Psikologi abnormal merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi yang bertujuan untuk memahami perilaku-perilaku abnormal serta bagaimana cara mengatasi perilaku abnormal tersebut. Namun sebenarnya perilaku seperti apa yang masuk ke dalam perilaku abnormal? Danapakah perilaku kita sudah sesuai dan tidak melanggar batasan antara perilaku normal dan abnormal?
Psikologi abnormal terkadang juga disebut dengan psikopatologi, yang mana dalam istilah bahasa Inggrisnya adalah Abnormal Psychology. Ada beberapa pengertia psikologi abnormal menurut pendapat para ahli, seperti berikut ini:
Sehingga dapat disimpulkan jika terdapat pokok-pokok dalam ilmu psikologi abnormal, antara lain seperti:
Psikologi abnormal memiliki beberapa manfaat di dalamnya, antara lain seperti:
Lalu apa saja yang masuk ke dalam jenis-jenis perilaku abnormal? Berikut ini beberapa kriteria dalam menentukan apakah perilaku seseorang termasuk abnormalitas atau tidak.
1. Model Psikodinamika
Teori ini juga dikenal sebagai teori posikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmun Freud. Hipotesis struktruralnya merupakan keyakinan jika terdapat kekuatan yang saling bertentangan di dalam kepribadian yang kemudian terbagi menjadi 3 yaitu id, ego, dan superego. Kesehatan mental merupakan fungsi dari keseimbangan yang dinamis yang terjadi antara id, ego, dan superego.
Sedangkan dalam perilaku abnormal muncul dikarenakan interaksi yang terhjadi antara id, ego, dan superego yang berjalan tidak seimbang. Misalnya saja, insting skesual yang berubah ke bentuk perilaku pemerkosaan dikarenakan tidak adanya superego yang berfungsi untuk memberikan kontrol. Jika salah satu dari fungsi tersebut tidak berjalan sesuai normalnya, maka seseorang bisa mengalami kecenderungan untuk berperilaku abnormal.
Dalam psikodinamika juga diperkenalkan tentang 5 tahapan perkembangan atau yang dikenal sebagai tahapan psikoseksual, yaitu antara lain:
Ketidakberhasilan ketika menyelesaikan tahapan-tahapan perkembangan yang ada menjadi penyebab munculnya perilaku abnormal dalam diri seseorang. Individu yang mengalami fiksasi membuatnya terjebal di dalam fase perkembangan yang terjadi saat berusia anak-anak. Misalnya saja anak mengalami fiksasi ketika fase anal, akan mengembangkan karakternya yang ceroboh, tidak terkontrol, impulsif, serta menyebabkan perilaku abnormal muncul.
2. Model – Model Belajar
Atau yang lebih dikenal dengan teori belajar behavioristik, teori ini dikemukakan oleh John B. Watson dan Ivan Pavlov. Teori behaviourisme ini lebih berfokus pada refleks yang dikondisikan dari peran yang berasal dari belajar saat menjelaskan tentang perilaku normal ataupun abnormal. Dalam persepektif belajar mengenai perilaku abnormal akan mencerminkan bagiaman perolehan serta pembelajaran yang berasal dari perilaku yang kurang sesuai maupun tidak adaptif.
Ciri-ciri gangguan kepribadian yang berkaitan dengan pengalaman belajar yang didapatkan di masa anak-anak termasuk belajar tentang observasional serta perilaku menyimpang. Obsessive-compulsive dapat dikaitkan dengan disiplin serta kontrol dari orang tua yang agak berlebihan di masa anak-anak. Kurang adanya kesempatan bagi anak0anak untuk mempelajari tentang perilaku eksploratof atau mandiri.
Anak-anak yang mana mempelajari hukum-hukum yang ada dari belajar melalui observasi pada perilaku-perilaku orang lainnya. Biasanya akan memunculkan agresivitas yang diakibatkan adanya provokasi serta kepercayaan jika mereka bisa mendapatkan penghargaan lebih dibandingkan hukuman tentang perilaku tersebut.
3. Teori Kogniti – Sosial
Pandangan kognitif menjelaskan jika perilaku abnormal didasarkan apda pikiran-pikiran yang kelirut serta proses pemikiran yang kalut. Biasanya masalah-masalah yang berkaitan tentang pikiran yang dianggap sebagai simtom yang berasal dari gangguan psikologis, namun lebih ke dalam pandangan kognitif, pikiran-pikiran tersebut dianggap sebagai penyebab dari gangguan-gangguan tersebut.
Terdapat kontribusi dari beberapa teoritikus seperti Julian B Rotter, Walter Mischel, dan Albert Bandura yang memberikan penekanan dari peran-peran yang berasal dari proses berpikir atau kognisi yang didapatkan dari pengamatan atau modelling dari perilaku-perilaku yang ditampilkan manusia. Manusia memberikan pengaruh yang cukup kuat pada lingkungan seperti lingkungan memberikan pengaruh kepada manusia. Terlalu sedikit adanya penekanan dalam kontribusi genetik menyebabkan perilaku yang gagal.
4. Model Model Humanistik
Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow dan Carl Roger yang mana di dalamnya terdapat dorongan untuk melakukan self actualization untuk bisa menjadi sesuatu yang memang diinginkan dan dapat diraih. Manusia menjadi aktor di dalam drama kehidupan, bukan sebagai reactor. Keyakinan yang utama adalah perilaku abnormal merupakan hasil perkembangan mengenai konsep self yang terganggu.
5. Model – model Kognitif
Model kognitif di dalam pola perilaku abnormal yang paling menonjol adalah mengenai pendekatan pemrosesan informasi serta model-model yang telah dikemabangkan oleh Aaron Beck dan Albert Ellis. Distress emosional yang disebabkan karena adanya keyakinan yang dimiliki seseorang mengenai pengalaman hidupnya bukan mengenai pengalaman yang dialami mereka sendiri.
6. Model Diatesis Stress
Diatesis merupakan suatu kerentanan atau predisposisi pada gangguan-gangguan tertentu. Mengemukakan jika masalah-masalah dalam perilaku abnormal dapat meliputi intreaksi yang terjadi antara peristiwa dan kerentanan ataupun pengalaman hidup yang penuh dengan stress.
Belum ada treatmen yang tepat yang digunakan untuk mengatasi perilaku abnormal, bahkan pendekatan dari teori-teori tertentu yang digunakan untuk mencegah perilaku abnormal dapat terjadi pada diri seseorang. Hanya saja teori-teori tersebut dikombinasikan menggunakan pendekatan-pendekatan yang ada sebagai treatment untuk mencegah kondisi abnormal bertambah parah.
Terapis yang berasal dari berbagai aliran mencoba untuk membantu orang-orang yang mengalami gangguan-gangguan ini untuk bisa mencapai kesadaran yang menjadi lebih baik lagi dengan cara mengubah pola perilaku dari self-defeating serta belajar untuk bisa lebih beradaptasi dengan orang-orang yang berada di sekitarnya. Selain itu pula, diterapkan terapi psikodinamika yang dilakukan dalam jangka pendek serta pendekatan melalui penanganan kognitif-behavioral dengan cara menelusuri pola pikiran pasien yang bertujuan untuk mencari tahu tentang masalah yang ada dan kemudian memperbaiki encodingnya.
Nah itu tadi beberapa teori-teori yang digunakan dalam psikologi abnormal. Perilaku abnormal memang bisa terjadi pada siapapun dan kapanpun. Untuk itu lah penderita gangguan abnormal butuh dukungan dari orang-orang disekitarnya untuk bisa berubah menjadi yang lebih baik lagi. Perilaku ini pun juga tidak bisa dibiarkan begitu saja karena menyebabkan gangguan dalam kehidupan sosial penderitanya. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…