Bullying. Jika mendengar kata bullying kira – kira apa yang akan terlintas dalam benak anda sobat? Tentunya sobat semua sudah sering mendengar kata bullying ini ya sobat, atau bahkan sudah pernah membully atau dibully orang lain. Namun apakah sobat semua apa itu yang dimaksud dengan bullying?
Oke sobat semua, untuk menjawab pertanyaan tersebut, pada kesempatan kali ini penulis akan membhasnya secara detail untuk anda. Adapun topik atau tema yang akan kita bahas kali ini adalah mengenai teori bullying dalam psikologi. Untuk itu, yuk sobat, mari kita simak ulasan berikut ini dengan seksama.
Sebelum membahas mengenai teori bullying dalam psikologi tersebut, ada baiknya kita terlebih dahulu membahas mengenai pengertian psikologi terlebih dahulu ya sobat agar pemahaman anda lebih “ oke “ nantinya mengenai psikologi tersebut.
Seperti yang sudah kita ketahui dan rasakan bersama, psikologi ini memang memberikan dampak atau peran yang cukup penting dalam kehidupan kita sehari – hari. Namun sobat, yang sering terjadi adalah kita tidak terlalu mengerti atau peduli bahwasanya dalam kehodupan kita sehari – hari yang kita jalani, ada psikologi ini yang berperan penting.
Adapun psikologi itu sendiri berasal dari Bahasa Yunani Kuno yaitu psychology yang merupakan gabungan dari kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi dari uraina tersebut dapat kita simpulkan bahwasnya psychology adalah ilmu jiwa.
Dari penjelasan tersebut , maka dapat kita simpulkan bahwa psikologi adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku mansia biak secara terbuka maupun secara tertutup baik dalam hal individu maupun secara kelompok dalam hubungan atau interaksinya dengan lingkungannya.
Adapun yang disebut dengan tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan seseorang seperti berbicara, duduk, berjalan, atau hal lainnya yang membutuhkan gerakan dari otot motorik. Sedangkan tingkah laku tertutup meliputi kegiatan atau perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu yang bersifat abstrak, seperti pada saat berpikir, berkeyakinan dan berperasaan.
Oke sobat semua, kini saatnya kita akan membahas topik atau pembahasan utama kita yaitu mengenai teori bullying dalam psikologi. Adapun defenisi kata bullying merupakan sebuah kata serapan dari Bahasa Inggris. Istilah bullying ini semakin hari semakin banyak diketahui atau bahkan dilakukan oleh sekelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat yang lainnya, maupun dilakukan oleh sekelompok aatu seseorang terhadap sorang individu yang lainnya.
Bullying itu bersal dari kata bully, yang artinya penggertak, atau orang yang mengganggu orang yang lemah. Pada kebanyakan kasus di Indonesia, istilah bullying ini sering kali dikaitkan dengan fenomena yang berbau penindasan, penggencetan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, atau intimidasi.
Secara umum, bullying ini dinilai sebagai suatu bentuk kejahatan dikarenakan oleh unsur – unsur yang ada dalam bullying tersebut. Dimana di dalam bullying tersebut terdapat beberapa unsur yang dominan kearah negatif sehingga dnilai sebagai suatu tindak kejahatan. (Baca juga mengenai etika dalam pendidikan karakter)
Adapun unsur – unsur yang dimaksud adalah seperti keinginan untuk menyakiti, tindakan negatif, ketidak seimbangan kekuatan , pengulangan atau repetisi, bukan sekedar penggunaan kekuatan, kesenangan yang dirasakan oleh pihak pelaku ketika melihat korban bully nya merasa tertekan baik secara jasmani maupun secara rohani.
Nah sobat semua, jika selama ini ada adalah seorang yang sering membully, sebaiknya mulai sekarang berhenti ya sobat, karena seperti yang sudah penulis jelaska di atas, bullying ini bisa saja termasuk ketegori kejahatan. Adapun yang termasuk teori bullying dalam psikologi, antara lain sebaga berikut :
1. Ketidakseimbangan Kekuatan ( Imbalance Power )
Yaitu teori yang beranggapan bahwa bullying bukanlah persaingan antara saudara kandung , bukan pula perkelahian yang melibatkan dua pihak yang setara . Namun pelaku bullying bisa saja orang yang lebih tua, lebih muda lebih kuat, lebih besar, lebih mahir secara verbal, lebih tinggi secara status sosial, atau bersal dari ras yang berbeda.
Dengan keadaan seperti inilah kegiatan bullying sering terjadi karena adalanya ketidakseimbangan kekuatan dari semua faktor atau aspek kehidupan dari seorang pelaku bullying tersebut. Dengan adanya ketidak seimbangan kekuatan tersebut, maka akan dijadikan senjata yang paling kuat untuk membully calaon korbannya. (Baca juga mengenai pengaruh hedonisme terhadap remaja)
2. Keinginan Untuk Mencederai ( Desire To Hurt)
Yaitu teori yang beranggapan bahwa dalam bullying tidak ada kecelakaan atu kekeliruan dan tidak ada ketidaksengajaan dalam pengucilan korbannya. Bullying berarti menyebabkan kepedihan emosional atau luka fisik, melibatkan tindakan yang dapat melukai dan tentunya menimbulkan rasa senaNg dihati sang pelaku saaat menyaksikan penderitaan korbannya.
Apabila sang pelaku berhasil membuat korbannya menderita, barulah sipelaku tersebut merasa puas dengan apa yang di inginkan. Wah bahaya sekali ya sobat sikap bullying ini. (Baca juga mengenai konsep etika dalam penyelidikan psikologi)
3. Adanya Ancaman Agresi Lebih Lanjut
Yaitu teori yang beranggapan bahwa bullying tidak dimasukkan sebagai peristiwa yang hanya terjadi sekali saja. Tetapi bullying ini cenderung akan dilakukan atau diulangi kembali sampai si pelaku merasa puas melihat keadaan korbannya. (Baca juga mengenai konsep etika dalam penyelidikan psikologi)
4. Teror
Nah sobat semua, unsur atau teori yang palng membahayakan dari perbuatan bullying ini adalah teror. Teror ini terjadi atau muncul ketika eskalasi bullying semakin meningkat. Bullying adalah kekerasan sistematik yang digunakan untuk mengintimidasi dan memelihara dominasi. (Baca juga mengenai implikasi psikologi perkembangan terhadap pendidikan prasekolah)
Teror ini bukan hanya salah satu cara yang digunakan untuk mencapai bullying, tetapi juga sebagai tujuan dari bullying itu sendiri. Sebagai tambahan informasi nih buat sobat semua, bullying ini dikenal sebagai masalah sosial yang terutama ditemukan dikalangan anak – anak remaja sekolah.
Meski tidak mewakili kriminalitas, bullying ini dapat menimnbulkan efek negatif yang tinggi yang jelas dapat membuatnya menjadi salah satu bentuk perilaku yang bersifat agresif. Nah sobat semua, penulis saranakan apabila anda mempunyai anak atau saudara yang masih berumur remaja hendaknya dijaga ya pergaulannya.
Oke sobat semua, sekian informasi mengenai teori bullying dalam psikologi yang bisa penulsi share pada artikel ini. Terima kasih bagi sobat semua yang sudah membaca artikel ini. Sampai ketemu diatikel selanjutnya. Salam say no to bullying.