas dari masing-masing wilayah dalam lapangan dalam psikologi sosial kehidupan itu. (Baca juga mengenai contoh peran remaja dalam masyarakat).
Dimensi lain dari Lapangan dalam psikologi sosial Kehidupan adalah “waktu psikologik”. Walaupun cara pendekatan yang digunakan Lewin adalah ahistoris, perkembangan lapangan dalam psikologi sosial kehidupan itu sendiri menyebabkan adanya masa lalu,
masa kini, dan masa depan psikologik. Dalam kombinasinya dengan dimensi nyata-maya (R-I), dimensi waktu ini memberikan sifat yang dinamis pada lapangan dalam psikologi sosial kehidupan. (Baca juga mengenai terapi kognitif pada lansia).
2. Sebab Terjadinya
Hal-hal yang dapat menyebabkan perubahan lapangan dalam psikologi sosial kehidupan yaitu :
3. Hubungan dengan Suatu tingkah Laku
Suatu tingkah laku menurut Lewin adalah lokomosi (locomotion) yang berarti perubahan atau gerakan pada lapangan dalam psikologi sosial kehidupan. Lokomosi dapat terjadi karena ada “komunikasi” antara dua wilayah dalam lapangan dalam psikologi sosial kehidupan seseorang. (Baca juga mengenai peran remaja dalam perkembangan desa).
Komunikasi antara dua wilayah tersebut menimbulkan ketegangan (tension) pada satu wilayah dan ketegangan menimbulkan kebutuhan (need) dan kebutuhan inilah yang menyebabkan suatu tingkah laku. Namun, sebelum kebutuhan bisa menimbulkan lokomosi, masih ada satu faktor lagi yaitu batas-batas (barrier) wilayah yang bersangkutan. (Baca juga mengenai peran dalam perkembangan emosi remaja).
Kalau batas itu kaku dan kenyal,maka batas itu akan sukar ditembus oleh daya (forces) yang ada dalam lapangan dalam psikologi sosial kehidupan seseorang sehingga sulit terjadi lokomosi. Sebailknya, kalau batas wilayah-wilayah itu lunak, maka akan terjadi pertukaran daya antar wilayah sehingga wilayah-wilayah yang berkomunikasi itu berada dalam tingkat ketegangan yang seimbang kembali.
4. Daya yang Mendorong
Kurt Lewin membagi-bagi daya dalam beberapa jenis berikut ini :
5. Hubungan dengan Ketegangan
Meredakan ketegangan tidak berarti bahwa ketegangan itu harus hilang sama sekali (dalam keadaan nol), melainkan ketegangan itu disebarkan secara merata dari satu wilayah ke wilayah-wilayah lain dalam lapangan dalam psikologi sosial kehidupan.
Dengan perkataan ini,peredaan ketegangan berarti tercapainya equilibrium (keseimbangan) di antara wilayah-wilayah. Dengan demikian, ketegangan suatu wilayah tertentu bisa mereda, tetapi secara umum ketegangan di seluruh lapangan dalam psikologi sosial kehidupan belum tentu mereda.
6. Teori- Teori Lapangan dalam Psikologi Sosial
Kekuasaan social (social power) menurut Cartwright adalah masalah yang sangat penting dalam menganalisis perilaku social. Cartwright mendasarkan teorinya pada definisi yang dikemukakan oleh Kurt Lewin (1951) tentang kekuasaan (power) sebagai berikut:
“ Kekuasaan A atas B dalam rangka mengubah X menjadi Y pada bagai hasil (kuosien) antara daya maksimum yang dapat dipaksakan A terhadap B dengan daya tolak maksimum yang dapat dihasilkan oleh B untuk bergerak menuju kearah yang sebaliknya”.
Atas dasar definisi Lewin tersebut di atas, Cartwright merumuskan kembalinya suatu definisi yang tidak berintikan hasil bagi (kuosien/ratio), melainkan lebih berasaskan selisih. Reformulasi Cartwright tentang definisi kekuasaan berbunyi sebagai berikut:
“Kekuasaan A atas B dalam rangka mengubah X menjadi Y pada waktu tertentu sama dengan kekuatan maksimum dari daya-daya yang dapat dihasilkan oleh A ke jurusan tersebut (X ke Y), pada waktu tersebut”. Cartwright, ia menyebutkan ketujuh istilah primitif itu adalah pelaku (egent), sikap pelaku (act of agent), lokus (locus), hubungan langsung (direct joining), dasar motif (motive base), besaran (magnitude), dan waktu (time).
7. Istilah yang Berhubungan
Demikian yang dapat disampaikan penulis, semoga menjadi wawasan berkualitas dan bermanfaat. Terima kasih.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…